[ OUTLAWS - 38 ]

105 17 1
                                    

Komen kalau ada typo🙃🙃🙃

____________________

Avita tengah berjalan melewati lorong olahraga, tanpa sengaja ia mendengar kegaduhan di dalam ruangan itu. Dengan rasa penasaran yang tinggi ia nekat mencari sumber suara. "Apa ada yang berantem di dalam, ya ?" gumamnya, pasalnya ia mendengar seperti pukulan yang dilayangkan pada sesuatu secara bertubi-tubi

Netra Avita menangkap punggung seorang pria yang tengah memukul loker ganti dengn pukulan bertubi-tubi dan Avita rasa paukulan itu cukup keras, karena tangan pria itu telah di lapisi dengan luka.

Avita meringis sambil berusaha melngkah mundur secara berlahan. Sial ! ia menyesal telah masuk ruang olahraga dan mencari tahu sumber suara itu.

SREK...

Tamat riwayat Aita !!! sejak kapan ada kursi di belakangnya ?!

Pria tersebut langsung membalikkan badannya karena mendengar suara benda tergeser, dan begitu terkejutnya saat melihat seorang gadis berdiri di sana dengan mata yang terpejam kuat, seperti tertangkap basah tengah mencuri. Mimik ketakutan mendominasi wajah cantiknya

Tanpa pikir panjang, Darren langsung menghampiri Avita yang merasa ketakutan, "Ehem" deham Darren

Avita dengan pelan berusaha membuka netranya yang terpejam kuat, mau bagaimana pun situasinya ia tak mungkin bisa lari. Lebih baik menjari alasan, bukan ?

Nafas Avita tercegat saat mendapati Darren tengah berada di hadapannya. Jadi, pria itu ?....

"E-eh, anu maaf kak ga sengaja masuk tadi mau ambil sesuatu tapi ga jadi" ujar Avita lugu

Darren menampakkan senyum manisnya saat mendengarkan ucapan gadis di depannya ini. Ia tahu ,gadis di depannya ini tengah membual. Akh.. jangan lupakan wajah yang di dominasi dengan ketakutan menambah kersan lucu gadis itu.

"Kakak a-ada masalah ?" tanya Avita sambil melihat loker yang telah di dominasi dengan bercak darah milik Darren.

"Mau bantu ?" tanya Darren ambigu yang membuat Avita melotot kaget.

Mau bantu ? apa maksudnya ? bantu apa ? bantu memukul loker ?

Avita diam merenung di tempatnya sambil memikirkan maksud dari pria di depannya itu. Akh !! kenapa dirinya menjadi lemot saat berhadapan dengan Darren ?

"Bagaimana ? mau membantu mengobati luka ku ?" ujarnya lagi

"HAH ?"

"Mungkin lukaku butuh beberapa balutan perban" ucap Darren lagi, Avita merutuki kebodohannya karena ia merasa kali ini otaknya tak bisa di ajak kerja sama. Ntah otaknya atau pria di depannya yang bicara selalu ambigu.

"B-bisa kak, aku bisa bantu kakak" ujar Avita dengan senyum canggungnya tetapi dapat mengalihkan perhatian Darren. Tanpa Avita sadari, Darren ikut tersenyum tipis.

____________

"Gua tau tentang lo, semua" ujar gadis itu kepada lawan bicaranya

Davy tertawa renyah saat mendengar ucapan gadis di depannya ini. Menurut Davy ini sangat lucu ! bagaimana tidak ? pasalnya seseorang yang memiliki bangkai menyengat menuduh orang yang lain memiliki bangkai. Sungguh menggelikan, bukan ?

OUTLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang