yonjuusan ; akhir?

76 33 65
                                    

Di dalam ruangannya, Yutaka membanting berkas yang berjudul. "Korea datang dan menyelamatkan kita" ke mejanya.

Pada akhir 1947 dan awal 1948, munculnya krisis ekonomi di Jepang bersamaan dengan kekhawatiran tentang penyebaran komunisme memicu pertimbangan kembali kebijakan pendudukan. Pada tahap pendudukan ini, yang berlangsung sampai sekarang—1950—, rehabilitasi ekonomi Jepang menjadi pusat perhatian.

Setelah PBB memasuki Perang Korea, Jepang menjadi depot pasokan utama bagi pasukan PBB. Konflik juga menempatkan Jepang dengan kuat dalam batas-batas perimeter pertahanan AS di Asia, meyakinkan kepemimpinan Jepang bahwa apapun keadaan militernya, tidak ada ancaman nyata yang akan dilakukan terhadap tanah Jepang.

Yutaka mengusak rambutnya frustasi. Mana bisa dia fokus bekerja sementara pikirannya sedang berada di istrinya.

"Harusnya aku memilih menjadi nelayan saja daripada harus menjadi prajurit argh!" Sesalnya.

Telpon di atas mejanya berdering memecah keheningan. Dengan malas dia mengangkatnya.

[Anggap mereka bicara dalam bahasa Jepang ya]

"Halo?"

"Y-yutaka ..."

Alis Yutaka menaut mendengar suara Honoka yang sesegukan ditambah suara tangis Haraki.

Dia lantas berdiri. "Apa yang terjadi?!"

Perasaanya sudah tidak enak.

"M-maaf ... aku tidak bisa menjaga amanahmu ... hiks ..."

"Katakan apa yang terjadi?!" Suara Yutaka mulai meninggi."

"Jenar ... Jenar menghilang ..."

Yutaka melotot sempurna. Dia membanting gagang telpon dengan kasar. "Sialan!"

Disebuah mobil, Jenar mengerjapkan matanya pelan, rasa pusing langsung menyerangnya, membuat dia refleks menyentuh dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disebuah mobil, Jenar mengerjapkan matanya pelan, rasa pusing langsung menyerangnya, membuat dia refleks menyentuh dahinya. Sayup-sayup mulai terdengar suara orang berbincang dengan bahasa suaminya.

Matanya mulai terbuka, memperhatikan sekeliling mencoba mengingat apa yang terjadi.

"Sudah sadar?"

Jenar menoleh ke sebelahnya. Masako tersenyum menatapnya. Jenar refleks memojokkan tubuhnya dengan raut ketakutan, pasalnya apa yang dia anggap mimpi buruk justru terjadi dengan nyata. Terlebih senyum Masako saat ini jauh berbeda dengan senyumnya yang hangat saat pertama kali bertemu.

"Dia sudah sadar?" Tanya seseorang di samping kemudi yang tak lain adalah Katsuragi.

"Baru saja."

Jenar hanya diam, dia tidak mengerti apa yang mereka katakan. Tapi dia dapat melihat tatapan mematikan Katsuragi dari cermin tengah. Tiba-tiba semua kata-kata Honoka tentang berbahayanya Katsuragi mulai membuatnya bergetar.

Camellia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang