juuichi ; rencana buruk

173 84 412
                                    

Jenar tidak tenang dalam duduknya, sesuatu mengganggu pikirannya sejak kemarin. Apa lagi kalau bukan tentang Badhri yang mengetahui hubungannya dengan Yutaka. Dia takut jika sesuatu tidak diinginkan terjadi, meski dia mengenal Badhri sejak kecil, tapi anak itu sudah mulai berubah sejak Jepang datang.

Sebenarnya sejak tadi dia harusnya pergi untuk mengantre air bersih, tapi karena terus memikirkan apa yang harus dia lakukan kalau bertemu Badhri nanti?

"Nduk, belum berangkat?" Pertanyaan ibunya menyadarkan lamunannya.

"Hah? O-oh iya, buk. Ini Jenar mau berangkat sekarang." Jenar segera mengambil jerigen dan pergi.

Dia pun sampai di tempat tujuan dan ikut mengantre bersama yang lain, tapi kemudian seseorang menariknya.

Badhri.

"Kita harus bicara."

"Apa yang mau kamu bicarakan?" Tanya Jenar.

"Tentang si bajingan itu."

"Kamu nggak tau apapun tentang dia, jangan menyebut dia seperti itu."

"Lihat, apa kamu membela Jepang sekarang? Kamu menyukai mereka?!"

"Gimana bisa kamu bilang begitu? Aku nggak membela mereka. Harusnya kamu berkaca, kamu selama ini menjadi penerjemah mereka untuk menjajah kita semua!" Ucap Jenar dengan penekanan.

Badhri bungkam.

Jenar berbalik untuk kembali ke tempat antrean.

"Kamu harus berpisah dengan dia."

Ucapan Badhri membuat langkah Jenar terhenti, dia menoleh sedikit.

"Apa maksudmu?"

"Kalian nggak boleh bersama, kamu harusnya tau itu kan, Jenar? Dia itu penjajah, dia mungkin punya maksud dibalik mendekatimu."

"Sudahlah!" Pekik Jenar. "Lebih baik kamu diam, kamu nggak tau apapun tentangnya, dan lagi, kamu nggak punya hak melarang aku buat jatuh cinta sama siapapun ... meski itu penjajah sekalipun."

Jenar benar-benar pergi dari hadapan Badhri dan kembali untuk mengantre air bersih. Badhri semakin geram dengan keputusan Jenar yang tetap ingin bersama Yutaka.

Sementara di kediaman Letnan Koto, Yutaka pamit untuk kembali bekerja, setelah diajak minum teh sekalian mengobrol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sementara di kediaman Letnan Koto, Yutaka pamit untuk kembali bekerja, setelah diajak minum teh sekalian mengobrol. Hubungannya dan letnan Koto tampaknya semakin erat dan dia semakin mendapatkan kepercayaan dan kekaguman.

[Anggap mereka bicara dalam bahasa Jepang ya]

"Saya mohon ijin kembali bertugas, letnan," pamitnya sopan.

"Tentu."

Di sisi lain, dua pengawal letnan Koto memandangi kepergian Yutaka dengan sinis.

"Coba lihat dirinya, semakin hari semakin melunjak," ucap Fujisawa sinis.

Camellia [✓]Where stories live. Discover now