sanjuuni ; bertemu setyo

94 44 86
                                    

Cerah berawan siang ini, gumpalan awan membumbung melatari buana. Tak terasa sudah sepekan sejak kembalinya Yutaka. Hari-hari yang pernah berlalu dengan kesedihan, sekarang hanya ada tawa di dalamnya.

Setiap harinya, Jenar selalu memanfaatkan waktu dengan baik, begitupun juga Yutaka yang selalu ingin membuat hari-hari mereka sangat spesial, tak luput bersama buah hati tercinta mereka, Haraki.

Jenar melirik jam dinding sedikit khawatir sekarang, sejak pagi anak dan bapak itu pergi ke sungai, tapi jam segini belum juga kembali. Dia takut sesuatu yang buruk terjadi.

Setelah berpamitan dengan Inggit, dia bergegas menyusul keduanya ke sungai. Ditelusuri jalan melewati sawah dan juga kebun sayur, sampai dia tiba di atas jembatan.

Dia menghela pelan napasnya begitu melihat tidak hanya ada bapak dan anak di sana, tapi juga ada Dahen. Dan mereka sedang memancing!

Jenar menghampiri mereka sambil memanggil anaknya. "Haraki!"

Haraki menoleh kesana-kemari. "Ibuk!"

Jenar bisa bernapas lega karena tidak terjadi hal buruk pada kedua cintanya.

"Pantes ya nggak pulang-pulang, taunya mancing." Jenar beralih duduk di samping anaknya.

"Hehe bucu ngajakin mancing," ungkap Haraki.

"Terus tadi ngapain ke sini sebelum mancing?"

"Eung ngeliatin bucu mancing."

Jenar menghela pelan napasnya. "Kalau gitu udah dapat ikan berapa?" Tanyanya mengusap kepala anaknya.

"Dua," jawabnya sambil menunjukkan dua jarinya.

"Dua?"

"Delapan," benah Yutaka sambil mencubit gemas pipi sang anak.

Jenar melirik Yutaka. "Aku nggak yakin kalau kamu bisa mancing ikan."

"Kalau begitu duduk manis saja disitu, tunggu dan lihat umpanku di makan nantinya."

Jenar hanya membalas senyuman, tak lama Dahen yang tadi memancing ikan agak jauh pun mendekat.

"Aku mau pulang duluan, ya."

"Ada apa memangnya, busu?" Tanya Jenar.

"Menjemput Setyo ke pelabuhan."

"Eh? Mas Setyo kesini?"

Yutaka melirik sekilas Jenar yang berbicara dengan Dahen.

"Iya, dia menelpon aku semalam. Ya sudah kalau begitu, aku pulang sekarang. Raki, busu pulang duluan ya."

Haraki mengangguk. "Iya bucu."

Tak lama kemudian, umpan Yutaka di sambar ikan. Haraki menyemangati ayahnya yang menarik pancingnya.

"Ya sudah, kita pulang juga yuk. Haraki lapar, kan?" Ajak Jenar.

"Iya buk, laki lapar."

"Kenapa buru-buru?" Tanya Yutaka dengan tenang.

"Hah? Maksudnya?"

"Setelah mendengar Setyo kemari, kamu langsung pengen cepat-cepat pulang."

Jenar tersenyum hambar. "Apa yang kamu bicarakan, sih. Ini kan memang sudah siang, Haraki juga pasti sudah lapar."

Yutaka mengemas peralatan pancing dan ember berisi ikan. "Ayo kita pulang nak," ajaknya kepada Haraki.

Mereka berdua berjalan lebih dulu, meninggalkan Jenar yang bingung dengan transisi sikap suaminya.

Mereka berdua berjalan lebih dulu, meninggalkan Jenar yang bingung dengan transisi sikap suaminya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Camellia [✓]Where stories live. Discover now