[ OUTLAWS - 19 ]

169 29 2
                                    

Saat ini Xynerva tengah berada di halte bus, menunggu bus yang akan membawanya ke kantor FBI untuk membahas lebih lanjut tentang kasus ini.

Selepas pengungkapan sang pelaku, para siswa dipulangkan, kasus serumit ini tidak mungkin masih mempertahankan siswa dikelas, bukan ?

"Masa iya sih bukan anak Outlaws pelakunya ?" gumam Xynerva

Pasalnya kasus pembunuhan itu telah di ungkap polisi, dan dalang dari kasus itu adalah Jovan, pria yang ditemuinya tadi pagi.

Kepala Xynerva sedang dipenuhi tanda saat ini, apa mungkin Jovan juga psikopat ?

"Astaga, kenapa hidup gua penuh teka-teki gini sih" lirihnya

___________________

"Gimana bisa jadi Jovan ?" tanya Aiden kepada Agam yang tengah menyesap nikotin di sela jeraminya.

"Mengelabui musuh, bukanlah keahlian kita ?" tanya Agam dengan kekehannya

Aiden menganggukan kepalanya tanda mengerti, benar bukan ? bahwa inti outlaws adalah iblis yang sebenarnya ?

"Ya udah, gua mau pulang, bilangin sama anak-anak. Mau main sama Herbi, kalau cari anak-anak yang lain ada di lapangan" ujar Aiden yang dibalas anggukan oleh Agam

Agam menatap lurus kedepan, "Apa dia suka gadis itu ?" gumamnya

__________________

"Akhirnya beres juga" ujar seorang gadis cantik yang tengah bergelut dengan aktifitasnya. Mengembalikan buku kedalam rak yang tersedia, lalu memasukkan buku catatan kedalam tasnya. Setelah dirasa beres, ia keluar dalam ruangan yang berisikan tumpukan buku itu.

"Kok jadi horor gini sih suasana ni koridor," gumam gadis itu sambil mempercepat langkahnya

"DANIZA !"

Avita memberhentikan langkahnya saat merasa ada yang memanggil namanya, "Gua ?" gumam Avita, setelah. Setelah beberapa detik tertegun ia langsung membalikkan badannya

Deg...

"K-kak Darren ?" tanya Avita dengan nada kaget

Darren berjalan menghampiri Avita dengan memasukkan tangannya kedalam saku, seperti mencari sesuatu

Setelah dirasa jaraknya cukup dekat, Darren menyodorkan sebuah coklat batangan kepada Avita, "Pulang naik apa ?" tanyanya

"E-eh ? anu, dijemput supir ! iya, dijemput supir" jawab Avita dengan nada gugup

Sial ! katakan ?! siapa yang tidak gugup dalam situasi seperti ini ?

"Buat kamu," ucap Darren masih dengan menyodorkan coklat

"Eh.."

Dengan reflek Avita mengambil coklat pemberian Darren. "Makasih kak, kalau gitu aku pulang dulu," ujar Avita dengan mengangkat coklat pemberian Darren lalu berlari pergi menjauh dari Darren

Darren terkekeh kecil saat melihat tingkah lucu gadis itu. Tingkah lucu ? akhhh sial ! apakah Darren terpesona akan seorang Avita Daniza ?

Berbanding terbalik dengan Avita yang saat ini tengah berada didepan gerbang sekolah. "Astaga, dikasih coklat aja rasanya jantung gua mau copot" ujarnya sambil memegang dadanya yang berdetak dua kali lebih kencang.

"Kalau ga diterima ga enak, diterima gua yang malu, akhhh Avita ! gilak lu" umpat Avita sambil seolah memarahi coklat yang ada di genggamannya.

Tanpa disadari, Darren juga telah berdiri beberapa meter dibelakang Avita.
"Really sweet, isn't it ?" gumam Darren

_____________

"How ? What information do you get" tanya Kevin kepada Xynerva

Saat ini agen inti FBI tengah melakukan rapat dan menggali informasi mengenai peredaran senjata serta obat ilegal.

