[ OUTLAWS - 26 ]

132 20 0
                                    

"Alaric kemana ? dia ga ada disini ?"

"Biasalah Xy, persiapan buat balapan nanti. Gua juga heran sama tu anak, hobinya cari mati" ucap Aluna sambil mendata kasus-kasus yang akan mereka selesaikan.

Saat ini Xynerva berada di gedung FBI. Xynerva mendesah kesal saat terpapang banyak kasus di layar komputernya

"Denger-denger, lu udah berhasil ambil hati Valter ?" tanya Aluna sambil memberhentikan aktivitasnya sesaat

"Gua gak tau. Menurut lu gimana ? apakah dia bener jatuh sama gua ? tapi alasannya apa ? apa ini rencana dia ? apa dia sebenernya tau identitas gua ?" tanya Xynerva bertubi-tubi

Aluna sempat tercengang dengan pertanyaan yang teman kerjanya lontaran.

Benar juga ucapan Xynerva. Apakah Valter tahu semuanya ? tidak mungkin bila Valter tidak tahu, bukan ?

Bukannya dia selalu bisa mendapatkan informasi apa saja ?

Terlebih saat Xynerva menemukan obat ilegal digedung tua dengan pengawasan ketat ?? tidak mungkin Xynerva tidak meninggalkan jejak.

Bayangkan !!! di sepanjang jalan saja penjagaannya ketat ? apa lagi didalam ? lalu dulu ? kenapa Xynerva dan temannya bisa masuk bahkan memarkirkan mobilnya dengan cantik lalu keluar dengan selamat.

Cukup mustahil bila Valter tidak tahu ?

"Lu denger gua gak si Lun ? kepala gua pusing mikir misi brengsek ini" jelasnya sambil membuka kembali data mengenai anak OUTLAWS.

Pemimpin Outlaws

( GOOD IS MERCIFUL AND WE ARE NOT !) Tuhan maha pengampun dan kamu tidak !

Emperor : Valter Qenan Teodorico
King : Darren Dee M
High King : Dhanurendra Zee S
Duke : Agam A
Grand Duke : Aidan Satya M
Archduke : Farell Bintang O
Prince : Rafael D

Jumlah warior : 80.000 ( terdata )
Dibawah naungan 7 pemimpin

Hanya itu data yang Xynerva dapat, sebagian kecil data Outlaws. Sebenarnya Xynerva sempat bingung, kenapa hanya nama Valter yang tidak disingkat? apakah karena ia seorang pemimpin ?

"Xy"

Xynerva hanya membalas dengan dehaman, masih fokus dengan komputernya yang menayangkan nama 7 anggota inti Outlaws serta logo tengkorak dan pedang saling bersilang

"Setelah gua pikir, lu bener. Ga mungkin lu bisa selamat waktu keluar gedung tua itu dengan aman. Maksud gua, mustahil aja ! penjaga di luar ketat, susah masuk situ dan lu ? bisa masuk dan keluar dengan selamat ? lu yakin kan ga ada yang bisa liat lu ? akhh maksud gua ga ada yang lihat lu ? ntah itu pengawas dari manusia atau cctv ?" jelas Aluna panjang.

Xynerva mematung, mencerna kata-kata Aluna, sial ! kenapa ia tak berfikir sampai situ ? yah ! Cctv ?

"Aneh aja Xy ! dari luar terjaga sampai aman terus didalam ? ga mungkin ga ada apa-apa. Mereka pasti ga sebodoh itu untuk tidak memasang pengawas didalam ruangan ?" ujar Aluna lagi

Mimik muka xynerva pucat saat mendengar tuturan Aluna. Tubuhnya seakan kaku, darahnya seolah berdesir tak beraturan. Jantungnya memacu dua kali lebih cepat.

Kenapa Xynerva tak berfikir sampai situ ? Akh ! apa yang harus Xynerva lakukan sekarang ?

Aluna yang melihat perubahan wajah Xynerva langsung mendekat kearah Xynerva lalu mencoba menenangkan Xynerva sambil menyodorkan segelas air kepadanya

"Minum dulu Xy. Semua akan baik-baik aja. Percaya gua. Lu bisa !" semangat Aluna

___________________

"Kamu tahu apa yang kamu lakukan Valter ? itu dapat membahayakan keluarga kita, kamu tahu ?" ujar seorang pria paruh baya sambil mengeraskan rahangnya menahan amarah.

Pria berkepala empat itu tengah berdiri menatap sang putra dengan nyalang.

"Dan kamu membunuh orang kepercayaan saya ! kamu gila ? dia orang yang paling saya percaya dan harus mati sia-sia karena kebrengsekan mu ?" ujarnya lagi

"Udah Ric, dia anak kita. Ga seharusnya kamu memarahinya terus" lerai sang istri

Pria itu hanya mendengus kesal, melihat istrinya membela Valter

Berbeda dengan Valter, pria itu tampak tak peduli dengan ucapan sang ayah yang tengah murka

"Apa mau kamu anak nakal?"

"Biarkan saya mengurus diri saya sendiri. Saya tidak perduli dengan pendapat anda, memangnya anda siapa ? anda tidak berhak mengatur saya." ujar Valter sambil menatap nyalang sang ayah

Rico, sayang hanya semakin mengepalkan tangannya tak lupa dengan rahang mengeras

"Kamu masih kecil ! kamu tidak tahu apapun Valter !" murka sang ayah

"Ric ! udah," lerai sang istri

"Apa yang tidak saya tahu ? anda berusaha menyembunyikan identitas saya karena anda tidak mau mengakui saya sebagai anak anda ?" ujar Valter dengan seringainya

"KAMU TIDAK TAHU APAPUN VALTER !" teriak Rico murka

"Kalau bukan karena mommy, saya tidak mau tinggal bersama anda" ujar Valter lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya

"PERGILAH JIKA KAU MEMANG MAU, ANGKAT KAKI DARI RUMAH SAYA"

Rico menatap punggung anaknya nyalang, nafasnya memburu, rasanya ia ingin menghancurkan apapun saat ini !

"Tenangkan pikiran mu. Biar aku yang bicara saya anak kita nanti"

________________

Disisi lain seorang pria tengah menatap gadis cantik dari kejauhan, senyum kecil terukir dibibirnya. Siapapun yang melihat senyumnya pasti akan terlena, dapat dipastikan !

Sedangkan gadis yang di amati tengah duduk didepan sebuah toko sambil memakan cemilan yang ada di genggamannya melihat orang berlalu lalang sambil sesekali melirik ponselnya

Gadis itu tersenyum manis kala memegang ponsel, ahh ! apa yang di bahas gadis itu ? berbalas pesan kah ? lalu pesan siapa yang ia balas hingga tersenyum ?

Pria itu rasanya ingin merebut ponsel yang gadis, ia ingin satu-satunya yang membuat gadis itu tersenyum adalah dirinya. Tetapi situasi saat ini tidak memungkinkan. Ia harus berusaha mengambil hati gadis itu terlebih dahulu baru akan memberi sedikit peraturan agar gadis itu tidak pergi darinya

Possessive ? mungkin saja, atau tepatnya obsesi?

Pria itu tersenyum lagi hanya dengan menghayal gadis itu menjadi miliknya. Ahh apakah perlu mengikat gadisnya dengan pertunangan ? atau mungkin langsung pernikahan agar ia leluasa atas gadis itu ?

Pria itu tertawa konyol saat menyadari pikiran aneh yang melintas di otaknya

"Maaf, aku mencintainya" gumamnya kecil seolah menyalurkan tanda penyesalan

OUTLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang