68. The Memory

16 2 0
                                    

Hay!

Double up!

Hehe semoga suka sama endingnya nanti ❤️


68. The Memory

"Terima kasih atas dunia neraka yang udah lo kasih." Ucap Fania lalu mengarahkan pistol yang dia diam-diam ambil di lantai tadi kepada Erants.

Dengan cepat Rzdry mengangkat tangan gadis tersebut yang membuat arah tembakan tak mengenai Erants dan terlepas ke arah lain. Rzdry pun langsung menjatuhkan Fania dan menahan kedua tangannya.

"Dia hampir sia-siain hasil kerja kita." Ucap Artaz datar berlanjut dengan helaan nafas.

"Lo ngomong apaan sih?" Lontar Artaz kepada Cershyna.

Perempuan yang melihat ke arah seorang gadis yang kembali diborgol kedua tangannya itu kemudian berbalik berjalan menuju lelaki yang baru saja melemparkan pertanyaan padanya. Cershyna yang melepaskan gelang peringatan yang sudah terlepas sesuai dengan waktunya itu membalas.

"Udah selesai." Balas Cershyna.

Artaz menaikan sebelah alisnya. "Terus itu?" Tanyanya yang melirik ke arah orang-orang yang sudah bisa disebut sebagai mantan anggota Generants.

"Giliran lo." Jawab Cershyna lalu memberikan gelang yang dia pegang kepada Artaz. Lalu dia berjalan menuju pintu keluar dan menghilang dari balik tembok.

Devian melirik ke arah pintu yang digunakan Cershyna untuk keluar dari ruangan ini. Sementara Artaz yang menjadi lirikan selanjutnya itu sedang berdecak sembari mengantungi gelang yang dia pegang ke dalam sakunya.

"Dia mau tangan gue putus kali ya." Decak Artaz lalu berjalan menuju para mantan anggota Generants di sana.

Beralih kembali pada Devian, perlahan dia melangkah meninggalkan ruangan dengan menggunakan pintu yang sudah rusak oleh bom kecil ulah sepupunya itu. Devian yang keluar itu langsung melihat seorang perempuan yang sedang berjalan dengan langkah perlahan.

Dia juga tampak menundukkan kepalanya dan lalu kembali terlihat kalau tangannya mulai memeganginya kepalanya itu. Dari sisi Cershyna, dia mulai merasakan ada yang aneh dengan dirinya itu. Lama kelamaan pandangannya memburam selama beberapa detik, rasa pusing pun terasa dengan sebuah ingatan yang tiba-tiba kembali muncul dipikirannya.

Devian yang langsung berjalan untuk menyusul perempuan itu pun mulai mempercepat langkahnya ketika dia melihat Cershyna sudah mulai menghentikan langkahnya. Perempuan itu pun menahan dirinya dengan menyandarkan satu bahunya ke dinding.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara bunyi tembakan dari ruangan yang ada di balik tembok. Membuat Devian seketika berhenti dan melihat ke arah belakangnya, dia dikejutkan dengan tembakan yang sebenarnya dibuat oleh lelaki yang sedang beraksi itu.

CERSHYNA | Completed Where stories live. Discover now