"Saat ini gak ada informasi yang gua dapat, terakhir cuma gudang penyimpanan senjata serta serbuk obat semacam racun" jelas Xynerva

Aluna yang mendengar ucapan Xynerva langsung mengeluarkan file yang berisi hasil analisis mengenai serbuk yang mereka teliti.

"Ini filenya, di laboratorium kita telah menguji dengan menggunakan seekor kelinci. Dan kelinci itu terkulai lemas dalam hitungan waktu 3 detik !" jelas Aluna yang membuat Kevin kaget.

Memangnya siapa yang tidak kaget ? berapa takaran dosis yang dipakai hingga membuat kelinci langsung terkulai?

"He'em" deham Alaric, "Bukan terkulai ! tetapi langsung menjemput ajal" ralatnya

Kevin mengganggukkan kepalanya, mencerna setiap kata.

"What's in the powder?" tanya Kevin. Aluna memandang Kevin dengan rasa tak enak hati, lalu menghembuskan nafas berat

"Gua belum tahu, gua udah taruh serbuk itu ke berbagai peneliti. Tapi hasilnya nihil, banyak yang kesusahan untuk mengetahui kandungan serbuk itu. Yang dapat diteliti hanya arsenik ! serbuk itu mengandung arsenik, bahan untuk pembuatan kaca atau perangkat logam" jelas Aluna

Xynerva memandang Aluna dengan tatapan bingung. Kenapa bisa bubuk itu tidak terdeteksi kandungannya ?

"Kenapa bisa gak terdeteksi ?" tanya Kevin dengan raut wajah serius, tetapi Aluna hanya menggelengkan kepalanya tanda tak mengerti.

"Sebenarnya karena mengandung arsenik, arsenik itu sendiri sudah racun. Terlebih arsenik cepat bereaksi dalam air, yang membuatnya sulit terdeteksi. Sistem racun itu menyerang organ gerak, gua simpulkan mengandung Botulinum Toxin juga, karena zat itu yang menyerang organ gerak" jelas Aluna panjang lebar

"Great!!! really amazing, right?" timpal Alaric dengan wajah terkagum.

Si dalang dalam pembuat racun itu sungguh cerdik, bukan ? mengapa tidak ? lihat saja saat ini ! ia mampu meracik racun yang menggemparkan !

"Oke ! untuk serbuk itu kita telusuri lebih lanjut lagi nanti" putus Kevin, "Dan Xynerva ! lu salah !" sambungnya lagi

Xynerva yang tak tahu apa-apa dibuat kaget dengan ucapan Kevin. Memangnya Xynerva salah apa ? bukankah selama ini Xynerva tidak melanggar peraturan, bukan ?

Kevin yang melihat raut wajah bingung Xynerva langsung menyambung kalimatnya. "Markas OUTLAWS ! mereka memiliki 2 markas. Setelah gua selidiki markas yang lu maksud didalam hutan berdekatan dengan pabrik tua itu bukan markas utama mereka" jelas Kevin

Xynerva memejamkan matanya kesal, sial ! dia hampir mati memasuki hutan itu, lantas apa ini ? bukan markas inti ? sial !

"Bermain dengan OUTLAWS harus menggunakan otak dan logika, bukan begitu ?" tanya Alaric

"Ya ! lu benar" ucap Kevin membernarkan perkataan Alaric. " Bokap gua kemungkinan kembali kesini 6 bulan ke depan. Jadi semua yang ngatur gua, gua harap dengan terpecahnya dalang senjata ilegal itu, sebagai kabar bahagia buat bokap gua" ujar Kevin

Shit ! kabar bahagia ? Kevin yang dipuja Xynerva yang tersiksa akan kasus ini ? persetanan ! sebenarnya apa mau Kevin ? apakah benar semata hanya ingin membuktikan ke orang tuanya bahwa ia bisa memimpin kasus ini ? atau ada maksud lain ?

Sepertinya perlu dipertanyakan tentang motif ia dituntut mendekati Valter ? kenapa harus Valter ? Xynerva memijit pelipisnya yang tiba-tiba dilanda pusing

Banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada Kevin, tetapi tak pernah terucap. Akh, mungkin akan ia coba di lain waktu ? iya ! Xynerva akan mencoba bertanya kepada Kevin dilain waktu.

OUTLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang