3. perkara gopek

210 35 2
                                    

Hari Selasa, Minggu depan, latihan akan lebih menantang. Kenapa? Jawabannya ada di Ushijima Wakatoshi dan Kuroo Tetsuro. Hari Rabu pagi, seperti biasa, klub voli kumpul bentar di ruangan klub, buat bahas masalah-masalah yang sebenarnya nggak perlu. Tapi katanya Kuroo buat mempererat tali persahabatan, jadi iyain aja biar hayaku.

Kuroo dihubungi sama kenalan kakak sepupunya, ditawarin mau latih tanding apa kagak. Yang pasti kalian tau jawabannya. Kuroo dengan semangat menjawab mau, dan bakal diatur waktunya sama kenalan kakak sepupunya. Dan soal tempat, bakal terlaksana di SMA haikyuu, biar nggak bingung cari tempat. Sekalian juga, abis pulang sekolah, langsung latihan.

"Periksa aja dulu kelengkapannya. Kalo ada yang udah rusak, di data. Ntar gw lapor ke pak ukai, biar dibeliin yang baru."

Padahal disini Kuroo termasuk yang paling bontot diantara anak kelas tiga, tapi udah berlagak kea bapak-bapak. Jangan dewasa sebelum waktunya, takutnya matinya juga kecepetan. Nggak-nggak, canda doang. Tapi beneran, jangan dewasa dulu, nungguin aku dulu baru dewasa dan menua bersama.

Setelah memastikan barang-barang yang udah rusak atau masih kurang, Kuroo mempersilahkan temen-temennya buat balik ke kelas. Sementara Kuroo sendiri mau nyamperin pak ukai, buat nyerahin data tadi. Di perjalanan ke ruang guru, Kuroo papasan sama tetangga kecilnya yang lagi kebingungan. Dengan nggak berdosanya dia nepuk pundak orang itu, sampe bikin kaget.

Kozume Kenma, gadis mungil yang kebiasaannya tidur pas jam pelajaran fisika.

"Nyari apaan Ken?" Tanya Kuroo.

Kenma mendengus kesal, lalu berjongkok di depan pot bunga. Salah-salah Kenma bisa dikira pot mungkin, badannya aja lebih kecil dari pot bunga yang gede. Tangan mungilnya merogoh ke bawah pot buat ngambil sesuatu. Kuroo yang penasaran pun mendekat, dan ikut berjongkok di samping Kenma.

"Nyari apaan sih?" Tanya Kuroo lagi. Dan kali ini dapat jawaban dari yang ditanya.

"Uang gw jatuh, nyelip di bawah pot," jawab Kenma datar tanpa ngalihin fokus ke bawah pot.

"Ooh, coba sini, gw ambilin." Kuroo menggeser Kenma dengan nggak slow. Untung aja nggak nyungsep Kenma, kalo nyungsep udah kerja dua kali lipat, kuroo.

"Yang jatuh berapa?"

Tangan Kenma membuka, menampilkan kelima jarinya yang terbuka lebar. Membuat kuroo membulat, "limapuluh ribu?"

Kenma menggeleng, "limaratus."

"Limaratus ribu?" Kuroo makin histeris.

"Perak. Limaratus perak."

Kirain limaratus ribu anjir. Limaratus perak mah, ngapain diambil kalo nyelip. Kecuali lu anak kosan di akhir bulan, boleh tuh, ngambil limaratus perak yang nggak tau punyanya siapa. Meski gitu, tetep Kuroo ambilin kok. Demi ayang mah, semua boleh.

"Ih apaan nih, kok kenyal sih," gumam Kuroo saat tangannya merogoh bawah pot. Dia ngerasain benda kenyal yang kalo makin dipegang kea menggeliat gitu. Tapi karena Kuroo LAKIK✨✨ dia ambil tuh benda kenyal dari bawah pot.

Dan betapa terkejutnya mereka berdua melihat benda itu ternyata ulet bulu. Pantes tangan Kuroo jadi panas setelah pegang. Kenma reflek teriak, sementara Kuroo langsung buang tuh ulet dari tangannya. Kuroo berlari menuju keran air yang lagi dipake sama pak bon buat nyiram tanaman, melepas selang yang menancap dan membilas tangannya. Rasa gatal dan panas mulai menjalar, tapi setelah di basuh dengan air rasa panas sedikit menghilang dan diganti dengan gatal yang nggak karuan.

"Kuroo!"

"Nggak papa, kok, Ken. Cuma gatel aja," kata Kuroo meyakinkan Kenma supaya nggak khawatir.

"Gopek gw gimana?"

Garis TakdirWhere stories live. Discover now