59. Ayo sembuh, dan jatuh cinta

61 8 2
                                    

Ushijima benar-benar terkesan dengan Semi hari ini. Semuanya berjalan sesuai kemauannya. Perjodohannya dibatalkan, dan ia terbebas dari ayahnya. Dan semuanya itu tak lepas dari Semi yang berhasil menarik perhatian ayah.

Selesai berbincang dengan ayah di ruangan tadi, Ushijima mengajak Semi ke kamarnya. Jangan berpikiran aneh, Ushijima hanya ingin meminjamkan salah satu jaketnya saja, karena gaun Semi terkena tumpahan minumannya. Semi tak sengaja menyenggol gelas di sampingnya hingga gelas itu jatuh mengenai paha dan pecah di lantai. Saat gelas pecah, Semi membeku, tak bergerak sedikitpun. Traumanya akan suara pecahan kaca masih ada, walau tak seburuk sebelumnya, tapi masih berdampak ke Semi sendiri.

"Mungkin agak kebesaran, tapi aku rasa ini yang paling kecil," ucap Ushijima menyerahkan jaketnya kepada Semi.

"Jaket doang? Terus bawahan gue apaan?"

Selepas Semi mengatakan itu, Ushijima kembali mengobrak-abrik isi lemarinya, mencari celana atau seenggaknya kain sarung untuk Semi. Biarlah Semi pulang dengan kain sarung sebagai roknya. Tapi nihil, Ushijima sama sekali nggak punya sarung di lemarinya. Yang ada malah celana bahan semua, yang pasti itu punya cowok, dan akan kebesaran jika Semi pakai. Tak ada pilihan lain, Semi akhirnya diberikan celana kolor oleh Ushijima. Pikir Ushijima, daripada Semi nggak pake celana ntar dikira macem-macem sama Suga, lebih baik dikasih kolor aja.

Selesai mengganti baju, keduanya lantas turun lagi. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan itu hampir lewat dari jam yang dijanjikan Ushijima untuk memulangkan Semi. Tapi sepertinya Ushijima lupa waktu, begitu juga Semi. Sampai di bawah, ayah terlihat sedang menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Memejamkan matanya sambil bergumam sesuatu yang aneh. Seperti meminta maaf dan berjanji untuk sesuatu. Ushijima tak tau apa yang ayah gumamkan, jadi dia hanya berlalu begitu saja, diikuti Semi dibelakangnya.

"Pastikan dia sampai di rumah dengan selamat, dan jangan macam-macam kamu dengannya," ucap ayah sedikit berteriak. Reflek membuat Ushijima melongok kebelakang karena kaget ayahnya bisa tau kalau dia sudah keluar. Semi pun jadi menabrak Ushijima dari belakang. Semi jadi deja vu dengan kejadian barusan.

Minggu lalu saat Ushijima mengajaknya untuk datang ke rumah inipun Semi juga menabrak Ushijima, sekarang saat sudah di rumah Ushijima, dia harus menabraknya lagi. Hobi baru Semi; menabrak Ushijima.

"Maaf."

"Hmm, lain kali kalo mau berhenti bilang dulu, ya!" ucap Semi dengan penekanan di akhir. Setelahnya, Semi berlalu begitu saja. Ganti Ushijima yang mengikuti dibelakang Semi.

Sampai di depan rumah, saat hendak pergi ke garasi lebih dulu, tangan Semi dicekal oleh Ushijima. Membuat anak itu berbalik dan menghadap tepat ke dada Ushijima. Hampir saja Semi menabrak dada Ushijima lagi jika dia tak segera memundurkan tubuhnya.

"Napa lagi, sih?"

"Bentar."

"Iya bentar tuh kenapa lagi, gue tanya?" tanya Semi dengan berkacak pinggang. Sebelum tangannya ditarik menuju garasi. Lalu kenapa harus ditahan kalau akhirnya ke garasi juga, pikir Semi kesal. Cowok ini benar-benar menguras kesabaran Semi.

Di samping mobil yang membawanya kemari Semi berada sekarang. Dengan Ushijima yang masih memegangi pergelangan tangan kanannya. Menatap jengah ke cowok yang juga menatapnya tanpa cela. Jujur, kali ini ada rasa aneh dalam diri Semi saat Ushijima menatapnya begini. Seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya, tapi tertahan di tenggorokan. Kayak mau muntah, tapi mual doang lah gampangnya.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now