hachi ; rasa kehilangan

195 104 383
                                    

Jenar tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, kejadian kemarin seakan mimpi yang begitu cepat. Membuatnya langsung lemas. Dia tidak menyangka bahwa kemarin adalah terakhir kalinya dia bertemu Yutaka.

Sekarang dia merasa tidak bersemangat untuk apa-apa, bahkan sejak semalam dia tidak tidur. Air matanya memaksa mengalir tanpa dia tahu penyebabnya.

Rasanya seperti kehilangan separuh jiwa.

"Apa dia benar-benar menjauhiku?"

Entah. Padahal di awal dia tidak tidak ingin Yutaka mendekatinya. Tapi sekarang dia merasa tidak ingin jauh dari pria Jepang itu.

Tokk .. tokk .. tokk ..

Jenar menoleh begitu terdengar ketukan pintu, biasanya dia akan langsung membuka pintu dan membiarkan si pengetuk untuk masuk, tapi sekarang rasanya begitu enggan.

"Jenar?" Panggil ibunya dari luar. "Apa kamu masih di dalam?"

Jenar meringkuk dalam duduknya, menenggelamkan wajahnya di rongga kaki dan dadanya. Memilih untuk tidak menjawab.

"Nduk, kamu beneran belum lihat mbak pergi kerja?" Tanyanya kepada anak bungsunya.

"Iya, buk. Biasanya sebelum mbak berangkat, mbak kasih tahu Sri dan nyiapin sarapan."

Inggit mengetuk pintu kamar lagi. "Jenar? Buka pintunya, nduk."

Tidak ada jawaban apapun dari dalam.

"Coba minta mbakmu lewat jendela, Sri."

Sri mengangguk dan pergi ke samping rumah, tepat di depan jendela kamar.

"Mbak Jenar, tolong buka pintunya."

"...."

"Mbak?"

"...."

Inggit di depan pintu mendesah pelan. Sama sekali tidak ada jawaban dari dalam.

"Nduk, tolong-"

"Jenar sedang ingin sendiri."

Ucapan Jenar membuat Inggit mengelus dada. Ini pertama kalinya putri sulungnya benar-benar membatasi dirinya.

Jenar merasa bersalah setelah berkata begitu, tapi dia benar-benar ingin sendiri saja. Dia enggan kemana atau melakukan apapun.

Yutaka mengernyit melihat Letnan Koto dan kedua pengawalnya datang ke Hokokai, sementara di belakangnya dia melihat pria pribumi yang pernah dia lihat bersama Jenar beberapa kali

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Yutaka mengernyit melihat Letnan Koto dan kedua pengawalnya datang ke Hokokai, sementara di belakangnya dia melihat pria pribumi yang pernah dia lihat bersama Jenar beberapa kali.

Yutaka berpose hormat begitu Letnan Koto sudah dekat, si Letnan mengangguk sambil tersenyum.

[Anggap mereka bicara dalam bahasa Jepang ya]

"Apa Sersan ada di dalam?" Tanya Letnan Koto.

"Iya, Sersan ada di dalam, Letnan," jawabnya sambil membungkuk sopan.

Camellia [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora