sanjuukyu ; kegaduhan malam itu

81 34 62
                                    

Honoka mengerjapkan matanya heran. "Apa kamu bilang? Kamu tidak akan pulang?"

"Jangan salah paham, aku bukannya tidak pulang karena kamu. Bagaimanapun juga orang-orang mengetahui kita adalah suami-istri, apa kata mereka jika suami meninggalkan rumah duka dan istrinya?"

"Hmm tapi tetap saja, dia pasti sedang menunggumu."

Yutaka hanya diam.

Honoka menghela pelan napasnya. "Tugasmu sudah selesai disini, ada Kazuki yang menemaniku. Pulanglah."

Yutaka akhirnya mengangguk-angguk. "Ya sudah, aku akan pulang."

Di tempat lain, Jenar baru saja menidurkan anaknya dengan menceritakan sebuah dongeng. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan hampir pukul 12 malam.

Baru saja menutup pintu kamar sang anak, pintu utama terbuka, menampilkan sang suami yang baru pulang.

Jenar segera menghampiri untuk menyambutnya. "Kamu pulang?"

"Ya, aku sudah mengatakan bahwa aku segera kembali setelah pekerjaanku selesai, kan?" Ucapnya melepas coat dibantu dengan istrinya.

"Bagaimana keadaan Honoka?"

"Yah ... dia begitu terpukul, tapi tak apa, ada Kazuki menemaninya di sana."

Jenar menunduk. Dia paham bagaimana rasanya kehilangan, itu yang dia rasakan saat bapaknya mati dibunuh oleh prajurit Jepang.

"Apa kamu mau makan? Biar aku panaskan-"

"Tidak usah, aku sudah makan di sana. Kamu sudah makan?"

Jenar mengangguk. "Aku dan Haraki sudah makan."

Yutaka mengangguk-angguk. "Sudah malam, kita tidur sekarang?"

Jenar mengangguk. Mereka bersama pergi ke kamar.

"Mau mandi lagi?" Tawar Jenar.

Yutaka tertawa kecil. "Kamu terus menanyaiku soal mandi, tapi begitu kuajak mandi bersama kamu tidak mau."

Jenar jengah. "Aku serius."

Yutaka menyusul Jenar ke atas kasur. "Tidak, aku akan mandi besok, karena aku harus pergi lagi untuk pengkremasian."

Jenar mengangguk paham. Dia memeluk sang suami yang sudah memejam. Dia berpikir untuk kembali mengurungkan niatnya memberitahu kehamilannya. Suaminya masih dalam kesibukan pemakaman ayah mertuanya, dia akan memberitahu suaminya nanti.

 Suaminya masih dalam kesibukan pemakaman ayah mertuanya, dia akan memberitahu suaminya nanti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kazuki menggenggam hangat tangan Honoka. "Kamu harus kuat ..."

Honoka yang menyender pada dada Kazuki mengangguk kecil. Tak lama bunyi pintu terbuka. Honoka segera bangkit dan terkejut melihat siapa yang datang.

"Menantuku ..."

Honoka gelagapan. "Ibu kemari?"

Tentu saja Honoka terkejut karena Masako sudah datang tadi sore.

Camellia [✓]Where stories live. Discover now