60. Ushijima dan ceritanya

56 8 1
                                    

"Jujur, yang mulai duluan siapa?" tanya Suga pada keduanya. Kini ketiganya duduk di ruang tengah yang temaram. Sengaja lampu tak dinyalakan karena kamar Daddy dan Mama ada di dekat ruang tengah. Takut-takut kalau cahaya lampunya mengganggu kedua orang tua Suga.

Di ruang tengah ada Suga, Semi, Ushijima dan pak satpam yang ikut dipanggil oleh Suga untuk menjadi saksi. Saksi pengakuan Semi, biar kalau Semi macam-macam Suga bisa cepu ke Mama dengan bantuan pak satpam tadi.

Dua orang yang ditanya malah bungkam. Satunya menunduk malu, yang satunya menatap yang menunduk tanpa ragu. Suga hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat dua anak aneh ini. Kepalanya mendadak pusing dan perutnya mual tiba-tiba melihat keduanya malah jadi bermesraan. Ushijima mengelus kepala Semi yang sedang menunduk lalu tangan mereka bertaut seperti orang mau menyebrang. Ahh siapapun bawa pergi Suga dari sana.

Iri? Tentu saja Suga iri. Suga juga mau diperlakukan manis oleh cowok yang dia suka. Tapi Suga juga takut jika harus skinship dengan cowok. Rasa takutnya mungkin lebih besar daripada rasa iri-nya. Menjadikan Suga gampang jijik dengan tindakan manis cowok ke pasangannya dan sebaliknya.

"Plis deh, gue mau muntah beneran lama-lama," ucap Suga menginterupsi Semi dan Ushijima.

"Salah lo sendiri. Gue tadi udah nyuruh nih anak pulang, tapi malah lo suruh masuk," bantah Semi angkuh. Merasa dia tak salah sama sekali. Padahal yang membuat Suga begini itu Semi sendiri. Semi mengangkat kepalanya, menyilangkan kakinya, bersedekap dada dan menyandarkan tubuhnya di sofa.

Suga geram dengan perilaku Semi kali ini. Nggak menyangka anak itu bisa sangat menjengkelkan seperti ini. Suga menggertakkan giginya tertahan sembari tersenyum. Senyum yang mengerikan di mata Semi.

"Jadi lo kasih cupang di lehernya tuh salah gue? Oh iya, salah gue udah ngasih izin ke lo buat ikut sama dia!" desis Suga sarkas. "Salah gue percaya sama gadis yang dari awal nggak tau apa-apa soal cowok. Salah gue emang." Semi menegakkan tubuhnya mendengar ucapan Suga barusan.

"Iya salah gue, Sem, salah gue!"

"Koushi..." Semi jadi merasa bersalah karena membuat Suga marah. Dia menundukkan kepalanya lagi sambil mencari kata-kata yang tepat untuk meminta maaf. Jangan salahkan Semi yang sulit mengungkapkan perasaannya, salahkan keadaanya dulu. Masa lalunya lah yang bertanggungjawab atas Semi yang sekarang.

Kelemahan Semi yang sampai saat ini masih sulit untuk dikalahkan; peka dengan kondisi di sekitarnya. Selalu saja Semi lebih mementingkan perasaannya sendiri dibanding membaca perasaan orang lain. Lagipula perasaan dan pikiran Semi cukup simple, dengan uang dan makanan semua beres. Akibat dari tak terpenuhinya masa kecilnya, hingga berlanjut sampai remaja.

"Sem," panggil Suga. Semi mendongak menatap kearah sepupunya dengan takut. Salah satu hal yang paling Semi takuti adalah Suga yang marah. Karena jika Suga marah ujung-ujungnya dia akan menangis dan membuat Semi menjadi menangis juga. Dimana menangis adalah hal kedua yang Semi takuti sekaligus benci.

Menggeser Ushijima dari samping Semi, Suga mendudukkan dirinya disamping adiknya. Mendusal ke ceruk leher Semi dari samping dan memeluknya erat. Bisa Suga cium wangi parfum Ushijima melekat di ceruk leher Semi. Sempat Suga curiga mereka berdua melakukan hal aneh, tapi segera ditampik karena melihat jaket yang Semi pakai dan paper bag yang ada di meja. Berisi gaun yang Semi pakai tadi, dan gaun itu kotor berbau manis asam soda.

"Maafin gue, ya."

Maaf atas segalanya. Maaf karena salah paham, karena sudah marah, dan maaf karena Suga nggak bisa menjadi kakak yang baik. Suga masih belum bisa melindungi Semi, dan malah selalu dilindungi oleh Semi. Padahal Suga tahu kalau Semi lah yang lebih membutuhkan perlindungan itu. Dari ayahnya, dari dunia yang nyatanya sangat kejam. Yang memaksa Semi menjadi anak yang kurang kasih sayang dan kurang peka dengan keadaan. Maaf, Suga belum bisa menjadi kakak yang baik untuk Semi.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang