8. female lead

152 24 1
                                    

Masih di hari Sabtu. Tapi berpindah kediaman, ke kediaman iwaizumi, terlihat santai parah dengan nyruput es degan langsung dari kelapanya. Hasil jerih payah Oikawa yang manjat pohon kelapa di depan rumah Iwa . Seperti rencana chapter kamaren, hari ini Iwa bakal ke kota H karena disuruh sama bundanya. Dan karena Oikawa ngintil, berangkatnya agak siangan dikit.

Jam setengah delapan, mungkin baru mau siapin mobil. Sementara perjalanan ke kota H itu sekitar dua jam setengah. Jadi sekitar jam setengah sebelas baru sampe kota H. Belum lagi kalo ntar macet, atau bingung cari alamatnya. Secara Iwa belum pernah ke kota H pas udah remaja. Pernah dulu pas dia masih umur 5 tahunan. Jadi samar-samar banget ingatannya.

"Minta."

"Ambil sendiri, di dapur, kan, masih ada."

"Lagi males jalan ke dapur. Lagian di depan mata ada, ngapain jalan dulu ke dapur."

"Mageran banget, sih, lu."

"Kalo gitu Iwa-chan aja yang ambil, gimana?"

"Mager, gw."

"Mageran banget, sih, Iwa-chan."

"Itu kata-kata gw, anjir."

Akhirnya Oikawa jalan ke dapurnya iwa, buat ambil es kelapa muda yang dibuatin sama bi Mikasa tadi. Ohhh nikmatnya hasil jerih payah sendiri.

Di dapur, Oikawa dapet telpon dari seseorang, dan langsung mengeceknya. Saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya, dia tersenyum seneng banget.

"Halo syayang, kangen, Yaaa. Gw juga kangen,kok."
"....."

"Dih, apaan. Enggak!"

"....."

"Enggak, sayangku. Gw masih di rumah Iwa-chan."

"....."

"Tahun depan, kalo nggak tahun depan, ya, dua tahun lagi."

"....."

"Nggak janji, tapi boleh, lah."

"......"

"Iya, sayang. Lopyu tu."

Setelah menutupnya, dia tersenyum simpul sambil bergumam. Keanya yang telpon tadi pacarnya Oikawa. Manggilnya pake sayang, dan ucapan terakhir Oikawa tadi pake 'lopyu tu' segala.

Sementara di balik dinding, pemisah antara dapur sama ruang makan. Ada iwaizumi yang menggigit bibirnya, buat menahan sakit di hatinya. Iwa menyimpulkan apa yang dia dengar itu sebagai jawaban dari pertanyaannya selama ini. Jawaban dari keraguannya selama beberapa bulan lalu.

Iwa mengusap wajahnya kasar, mencoba menghilangkan bekas air mata yang sempet terjatuh. Niat hati mau nitip ambilin lagi, malah denger kenyataan pahit. Bahkan dia denger sendiri dari mulut Oikawa, bukan orang lain.

Bruukk

Iwa menabrak meja makan, yang membuat meja itu sedikit bergeser. Menimbulkan suara yang berhasil mengambil atensi Oikawa.

"Apaan, tuh!?"

Oikawa semakin mendekat, Iwa dengan susah payah menahan sakit di bagian pinggulnya, karena ketatap meja, lalu pergi dari ruang makan. Menyisakan meja yang bergeser dari tempat asalnya dan sebuah pena di atas meja itu. Oikawa celingukan mencari sosok yang tadi disini, tapi nihil. Nggak ada siapapun di sana kecuali dia.

Oikawa yang notabenenya takut sama hal yang nggak bisa diliat, langsung lari kalang kabut menuju ruang tengah. Dan di sana, dia mendapati iwaizumi yang lagi kepak barang yang mau dia bawa. Cuma 2 setel pakaian sama hoodie yang dulu dikasih Oikawa sebagai hadiah ulangtahun. Padahal udah dua tahun, tapi masih kebesaran kalo dipake sama Iwa.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now