yonjuuichi ; double date

66 34 27
                                    

Badai semalam membuat beberapa ranting dan pepohonan di sekeliling rumah Honoka patah, selama badai juga Haraki meminta ayah dan ibunya untuk memeluknya, terlebih listrik padam, membuat ketakutan akan dasyatnya suara badai membuatnya enggan membuka mata.

Tapi pagi ini sisa-sisa badai itu membuat kerjaan dua pria dewasa yang tak lain adalah Yutaka dan Kazuki untuk membersihkan ranting dan dahan yang patah. Memang benar ada beberapa pengawal juga di sana, tapi Yutaka dan Kazuki bersikeras untuk melakukannya sendiri.

Di dalam rumah, dua wanita dewasa lainnya sedang sibuk di dapur untuk membuat sarapan. Hari ini akhir pekan, sembari mereka membuat sarapan mereka selingi dengan obrolan.

"Kemana biasanya Yutaka membawa kamu di akhir pekan seperti ini?" Tanya Honoka.

"Sebenarnya kami jarang pergi ke luar."

"Benarkah? Woah itu buruk."

Jenar tertawa kecil. "Bagaimana denganmu?"

Honoka terkekeh. "Sebenarnya aku tak lebih sama, mana mungkin aku pergi dengan Kazuki keluar?"

Jenar mengangguk-angguk, tiba-tiba terlintas kenangan saat masih pacaran dengan Yutaka, mereka pun selalu bertemu secara sembunyi-sembunyi.

Wajah Honoka tiba-tiba berubah cemerlang seolah mendapatkan ide. "Bagaimana kalau hari ini kita pergi ke luar bersama?" Tanyanya bersemangat.

"Pergi ke luar?"

"Iya, kita berlima. Tidak akan terlalu terlihat."

Jenar memangut-mangut, sebenarnya dia ragu, tapi melihat Honoka dengan tatapan penuh harapnya, membuatnya luluh.

"Baiklah."

Singkatnya mereka berlima sudah ada di dalam mobil dengan Kazuki yang menyetir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Singkatnya mereka berlima sudah ada di dalam mobil dengan Kazuki yang menyetir. Bincangan-bincangan kecil tampak terdengar dari kursi belakang—biasa ibu-ibu.

"Kuharap aku tahu apa yang mereka bicarakan," ucap Kazuki pada Yutaka.

Itu karena hanya Kazuki lah disini yang tidak mengerti bahasa Indonesia. Kenapa Honoka bisa berbahasa Indonesia meski tidak fasih? Itu dimulai empat tahun lalu setelah Yutaka menceritakan bahwa dia sudah memiliki istri dan berencana membawanya ke Jepang. Honoka sangat bersemangat mendengarnya dan meminta pada Yutaka untuk mengajarinya agar dia bisa berkomunikasi dengan Jenar.

"Mereka sedang membicarakan tempat yang akan kita kunjungi," jawab Yutaka sambil mencium wangi rambut Haraki di pangkuan.

Mobil itu terus berjalan konstan tanpa terkesan buru-buru, sampai mereka tiba di sebuah festival. Honoka turun lebih dulu, wajahnya sumringah melihat cukup ramai orang-orang di sana.

Dia menoleh cepat merasa ada yang menggenggam tangannya. Kazuki hadir dengan senyumnya.

"Kamu harus selalu di dekatku, jangan banyak tingkah, kamu sedang hamil," peringatnya lembut.

Camellia [✓]Where stories live. Discover now