35. Trauma

29 7 0
                                    

Hay!

Vote ke berapa? Hm?


35. Trauma

Dari sebuah ruangan ada seorang gadis yang sedari tadi mondar-mandir dengan perasaan gelisah. Gadis yang memiliki hiasan menyala dengan bentuk huruf yang memperlihatkan tulisan nama 'Emmaly' dalam huruf sambung di bagian dinding samping tempat tidurnya itu tak membuat Emmaly terus memandangi spot favorit dalam kamarnya itu.

Sekarang yang paling penting adalah bagaimana dengan hari-hari ke depannya, saat ini dia tak memiliki seseorang yang bisa di hubungi. Karena yang tau tentang perusahaan milik Nez itu semua sudah ditangkap, sedangkan Emmaly tak mungkin meminta tolong pada saudara tentang hal yang merupakan rahasia terbesar ini. Dia sudah berjanji pada Nez dan juga Ayahnya.

Melakukan gerakan refleks menggigit jari-jarinya, Emmaly masih tetap terus mencari cara untuk bisa menemui sahabatnya itu.

"Agghh! Gue ke kantor polisi aja deh!" Frustasi Emmaly yang mengambil jaket dan kunci mobilnya dan segera keluar dari kamarnya itu.

"Tapi gimana kalau mereka tau siapa gue?" Monolog Emmaly menghentikan langkahnya.

"Terus sekarang gue harus apa?!"

"Mana orang-orang itu masih ngincar gue lagi!"

Dia kembali bingung dan mulai melangkahkan kakinya berputar-putar dia area yang sama. "Oke, apa gue minta bantuan dia aja ya?"

~ᴥ~

Setelah kejadian kemarin pagi ini Cershyna masih tetap harus berada di rumah sakit. Bangun dengan matahari yang sudah muncul, Cershyna beralih melirik lelaki yang berada di sofa dan terlihat masih tertidur. Setiap kali terbangun Devian pasti saja sudah berada di ruangan ini, bahkan dia bilang pada Cershyna kalau dia sudah sempat pulang, makan dan lain-lain saat Cershyna tidur.

Membuat Cershyna tak habis pikir dengan itu, Devian begitu memperhatikan Shynaya.

Mengambil remote di atas nakas samping brankarnya, Cershyna menaikan brankar bagian punggung agar dia bisa sedikit duduk. Melihat ponselnya yang berada di sisi brankar, Cershyna mengambilnya namun saat dia hendak menyalakannya baterai ponsel itu ternyata sudah habis. Dia lupa mengisi daya sejak kemarin.

Cershyna pun menyibak selimutnya lalu duduk di sisi brankar, sebisa mungkin dia tak membuat suara apapun agar lelaki di belakangnya itu tidak terbangun. Cershyna mengambil infusnya dari tempatnya dan memegang botol infus itu lalu dia bangkit dari tempat yang dia singgahi selama berjam-jam itu. Namun saat dia hendak melangkah ternyata alat yang tersambung dengan alat pendeteksi denyut jantung itu masih menempel di bagian dada tepat di daerah jantung.

CERSHYNA | Completed Where stories live. Discover now