[ OUTLAWS - 50 ]

108 6 9
                                    

Mobil yang ditumpangi Valter dan Xynerva berhenti di depan rumah Valter. Pria itu lalu menggendong gadisnya masuk ke dalam rumah. Ia meletakkan Xynerva di kamarnya. Setelah membaringkan gadisnya, Valter menatap wajah pucat Xynerva, menyisihkan anak rambut yang menutup wajah gadisnya.

Ia tersenyum, gadisnya memang cantik dan akan selalu cantik. Valter lalu pergi, berniat menyuruh orang untuk membelikan Xynerva baju. Ia akan membakar baju yang penuh dengan sentuhan Jovan ini, Valter membencinya.

Setelah Valter meninggalkannya sendirian beberapa saat, Xynerva terbangun. Gadis itu merasakan pusing yang luar biasa, tapi perlahan rasa pusing tersebut hilang.

Xynerva tahu dia ada di mana. Memang dulu Valter pernah mengajaknya ke rumah. Jadi Xynerva sudah tidak asing lagi.

Gadis itu menatap tablet Valter yang berada di nakas. Gadis itu berniat membuka kamera untuk bercermin, namun sebuah folder dengan namanya menarik perhatian Xynerva.

Tanpa ragu Xynerva membuka folder tersebut, yang ia pikir berisi foto-fotonya. Ternyata lebih dari pada itu, semua identitas lengkapnya terpapar nyata di sana.

Bahkan fakta tentang dirinya yang seorang anggota FBI. Jadi, selama ini Valter sudah mengetahui semua tentangnya? Itu artinya Valter sudah mempermainkannya. Xynerva terdiam, cairan bening lolos begitu saja dengan tak terbendung dari matanya.

Gadis itu terisak, bahunya bergetar karena tangisnya. Di tengah-tengah itu, Valter kembali dengan sebuah peperbag di tangannya. Ia segera mendekat saat tahu gadisnya menangis. Meletakkan peperbag tersebut asal, Valter menangkup pipi Xynerva.

"Ada apa? Ada yang sakit?" tanya Valter panik.

Xynerva tidak menjawab, ia lalu mengambil tablet milik Valter lalu melemparnya ke sebelah pria itu duduk.

"Selama ini kamu sudah tahu? Jadi selama ini, kamu mempermainkan aku?" tanya Xynerva dengan suara serak akibat menangis.

"Nggak, aku nggak pernah mempermainkan kamu Xy. Aku sayang, aku cinta sama kamu," ujar Valter. Matanya memperlihatkan ketulusan, pria itu jujur. Ia sangat mencintai Xynerva, terlepas dari apa yang gadis itu lakukan kepadanya.

"Bohong!" teriak Xynerva. Gadis itu semakin terisak, tangisnya terasa pilu.

"Xy, jangan menangis. Aku tidak bisa melihat kamu menangis."

"Kamu jahat!"

"Aku tidak berbohong, aku mencintaimu Xy. Aku sangat mencintaimu, aku bahkan pernah menyelamatkanmu saat kamu masuk ke gedung penyimpanan obat dan senjata ilegal. Aku melakukannya karena tidak ingin kamu berada dalam masalah," tutur Valter. Rupanya pria itu benar-benar jatuh cinta kepada Xynerva.

"Apa maksudmu?" tanya gadis itu di sela-sela tangisnya.

"Aku yang menghapus CCTV saat kamu datang ke gudang obat dan senjata ilegal bersama temanmu. Iya, aku yang menghapusnya. Untukmu Xy, karena aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa," ujar Valter. Pria itu tampak serius dengan ucapannya.

Xynerva justru semakin terisak kencang mendengarnya. Valter lalu membawa Xynerva ke pelukannya. Membiarkan air mata gadis itu membasahi dadanya.

Dua Minggu setelahnya Dhanu mendatangi markas Outlaws bersama Avita. Ia menemukan teman-temannya tengah duduk di atas motor masing-masing, seolah bersiap untuk pergi.

"Mau ke mana?" tanya Dhanu.

Para inti Outlaws, termasuk Xynerva menatap Dhanu yang datang dari arah samping. Ia bersama Avita, gadis yang dulu membuatnya keluar dari Outlaws.

"Loh Dhan, lo di sini?" tanya Rafael.

"Iya, gue mau minta maaf sama kalian semua. Maaf karena sudah kekanakan dan pergi begitu saja dari Outlaws," sesal Dhanu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUTLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang