45. Dreaming all the time

59 12 8
                                    

Hening menemani perjalanan mereka. Hanya dihiasi hembusan angin malam yang cukup dingin dan senandung lagu yang cukup menghibur.

"Aku suka kamu, Semi." Celetuk Ushijima tiba-tiba, tanpa ada harapan Semi membalasnya. Hanya kata spontan saja. Tapi kata spontan itu dijawab oleh Semi.

"Hmm, gw juga," Jawab Semi, sontak membuat Ushijima menghentikan langkahnya. Remaja itu menatap kearah Semi dengan antusias dan mata yang berbinar.

"Beneran?"

"Beneran apaan?"

"Kamu, suka sama aku?" Tanya Ushijima sekali lagi, tapi kali ini ada sedikit harapan yang terselip. Mungkinkah hari ini akhirnya akan terbalas? Pikir Ushijima.

Semi diam tak menjawabnya. Dia sendiri juga bingung, kenapa Ushijima menanyakan hal itu. Semi sebenarnya tak mendengar apa yang Ushijima bilang pertama tadi, dia pikir Ushijima bilang kalau Ushijima kedinginan, makanya Semi menjawab seperti itu. Nyatanya Ushijima bukan menyatakan itu, tapi menyatakan perasaannya.

"Kamu suka sama aku?" Tanya Ushijima sekali lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Semi.

"Kagak lah, gila kali," Jawab Semi sontak. Binar di mata Ushijima meredup, dan tangannya yang tadinya menggenggam tangan Semi mengendur perlahan. Apakah pupus sudah harapan Ushijima?

Semi melanjutkan perjalanannya pulang kerumahnya. Hening menyapa mereka lagi untuk kedua kalinya. Bukan hanya itu canggung juga mulai menyembul keluar dari permukaan. Seakan mereka benar-benar terpisah akan rasa canggung itu.

Beberapa saat kemudian mereka berdua sampai di depan rumah Semi yang kelihatan sangat sederhana. Berbeda jauh dengan rumah sang kakak sepupu yang jika dibandingkan hanya akan sebesar gudangnya saja. Semi masuk dan Ushijima menunggu hingga Semi masuk kedalam. Tapi saat Semi baru memegang kenop pintunya tiba-tiba pintu di buka dengan keras oleh seorang laki-laki setengah baya dengan wajah memerah dan baju yang berantakan.

"Akhirnya lu pulang gadis sialan," katanya sambil menarik rambut Semi dengan kuat. Saking kuatnya Semi bisa merasakan ada beberapa helai rambutnya yang tercabut.

"Aaakkh pa, sakit!" Rintih Semi kesakitan karena tarikan kuat pada rambutnya itu.

Mendengar teriakan Semi, Ushijima langsung kembali dan melihat seorang lelaki yang tengah menarik rambut Semi dengan kuat. Di balik lelaki itu ada seorang wanita yang terikat tangannya dan mulutnya tertutup lakban.

Semi di bawa ke gudang oleh ayahnya. Sementara Ushijima yang hendak mengejarnya urung karena wanita yang terikat itu jatuh pingsan. Dengan darah mengalir di pelipis dan tangannya.

Sesosok yang kali ini sedang mengikuti Ushijima membeku, tak percaya dengan hal yang dilihatnya sekarang ini. Sosok itu adalah Inuoka, dia tak percaya bisa melihat kejadian yang hampir serupa dengan yang dulu pernah ia alami terjadi.

Inuoka membeku, tak percaya dengan apa yang dilihatnya, kejadian yang hampir serupa yang dulu menimpanya kini terjadi lagi di depan matanya. Terlebih dengan wajah tak asing itu.

Ushijima buru-buru mengambil ponselnya dan menelpon salah seorang pengawalnya memberi lokasinya dan menyuruh membawa ambulans ke kediaman Semi. Setelah memastikan bisa atau tidaknya pengawal yang ia telpon, dia pergi mengikuti jejak Semi dan ayahnya menuju gudang.

"Semi!!"

Buugghh

Braakk

Buugghh

Suara pukulan itu terdengar nyaring di dalam ruang sempit nan gelap dengan penerangan minim itu. Barang-barang tak terpakai berpindah tempat karena terkena tubuh Semi yang di lempar oleh ayahnya.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now