juusan ; laku kesetiaan

158 79 291
                                    

Di ruangannya, Koto tercengang mendengar penjelasan dari Fujisawa tentang Yutaka. Awalnya dia pikir itu omong kosong, karena Yutaka yang dikenalnya adalah pribadi yang baik dan teladan, sangat mengecewakan jika prajurit muda itu melakukan hal yang sangat fatal, itu sudah termasuk pengkhianatan.

Tapi asumsinya terbantah setelah Fujisawa menyerahkan bukti-bukti misteri hilangnya Keisuke, Fujisawa juga menyerahkan Kojima sebagai saksi serta menceritakan tentang pengejaran mereka kemarin.

"Kenapa baru memberitahuku sekarang?"

"Mohon maaf, Letnan. Kami mencari bukti yang kuat lebih dulu setelah itu memberitahu Letnan. Kami mohon maaf jika kami tidak memberitahu Letnan sejak awal."

Koto kembali memeriksa bukti yang disodorkan, Fujisawa dan Takumi saling melempar senyum licik, seolah merasa puas karena sudah memberitahu pengkhianatan Yutaka terhadap negara.

Wajah kecewa yangKoto tunjukan perlahan berubah menjadi senyuman kecil. "Hahh kalau sudah begini aku tidak perlu repot-repot."

"Ya, Letnan?"

Baik Fujisawa maupun Takumi tidak mengerti dengan gumaman Letnan mereka.

Koto memasang wajah seriusnya. "Temukan dimana dia berada."

Permintaannya merupakan perintah wajib bagi Fujisawa dan Takumi, mereka mengangguk mantap.

"Siap!"

Malik menyodorkan makanan kepada Jenar dan Yutaka yang duduk di teras markas, dengan canggung Jenar menerimanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malik menyodorkan makanan kepada Jenar dan Yutaka yang duduk di teras markas, dengan canggung Jenar menerimanya. Itu karena terlihat jelas tatapan Malik dan Galih yang berkobar ketika menatap Yutaka. Padahal kemarin Setyo sudah menjelaskan semuanya.

"Ini," ucap Jenar menyodorkan singkong rebus.

Sebelum menerimanya, Yutaka melirik Galih dan Malik yang melihatnya tak suka.

"Abaikan saja," ucap Jenar yang menyadari isi kepala Yutaka.

Yutaka akhirnya menerima singkong itu. "Maaf, aku minta maaf."

"Sshh tidak ada yang salah, jangan terus merasa begitu."

Mereka terdiam sejenak sembari menyantap makanan masing-masing.

"Kamu tidak penasaran apa yang Setyo katakan padaku kemarin?"

Jenar terdiam sejenak. "Kalau ditanya seperti itu, tentu saja aku penasaran. Tapi aku lebih memikirkan kalau kamu tidak disakiti oleh mereka sela introgasi tadi."

Yutaka tersenyum kecil. "Mereka semua baik, dan untuk membalas kebaikan mereka juga kebaikanmu, aku akan ikut penyerangan pejuang pemuda ke markas 2 Jepang."

Kunyahan Jenar terhenti, matanya melotot tak percaya mendengar penuturan Yutaka.

"Nggak."

"Jenar ..."

Camellia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang