juugo ; buah kesayangan

164 63 143
                                    

[Anggap mereka bicara dalam bahasa Jepang ya]

"Bodoh! Kenapa kalian malah membunuh Badhri? Dia masih bisa kita manfaatkan untuk mencari Yutaka!" Bentak Koto geram.

"Maafkan kami, Letnan. Itu karena dia enggan memberitahu—"

"Masih bisa kalian beralasan?!"

Sebenarnya bukan karena dia kagum bahwa Yutaka merupakan prajurit yang kompeten, semua yang Koto lakukan tidaklah sesederhana itu. Sesungguhnya Yutaka adalah orang yang maha penting, seseorang yang menjadi objek utama dalam rencananya.

Benar. Yutaka adalah anak dari Jendral Katsuragi Matsumoto.

Dengan begitu Makihara bukanlah marga sebenarnya, melainkan Matsumoto. Yutaka Matsumoto.

Yutaka menyembunyikan identitasnya dari prajurit lain dan hanya segelintir orang kemiliteran yang mengetahui hal itu. Dan Koto memiliki niat terselubung dengan mendekati Yutaka demi maksud kepangkatannya.

Tapi belum sampai tujuan itu tercapai, Yutaka justru terlibat pengkhianatan. Tapi dengan begini justru dia bisa lebih mudah menuju tujuannya. Dengan membawa Yutaka ke kaisaran, dia bisa melakukan pelengseran posisi Jendral Katsuragi dan menuntutnya atas dasar pengkhianatan itu sendiri.

Maka dari itu dia menggencarkan pencarian Yutaka hidup-hidup.

"Cari dia sampai dapat, kalau tidak ... hanya kematian yang pantas kalian dapatkan!"

Kedua pengawalnya berdecak sebal dalam hati, mereka jadi harus ekstra mencari Yutaka.

Setelah hari dimana pernikahan mereka diadakan, hari-hari di sana menjadi lebih cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hari dimana pernikahan mereka diadakan, hari-hari di sana menjadi lebih cerah. Mungkinkah perasaan Jenar saja atau memang para pejuang semakin akrab dengan seorang 'mantan' Hokokai yang sekarang menjadi suaminya?

Perubahan yang paling jelas bisa dilihat dari sikap Mada, Jenar mana mungkin bisa melupakan disaat Mada menodongkan senapannya kepada Yutaka, sekarang justru dia yang paling dekat dengan Yutaka daripada yang lain.

"Sepertinya kamu harus ngajarin aku menembak, deh. Bidikan kamu sangat jitu!" Ucap Mada dengan menggotong sebuah rusa di punggungnya.

Yutaka tersenyum. "Bidikanmu juga tepat, kok! Aku bahkan tidak bisa membidik burung yang terbang seperti yang kamu lakukan," jawabnya merendah, dengan menenteng empat ekor kelinci di tangannya.

"Tapi tetap saja, kamu harus mengajariku nanti!"

"Tentu, aku akan mengajarimu yang aku bisa."

Di belakangnya, Setyo yang membawa kayu bakar tersenyum melihat sikap Mada yang sudah mulai menerima Yutaka.

Begitu mereka sampai di markas, dari arah yang berlawanan muncul Galih dan Malik yang berlari sambil ngos-ngosan.

"Ini gila, bung hahh hahh," ucap Malik tertahan.

Camellia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang