[ OUTLAWS - 24 ]

162 29 7
                                    

Saat ini Xynerva tengah berada didalam kelas, kelas cukup ricuh pasalnya guru pembimbing belum menampakkan diri, sedari upacara tadi pikirannya tidak dapat fokus.

Tidak, tidak ! selepas bertemu dengan Valter pagi tadi di kantin tepatnya. Kepala Xynerva dipenuhi dengan tanda tanya saat ini. Akankah masalahnya semakin runyam ?

Xynerva pun juga sadar, saat ini namanya tengah heboh diperbincangkan.

Dari ujaran memakai, memuja hingga sinis terdengar jelas ditelinga Xynerva. Apa yang harus ia lakukan, tuhan ? Apakah harus menyerah dengan misi brengsek ini ?

Ah ! itu ide baik. Selepas pulang sekolah ia akan menemui Kevin untuk membahas masalah ini.

"Hey ! bengong aja. Tau ga ? nama lu jadi trending topik seantero sekolah" ujar Davy yang ntah kapan telah duduk di bangku Avita, sebelah Xynerva.

Xynerva mendengus kesal, akan kah ia mendapat musuh setelah kejadian tadi ?

"Lu denger gua ga si Xy ? astaga ! katanya Valter ngucapin kata yang bikin mleyot ya ?? ngomong apa emang si ?" tanya Davy bertubi-tubi

Xynerva memandang Davy sekilas lalu menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan diatas meja.

Davy melongo dibuatnya. Hey, Davy tidak sedang berbicara dengan tembok !!

"Xy, lu denger gua ga sih ?" ujar Davy pantang menyerah untuk melontarkan pertanyaan kepada Xynerva

"H'em"

"Ham hem ham hem, jawab kek ! kesel gua jadinya. Gua tu kepo mendarah daging asal lu tau. Gua bisa sebenernya tanya temen gua yang suka gosip tapi gua malas karena bisa aja ga akurat, kalau gua tanya yang bersangkutan langsung kak jelas gi--mmm" ucapan Davy terputus karena Xynerva membekap mulut Davy dengan tangannya

"Emmmm, mmm"

Xynerva langsung melepas tangannya tak lupa menampakkan cengir konyol tanpa dosanya

"ANJIR !!! LIPSTIK CETAR MEMBAHANA GUA, AAA XYNERVA... GIMANA INI" teriak Davy nyairng

"Lu bisa diem ga si Vy ? sehari aja jangan teriak. Gendang telinga gua pecah lama-lama main sama lu" gerutu Xynerva kepada Davy

"Ya lu sih ! ikh kesel gua" ujar Davy sambil berkaca, tak lupa memperbaiki tatanan lipstik yang ia kenakan agar kembali rapi

"Gua tertekan satu kelas sama toa masjid, anjir" celetuk seorang siswi yang sedang menyalin soal jawaban dari buku teman sebangkunya

"Tau tuh, harusnya yang jadi bendahara dia aja. Jangan gua ! gua yang ga bisa teriak mah ga pernah di anggap" ujar Marina, sang bendahara kelas

"Martinol yang terhormat, terima takdir aja. Lagian gua juga gak minat sama jabatan kelas" jawab Davy masih sambil menghadap kearah cermin

Sedangkan Xynerva ? gadis itu hanya menyaksikan argumen teman-teman.

Tapi, tunggu ? ia tak melihat Avita. Sejak kapan Avita pergi ? terlalu berlarut dalam kebingungankah hingga Xynerva tak menyadari Avita di sampingnya ?

Ahh, persetanan dengan pikiran Xynerva.

__________________

"Adek sempat terkejut bang, atas tuturan bang di kantin tadi" ujar Aiden yang menggoda Valter

"Gua pikir, Valter homo" timbal Rafael dengan wajah tanpa dosanya

Valter menatap Rafael tajam yang membuat pria manis itu kembali menyeruput susu coklatnya sambil mengalihkan wajahnya kearah lain

OUTLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang