09

36.7K 4.8K 107
                                    

_______________________________________

Happy Reading

_______________________________________

Setelah acara selesai, Amoora dengan cepat kembali ke kamarnya.

Ia tidak ingin berlama lama bersama Sherrin karna bisa membahayakan nyawanya.

Amoora berjalan menuju balkon kamarnya, butiran salju turun dengan deras di sekitar kerajaan.

Ia mendongakan kepalanya menatap langit langit biru, membiarkan beberapa butir salju jatuh ke kepalanya.

Tangan mulus Amoora terulur untuk menangkap beberapa bulir salju, wajah cantik nya seketika berubah menjadi murung.

Jujur, ia rindu dengan dunianya yang dulu, walau Sarry hidup dengan segala kekangan milik ibunya.

Namun Sarry masih memiliki seorang sahabat yang selalu menemani nya di setiap saat.

Di saat ia bersedih, dan di saat ia bahagia.

Dia Velica, sahabat terbaik bagi Sarry untuk selama lamanya.

Gimana kabar Velica kalo tau gue udah meninggal?.

Velica pasti akan sangat terpukul.

Sedangkan ibunya??, haha, itu tidak mungkin.

Dia tidak akan memikirkan anak semata wayang nya ini karna sibuk dengan harta yang ia punya.

Bahkan ibunya rela membunuh ayah Sarry hanya demi sebuah harta warisan.

Raut wajah Amoora seketika berubah menjadi bahagia.

"ayo semangat Sarry!, dunia ini milikmu sekarang!, jadi~

lupakan duniamu yang dulu!!." pekiknya bersemangat.

Ia merentangkan kedua tangannya guna menikmati hembusan angin yang begitu menyejukkan.

"gadis aneh." gumam seorang pria yang melihat perilaku putri Amoora.

Dari tadi, pria tersebut memandang wajah cantik Amoora dari arah kejauhan.

Ia heran dengan sikapnya, wajah yang semula bersedih seketika berubah menjadi wajah yang amat senang.

Bahkan dari sudut pandang pria tersebut jika Amoora tidak se-anggun perilaku seorang tuan putri.

Jika biasanya seorang tuan putri akan bersikap lemah lembut dan anggun, gadis tersebut adalah kebalikannya.

Dari cara berjalan, bertata krama, dan menunjukan ekspresi wajahnya sangat tidak mencerminkan seorang putri.

"ya ampun apakah dia memakan saljunya!!." ujar pria tersebut melotot tak percaya.

Amoora memakan salju yang berada di luar kamar.

***

Hari ini adalah hari paling tenang bagi Amoora, tidak ada acara dan tidak ada gangguan sama sekali.

"nona apakah anda tidak ingin berjalan jalan mengelilingi kerajaan es untuk melihat lihat saja?." ujar Moza.

Menatap ke arah Amoora yang tengah duduk di kursi yang sudah tersedia sembari meminum teh.

Bukan teh yang sering di sediakan untuk bangsawan dengan secangkir gelas kecil.

Namun gelas besar yang mungkin besarnya bisa mirip dengan gayung.

Transmigrasi Queen Amoora [ END ]Where stories live. Discover now