sanjuuhachi ; buah kesayangan (2)

76 31 24
                                    

Langit biru berubah gelap, siang dan malam silih berganti, waktu-waktu banyak terlewati. Sampai tak terasa sudah hampir dua bulan Jenar dan Haraki menetap di sana.

Banyak sudah hal-hal yang telah mereka lalui, Jenar juga beberapa kali diajak oleh Honoka mengunjungi kediamannya dengan Kazuki. Tak lepas dengan ibu mertua, Masako mempunyai tujuan setiap datang, tak lain dan tak bukan adalah untuk menemui sang cucu.

Masako juga dengan senang hati mengajari menantunya itu memasak aneka makanan Jepang yang belum pernah dia coba, Jenar gampang belajar sehingga tidak sulit untuk mengajarinya, bahkan dia juga sudah tahu makanan apa saja yang suaminya suka dan tidak suka.

Melihat Masako yang begitu baik padanya, dia kadang merasa bersalah karena mengetahui perjanjian yang dibuat Yutaka dan Honoka untuk menganggap pernikahan mereka sebagai sebuah formalitas. Masako sama sekali tidak tahu kalau Honoka memiliki pria yang dicintanya, makanya kadang dia meminta Yutaka membagi waktunya dengan Honoka.

Jenar yang beberapa kali tak sengaja mendengarnya tentu saja sakit hati, tapi Yutaka punya akal. Dia akan pergi ke rumahnya bersama Honoka dan akan kembali lagi begitu ibunya pulang ke rumah utama.

Apa jadinya Yutaka di sana hanya untuk melihat kemesraan Honoka dengan Kazuki? Dia kan juga ingin bermesraan dengan Jenar.

Tapi Jenar tidak ingin berkata apa-apa, biarlah semua itu menjadi sandiwara mereka yang entah kapan akan terungkap.

Di saat sedang mengelap meja, Jenar merasa kepalanya kembali berdenyut. Sebenarnya sudah sejak pagi dia merasa kurang fit, tapi dia mengabaikan itu.

Dia menengok sang anak yang sedang main bersama dua pengawal di halaman, kemudian mendudukkan dirinya di sofa dengan meminum segelas air.

"Hoek!" Jenar memegangi mulutnya, dia bergegas pergi ke kamar mandi dan memuntahkan sarapan yang tadi pagi dia makan.

"Apa yang terjadi padaku, ya ..." Gumamnya setelah selesai.

Baru di tengah jalan menuju sofa, dia terhenti begitu menyadari sesuatu. Dia mengecek kalender yang tergantung di dinding untuk melihat tanda yang dia buat.

Matanya membulat lebar, dia menutup mulutnya tak percaya di susul tawa kecilnya. "Aku sudah telat datang bulan dua Minggu. Mungkinkah aku ..."

Jenar tak kuasa menahan kegembiraannya, dia tersenyum haru memegangi perutnya.

"Aku ... hamil ..."

Yutaka bersiap untuk pulang lebih awal hari ini karena pekerjaannya juga sudah selesai, di tengah perjalanan dia melihat ada penjual ubi bakar

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Yutaka bersiap untuk pulang lebih awal hari ini karena pekerjaannya juga sudah selesai, di tengah perjalanan dia melihat ada penjual ubi bakar. Dia pun menepi untuk membeli.

Beberapa menit berlalu sampai dia sampai di rumah, dia memandangi ubi bakar di tangannya sambil tersenyum, membayangkan wajah gembira anaknya.

Dia memasuki rumah dan menemukan sang istri yang sedang bermain dengan Haraki di ruang tamu. Mendengar suara pintu terbuka membuat keduanya menoleh.

Camellia [✓]Onde histórias criam vida. Descubra agora