07

37.7K 4.8K 83
                                    

_______________________________________

Happy Reading

_______________________________________

Amoora Pov.

Bruk.

Aku melempar kan tubuhku ke ranjang kamarku yang begitu empuk.

Menutup mataku rapat rapat sembari menghirup udara sebanyak yang aku mampu.

Sungguh, hari ini adalah hari yang paling sial bagiku.

Andai saja aku tidak mendudukan tubuhku di samping tokoh utama, aku tidak akan di ajak berteman oleh nya.

Setelah kejadian tadi yang membuat hatiku dag dig dug serr gara gara Sherrin mengajakku berteman.

Akhirnya aku menyetujui nya.

Aku tidak tega jika menolak ajakan Sherrin untuk mengajak ku berteman, apalagi setelah melihat wajah cantik Sherrin yang begitu memelas membuatku tidak enak.

Jujur, wajah Sherrin sangatlah cantik, rambut berwarna biru navynya nampak sangat lembut nan berkilau

Apalagi ukiran wajahnya yang begitu sempurna membuatku insecure.

Haduh, aku memang selalu suka insecure yah.

Mau bagaimana lagi, memang sudah dari sifatku~

Oke, lupakan tentang sifatku yang suka insecure-an, bagaimana jika kita ubah rencana.

Dari rencana 'tidak menjadi mencolok' akan aku ubah menjadi 'menjodohkan mereka berdua'.

Setelah itu aku akan bisa hidup aman tentram tanpa cobaan.

Baiklah, berarti fiks jika rencanaku untuk menjodohkan mereka.

Ayo semangat Sarry, kau pasti bisa!!.

Normal Pov.

***

Pagi pun tiba, mentari datang menyinari kawasan kerajaan es yang begitu dingin.

Amoora masih asik dengan dunianya sendiri tanpa terganggu oleh cahaya matahari yang menyinari kamarnya.

Moza masuk ke dalam kamar putri Amoora dengan nampan berisi makanan di genggaman nya.

Meletakan nampan tersebut di atas meja yang sudah tersedia, ia pun berjalan menuju Amoora berada.

Ngokk ngokk.

Suara dengkuran halus masuk ke dalam indra pendengaran Moza, mungkin sudah tidak bisa di bilang dengkuran halus.

Namun dengkuran keras.

Mozs meringis pelan, sejak kapan nonanya ini suka mengorok?, perasaaan dulu nona Amoora tetap anggun walau sedang tertidur.


"nona Amoora, ayo bangun." ujar Mozs berusaha membangunkan Putri Amoora.

Amoora tidak menggubris, ia masih asik bermimpi sambil memeluk bantal gulingnya.

Seperti nya Amoora tengah bermimpi indah, buktinya ia tidak bangun saat di bangunkan oleh Moza.

"nona~." panggilnya sekali lagi.

Nonanya ini memang sangat sulit di bangunkan.

Transmigrasi Queen Amoora [ END ]Where stories live. Discover now