[ OUTLAWS - 30 ]

154 20 7
                                    

"KAMU TAHU DAVY ? KELAKUKAN KAMU ITU SEPERTI ORANG TIDAK BERPENDIDIKAN!" murka seorang wanita paruh baya kepada anaknya

"Kelakukan kamu persis seperti anak jalanan yang sama sekali tidak berpendidikan ! sungguh ! bagaimana bisa aku memiliki anak seperti mu hah ?" amuknya dengan nafas bergemuruh

Davy terkekeh sambil mengeluarkan liquit bening dari matanya, ia menertawakan tuturan sang mamah. Ia menertawakan takdir yang tergaris, ia menertawakan hidupnya. Sungguh ! menurut tuhan sangat tidak adil kali ini

"Kamu dengar tidak hah ? kamu sama seperti papah mu. Sama-sama bajingan yang tak bermoral !"

"Iya mah ! iya, aku gak berpendidikan ! memangnya kapan mamah membayar uang SMA aku ? memangnya mamah kapan membayar buku aku ? memangnya mamah kapan datang waktu pengambilan raport aku ?" lirih Davy

Semenjak kelas 9 SMP, Davy memang menjalankan hidup yang berat bagi anak seumuran. Di saat anak seumurannya tengah asik bermain dan belajar untuk menghadapi Ujian nasional, berbeda dengan Davy yang harus mengurus rumah karena kekacauan keluarganya.

Tak hanya itu, keluarganya sempat mengalami krisis ekonomi yang membuat Davy tidak dapat membayar uang untuk syarat Ujian Nasional.

Karena pikiran orang tua Davy yang kacau, Davy nyaris di berhentikan sekolah oleh kedua orang tuanya sendiri. Namun karena Davy tetap ingin bersekolah, ia pernah berjualan koran dijalan agar bisa membayar biaya sekolahnya.

Orang tuanya ? hanya mengurus kesenangannya sendiri. Sang ayah asik berselingkuh dan sang ibu tengah asik bersosialita dengan temannya.

Davy hanya meminta sebagian kecil yang dari mereka untuk uang saku. Selebihnya ia yang membayar sendiri. Davy sekarang bekerja sebagai pelayan restoran yang dimana ia mendapat giliran sif malam.

Plak....

Davy memegang pipinya yang terasa kebas, Davy benci takdirnya, Davy benci kenyataan, Davy benci semesta, Davy benci semua !

"Kamu berani bantah ya ? memangnya siapa yang ngasih makan kamu ? memangnya siapa yang ngasih uang jajan kamu ? kalau kamu emang merasa bisa hidup sendiri, pergi sekarang ! mamah gak butuh orang bodoh kayak kamu" sarkasnya lalu pergi menuju kamarnya sambil membanting pintu kamar Davy cukup keras

Davy terisak sambil memukul kepalanya cukup kencang hingga rasa pening menjalar dikepalanya. Ia meraih ponselnya dan melihat jam menunjuk pukul 19:07 tanpa basa-basi ia beranjak dari ranjang dan mengemasi semua keperluannya.

"Aku benci tuhan, aku benci takdirnya, aku gak percaya tuhan ! aku benci" ujarnya disela-sela memasukkan baju kedalam tas sekolahnya.

_______________

"Mending sekarang lu pulang ! gua gak menerima tamu" ujar Avita sinis sambil melirik sang pria yang tengah tersenyum manis kearahnya.

"Kan mau dinner, lu bohong ya ? katanya ada les" ujar Dhanu menelisik

Avita membulatkan matanya kaget, hey ? yang benar saja ! ia memang ada jadwal les tadi sore jam 4 sore dan pulang jam 6 sore tadi.

"Mulut Lo ! gua baru balik, mending lu sekarang pulang !" ujar Avita lagi, pasalnya sudah sekitar lima menit Dhanu berada di rumahnya dan tidak mau pulang.

"Lu gak mau dinner? setidaknya suruh gua masuk, pegel gua, serius deh nih kaki capek rasanya" ujar Dhanu dramatis sambil membungkuk mengelus kakinya

Avita memutarkan matanya jengah, apa mau pria seperti ini sebenarnya ?!

"Ngomong-ngomong, darimana lu tau alamat rumah gua ?" selidik Avita

OUTLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang