kyuu ; cemburu

219 99 444
                                    

Beberapa hari telah berlalu, Jenar sudah kembali bekerja demi tekanan upeti yang tidak manusiawi, dibantu oleh Yutaka juga untuk meringankan beban itu.

Saat ini mereka bertemu setelah Yutaka menyelesaikan tugasnya menerima upeti dari warga desa. Tempat paling sederhana yang tentunya terletak di belakang gudang, sejujurnya karena jarang juga orang yang lewat di sekitar situ.

"Kalau semisal kamu ketahuan berbuat kecurangan bagaimana? Kamu bukan lagi prajurit yang kompeten," gurau Jenar.

"Biarlah, toh aku juga sebenarnya tidak ingin terlibat dalam penjajahan ini. Maafkan aku."

"Kamu terikat oleh sumpah abdi negara, tapi disisi lain kamu tidak ingin terlibat dalam penjajahan bangsaku."

"Sudahlah, jangan lagi di bahas."

Jenar mengangguk. "Aku mengerti."

Yutaka menyelipkan beberapa ubi lagi ke bakul Jenar.

"Aku tidak tahu bagaimana harus membalas semua perlakuanmu padaku," gumam Jenar.

"Apa kamu ingin membalasnya?"

"Yah kalau aku bisa ..." Jenar mengubah duduknya menghadap Yutaka di sampingnya. "Apa yang bisa kulakukan? Karena usahamu ini perlu apresiasi, kan?"

Yutaka tersenyum sambil mengangguk-angguk. "Oke kalau kamu memaksa ingin membalasnya, maka cintai saja aku."

Jenar tersentak. "Eh?!"

"Eh?" Goda Yutaka.

"M-maksud kamu?"

Yutaka tidak langsung menjawab, dia meraih sebelah tangan Jenar dan menggenggamnya erat. "Setelah semua yang terjadi, setelah semua yang kita lewati bersama, apa belum jelas bahwa ikatan kita ini ... lebih dari ikatan pertemanan?"

Jenar ingin mengelak, tapi dia juga tidak bisa membohongi hatinya. Dia merasa selalu aman dan nyaman di samping Yutaka, kadang hatinya berdebar tak menentu ketika Yutaka bersikap manis padanya, dan yang paling mengherankan, dia sangat sedih jika jauh dari Yutaka.

Apakah itu cinta?

Jenar menunduk sejenak kemudian menatap Yutaka yang juga tengah menatapnya.

"Kurasa ..." Jenar menjedakan kalimatnya, membuat Yutaka semakin mempertajam pendengarannya. "Kurasa aku ... memang sudah jatuh cinta padamu ..."

Mata Yutaka membulat, disusul senyum bahagia di wajahnya. Dia kemudian memeluk Jenar, Jenar menunduk gugup, dadanya berdebar lagi, membuatnya kesulitan bernapas.

"Aku mencintai kamu, Jenar. Bahkan sejak di pertemuan pertama kita."

Jenar lantas mendorong Yutaka, membuat pelukan itu terlepas. "Pertemuan pertama? B-beneran? Saat aku yang ingin mencuri itu?!" Pekik Jenar tak percaya.

Yutaka mengangguk sambil senyum-senyum. "Memang atas dasar apa lagi aku berniat untuk melindungimu kalau bukan karena cinta?"

Jenar memaku sejenak, ini seakan tidak bisa diterima akal sehatnya.

'Jatuh cinta pada pandangan pertama? Aku pikir itu hanya mitos!'

"Sekarang aku sangat senang karena perasaanku terbalas, terimakasih Jenar."

Jenar mengangguk kikuk. "B-baiklah, aku akan pulang sekarang," ucapnya sembari meraih bakulnya.

"Mau aku antar?"

"T-tidak, aku bisa pulang sendiri."

Yutaka menahan tawanya, dia merasa gemas sendiri melihat Jenar yang salah tingkah.

Camellia [✓]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن