sanjuusan ; rencana pulang

86 41 69
                                    

Di sebuah siang ini, para lelaki asyik memancing ikan di pinggir sungai, sedang si lelaki 'kecil' asyik memakan pisang goreng yang dibawakan ibunya.

"Bapak mau?" Tanyanya sambil menyodorkan pisang goreng di tangannya.

Yutaka menggeleng sambil tersenyum. "Raki makan saja."

Dia menolehkan kepalanya ke kanan, melihat Setyo yang datang mendekat.

"Di sana nggak ada ikan," keluhnya sembari duduk di sebelah Yutaka.

"Harus sabar, kayak Dahen tuh sampai ketiduran," tunjuknya kearah Dahen yang memang ketiduran di ujung sana.

Mereka tertawa kecil. Tapi tidak cukup bertahan lama untuk Yutaka. Dia memandang kosong kearah sungai, seakan sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa?"

Yutaka menggeleng pelan. "Aku bingung saat ini."

"Apa yang terjadi?"

Yutaka melirik Setyo sebentar. "Sudah hampir waktunya aku pulang."

Alis Setyo menaut. "Pulang? Ke Jepang?"

Yutaka mengangguk. "Aku berencana untuk mengajak Jenar dan Haraki, tapi ... aku tidak yakin Jenar akan setuju."

Setyo geleng-geleng kepala. "Kenapa kamu jadi ragu? Sudah jelas Jenar pasti setuju, kamu nggak perlu mikir yang macam-macam."

Yutaka mengangguk-angguk. Tapi yang lebih mengusiknya adalah apa yang akan terjadi saat Jenar bertemu dengan istrinya yang lain di Jepang.

Itu mungkin akan menjadi sebuah bencana yang besar.

"Kamu tau benar sebesar apa cinta Jenar untuk kamu." Dia tersenyum kecut. "Bahkan aku yang kurang ajar ini dia tolak dengan tegas. Aku minta maaf."

"Kamu sudah minta maaf sampai bersujud padaku, hentikan." Yutaka terkekeh. "Jenar memang menarik, wajar bila kamu sempat menyukainya."

"Sekarang kamu bisa lega karena aku sudah menemukan perempuan yang tepat, aku juga sudah lega karena kamu kembali untuknya."

Yutaka menunduk kecil. Dia memang yakin kalau Jenar mungkin akan setuju, tapi yang lebih dia takutkan adalah apa yang akan terjadi ke depannya. Apa yang akan terjadi saat Jenar tahu dia berkhianat?

Setyo menghela pelan napasnya, dia menyentuh bahu Yutaka. "Bicara saja padanya, kamu tau dia selalu mendengarkanmu, kan?"

Setelah dia menjelaskan segalanya, apa masih mau Jenar menerimanya? Atau malah membencinya?

"Ibuk!" Haraki berlari masuk ke rumah sambil membawa ember kecil dengan dua ikan di sana, disusul sang ayah dengan ember lebih besar di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibuk!" Haraki berlari masuk ke rumah sambil membawa ember kecil dengan dua ikan di sana, disusul sang ayah dengan ember lebih besar di sana.

"Ibuk! Laki dapat ikan hehe," tunjuknya.

Jenar tersenyum bangga. "Pintarnya anak ibuk, taruh di sini nak, nanti ibuk masak," tunjuknya ke atas meja dapur.

Tak lama Yutaka datang, dia langsung memasang senyumnya, menyembunyikan kebingungannya.

Camellia [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang