13. sama orang tua

117 24 1
                                    

Di rumah si kembar, tepatnya di kamar Atsumu. Keadaan kamarnya nggak ada bedanya sama rumah yang abis kerampokan. Kasur berantakan, sampah makanan dimana-mana, baju-baju juga keluar dari lemari. Buku-buku pelajaran atau buku majalah berserakan dimana-mana. Penyebabnya yaitu benda kecil yang sering banget ngilang saat di butuhin.

Iya, kuncir rambut. Keanya rambut Atsumu udah terlalu panjang, jadi harus segera dipotong. Sebatas pinggulnya, jadi mayan panjang lah. Kalo dipangkas dikit juga nggak keliatan banget.

"Sialan banget! Kalo nggak dicari aja nongol bebarengan. Giliran di cari malah nggak ketemu." Rutuknya sambil ngacak-ngacak isi lemarinya.

"SAAAMMM!!" Teriak Atsumu memanggil Osamu yang ada di kamarnya sendiri.

"APAAN?" Sahut Osamu dari kamarnya.

"MASIH PUNYA KUNCIR NGGAK?"

"ADA. EMANG KENAPA?"

"PINJEM SATU!"

"NGGAK ADA. NTAR LU ILANGIN LAGI, KAYAK DULU." Tolak Osamu.

"AELAH, SATU DOANG, PELIT AMAT, LU, SAMA KAKAK SENDIRI!"

"BIARIN. LU AJA JUGA PELIT SAMA GW!"

Tanpa mereka berdua sadari, ayah mereka udah berdiri di tengah-tengah, antara pintu kamar Osamu sama pintu kamar Atsumu. Sambil bersendekap dada, beliau menghela napas kasar. Sepersekian detik kemudian beliau mengetuk kamar Atsumu dengan lembut.

Dengan ogah-ogahan, Atsumu membuka pintu kamarnya. Dia kira yang ngetuk itu Osamu, jadilah dia buka pintunya dengan nggak selow.

"APA?!"

"Ehh, ayah."

Mampos kau, ciut nggak tuh nyali. Lagian, bukannya dipastiin dulu siapa yang ngetuk, main ngegas-ngegas aja. Untung ayah lu sabarnya minta ampun. Kalo kagak, udah jadi Atsumu penyet lu.

"Kenapa teriak-teriak Atsumu?" Tanya ayahnya dengan senyum tapi aura yang menakutkan. Demi apapun, Atsumu benci ini melebihi dia benci sama air lemon.

"Mm, itu,, anu,, tsumu kan lagi nyari kuncir rambut, nggak ketemu ketemu jadinya mau pinjam ke Osamu. Tapi sama samu nggak di kasih."

"Salah lu sendiri. Punya kuncir kok ilang Mulu." Sahut Osamu dari kamarnya.

"Miya Osamu." Panggil ayah miya ke Osamu. Sontak Osamu langsung merinding dibuatnya. "Kemari kamu!"

Pake kaos oversize dan celana pendek selutut, dia keluar dari kamarnya. Jadi korban juga, kan, akhirnya.

"Jangan berantem sehari aja bisa nggak?" Tanya ayah mereka tersungut-sungut. Miya twins langsung kicep. Satu hal yang sangat mereka hindari itu kemarahan ayah mereka. Tapi kalo terlanjur kea gini, mereka cuma bisa menunduk menyesal.

Bukan tanpa alasan, ayah miya marahin anaknya gini. Setiap orang tua juga bakal marah kalo anaknya berulah. Beliau cuma pengen liat kedua anaknya akur, itu doang. Mengingat mereka itu dari satu sel telur dan satu sel sperma, harusnya bisa akur melebihi adek kakak biasa.

"Samu, kalo di mintai tolong sama kakak kamu, harusnya di bantu. Tsumu juga, kalo minta tolong itu harusnya baik-baik, jangan teriak-teriak kayak tadi."

"Nggak malu sama umur?" Tanya ayah miya.

"Maaf, yah."

"Ya, sekarang baikan dulu. Ayah mau ke bawah." Mereka berdua mengangguk pasrah.

"Nih. Jan lu ilangin lagi tapi. Gw capek beli," kata Osamu nyerahin kuncir rambutnya buat Atsumu.

"Makasih. Gw minta maaf tadi udah teriak-teriak."

Garis TakdirOù les histoires vivent. Découvrez maintenant