Prolog

71.4K 7.2K 208
                                    

_______________________________________

Happy Reading.

_______________________________________

Awss.

Ringisku dikala kepala ku yang begitu sakit, rasa rasanya kepala ku seperti ingin terpecah.

Aku merasakan kasur empuk di bawah tubuhku ini, hah??, jika ku pikir pikir lagi, kasur yang aku punya rasanya begitu keras.

Dengan segera aku bangkit dari tidur.

Apa apaan ini???!!.

Aku melirik baju yang di kenakan saat ini, sebuah gaun mewah??

Kenapa pakaian yang ku pakai begitu aneh dan~

Indah

Ah lupakan tentang indahnya gaun itu.

Aku menatap sekeliling ruangan, ruangan luas berdominasi warna putih dan ungu, sangat cutee.

Tapi dimana aku berada??.

Seingatku, aku baru saja ingin kabur dari ibu kandungku yang ingin menjual diriku kepada ayah tiri.

Lalu, aku menceburkan diri ke dalam danau yang begitu dalam.

Mengingat itu membuatku semakin geram, bisa bisanya ibu yang selalu aku banggakan dan aku sayangi kini malah menjualku pada ayah tiriku sendiri.

Dasar wanita penggila uang!!.

Brukk.

Kudengar pintu ruangan ini di buka kasar oleh seorang wanita berpenampilan pelayan dengan wajah khawatir nya.

Siapakah gerangan wanita tersebut??.

Ia berjalan ke arahku yang membuat diriku takut sekaligus was was.

Aku takut jika orang ini akan melukaiku.

"syukurlah nona sudah bangun." ucapnya sembari terisak.

Nona??, siapa yang ia panggil nona??.

Apakah aku??, haha ayolahh, jangan terlalu GR Sarry!, kamu itu bukan seorang nona muda.

Bahkan aku sering tidur di gudang saat di hukum oleh ibuku.

"maaf, kamu siapa ya??." tanyaku penasaran.

Aku berbicara dengan cara yang begitu sopan, bagaimana pun juga wanita di depanku ini lebih tua dariku.

Mungkin jarak umur aku dan dia sekitar 2 tahunan.

"apa maksud anda nona Amoora??." tanya wanita tersebut nampak terkejut.

Kenapa orang itu terlihat sangat terkejut, apa ada yang salah dengan wajahku??, atau.

Sikapku??.

Tunggu, tunggu, siapa Amoora??, kenapa ia memanggil ku dengan embel embel sebutan nona dan kenapa ia menyebutku sebagai Amoora.

Ehhh

Amoora, Amoora??.

Nama itu semacam pernah aku dengar, namun dimana ya??.

"Amoora, siapa itu Amoora??." tanyaku penasaran.

Ku lihat wajah wanita tersebut nampak bertambah kejut, bahkan air mata yang sendari tadi ia tahan kini keluar dengan sendirinya.

Isakan pun terdengar jelas di telingaku yang begitu tajam.

Apa aku mengatakan hal yang menyakitkan??.

Transmigrasi Queen Amoora [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang