17

31.5K 4.4K 118
                                    

_______________________________________

Happy Reading

_______________________________________

"dia imut, dia cantik, dan dia menyukai ku, hahahah!!."

Tawa seorang pria menggema di ruangan gelap ini, pria dengan badan tegap berbaring terlentang di kasur empuk.

Mata tajamnya berkeliling kabut menyilaukan, wajah semula datar berubah drastis menjadi senang.

Suara lembut sang gadis yang sering ia untit selalu mengalun indah di telinganya, mata ruby berbinar selalu ada di pikiran nya.

Sepertinya pria tersebut telah tergila gila dengan sosok gadis itu, gadis dengan segala tingkah lakunya yang unik sering menjadi perhatian di mata sang pria.

"aku pasti akan memiliki mu, itu pasti ahahah."

Tawanya meledak kembali, sudah beberapa kali ini pria tampan bergumam kan kata yang sama.

"aku pasti akan memilikimu, itu pasti

Amoora Pritszon!!."

***

Amoora mendongak menatap selimut tangga yang ia buat tadi, meringis pelan melihat betapa tingginya ia harus memanjat.

Haruskah aku memanjat selimut gantungan ini??

"aduh gimana nih, aku tidak bisa memanjatnya." ringisnya pelan.

Amoora memang bisa turun dari selimut, tapi ia tidak tahu pasti akan bisa memanjat selimut atau tidak.

"goblok!, bukankah aku punya sayap!, kenapa aku tidak menggunakan sayap untuk terbang!." ujarnya menepuk dahi.

Hais, seharusnya Amoora sadar jika dirinya memiliki sayap, jika begini kan ia tidak susah susah untuk membuat tangga dari selimut untuk kabur.

Ia memulai ancang ancang untuk terbang, merapalkan mantra agar sayap nya muncul.

Selesai membaca mantra, tiba tiba saja sebuah sayap ungu transparan keluar dari punggungnya, sayap dominan klan peri yang sungguh estetik.

"huhu, selamat datang sayap imutku~." ujarnya haru.

Menatap sayap belakangnya yang begitu indah dengan perasaan haru, sungguh, kelakuan ini selalu Amoora perlihatkan jika mengeluarkan sayapnya.

Ia akan berbicara haru dan menatap binar sayap yang terbilang imut baginya.

Sayap mengepak, setiap kepakan nya akan mengeluarkan sebuah cahaya semacam gliter yang begitu indah.

Ia terbang ke atas menuju kamar milik nya.

Happ.

Kaki jenjang mulus Amoora menapak tepat di lantai balkon kamar.

"akhirnya."

Sayap kembali hilang di saat Amoora menggumamkan mantra, Amoora segera masuk secara perlahan agar tidak menimbulkan sebuah suara sedikitpun.

Menodongkan kepalanya di celah celah pintu terlebih dahulu, dan betapa terkejutnya ia.

"Amoora." sebuah suara memanggil nama Amoora.

Transmigrasi Queen Amoora [ END ]Where stories live. Discover now