nijuukyuu ; syarat

101 51 214
                                    

Mobil yang ditumpangi Yutaka dan sang ayah akhirnya tiba di sebuah rumah yang cukup besar, mata Yutaka memicing untuk mengingat-ingat tempat siapa ini, dia seakan tak asing.

'Ah ini ... kediaman Jenderal Tetsuya Fujiki ...' batinnya.

Dua pengawal membukakan masing-masing pintu untuk keduanya. Katsuragi menghela pelan napasnya melihat Yutaka masih terdiam dalam duduknya.

"Apa kamu akan terus berdiam di sana?"

Yutaka tersadar, dia beranjak turun dan mengikuti langkah sang ayah untuk masuk. Yutaka mengenal Tetsuya, tentu saja, beliau merupakan teman baik ayahnya hanya lebih tua beberapa tahun, tapi dia masih tidak mengerti, apakah ayahnya akan meminta tolong kepada Tetsuya?

Sebuah pintu terbuka, keduanya masuk disambut oleh si tuan rumah sendiri.

"Wah Katsuragi, kapan kamu kembali?"

Kedua jenderal itu berpelukan khas orang dewasa.

"Baru kemarin, bagaimana kabarmu?"

"Yah masih begini-begini saja, selalu sibuk dengan perang dunia yang hampir usai." Dia melirik Yutaka di belakang Katsuragi. "Oh anakmu?"

Yutaka berpose hormat. "Salam, Jendral!"

"Ah tidak udah terlalu formal, kita bukan sedang di lapangan haha."

Yutaka membungkuk sopan.

"Aku harap kedatanganku kemari tidak membebanimu," ucap Katsuragi.

"Tentu saja tidak wahai kawan baikku, duduklah, apa yang membawamu kemari?" Tetsuya mempersilakan.

Katsuragi dan Yutaka duduk, dua orang pembantu langsung menuangkan minuman ke gelas mereka kemudian pergi, meninggalkan ketiganya di dalam ruangan itu.

"Aku ingin minta tolong, karena hanya kamu yang bisa menolongku dalam masalah sefatal ini."

Katsuragi menjelaskan maksudnya dan menyodorkan beberapa dokumen yang mendukung bukti pengkhianatan anaknya. Sedang Yutaka hanya bisa menunduk saat Tetsuya meliriknya sembari memangut-mangut.

"Wah," decak Tetsuya setelah Katsuragi menyelesaikan penjelasannya.

"Itu bukan hal yang pantas untuk dipuji," bisik Katsuragi.

"Aku memuji keberaniannya karena cinta, bukankah kamu dulu juga—"

"Sstt jangan ungkit masa laluku."

Yutaka melirik ayahnya. 'Ada apa dengan masa lalu ayah? Apakah ayah pernah berkhianat juga?'

"Hahaha baiklah, maafkan aku. Jadi apa yang kamu ingin aku lakukan?"

"Bisa kamu musnahkan segala bukti dan menutup mulut semua saksi? Agar Koto tidak bisa berkutik dan tidak memiliki bukti untuk menuntutku."

"Oh benar hmm ..." Tetsuya tampak berpikir. "Aku pasti akan membantumu."

Katsuragi tersenyum. "Terimakasih, Tetsuya."

"Ah bukan apa-apa, tapi ... ekhem ..." Dia melirik Yutaka dengan tatapan selidik. "Kali ini aku membutuhkan bayaran."

Katsuragi mendelik. "Bayaran?"

"Bukan berupa uang, aku sudah punya banyak sampai bingung bagaimana cara menghabiskannya haha."

"Jadi apa? Katakan saja."

Tetsuya memajukan posisi duduknya menatap Katsuragi dan Yutaka bergantian. "Anakmu harus bersedia menikah dengan anakku, Honoka."

DEG!

Mata Yutaka terbuka lebar, dia menoleh cepat kearah ayahnya yang juga tengah menatapnya. Yutaka bergerak dengan matanya, meminta Katsuragi untuk menolaknya.

Camellia [✓]Where stories live. Discover now