1. Ragu

681 44 9
                                    

Kebenaran soal cinta dan rasa sayang itu masih sulit buat dimengerti sama Iwa. Hati dan pikirannya nggak sinkron. Hatinya mengatakan suka, tapi pikirannya mengatakan sebaliknya. Apa ini efek dari yang namanya tsundere tingkat akut? Makanya nggak mau ngaku kalo suka.

Iwaizumi Hajime, gadis yang tergolong kasar, tapi bisa juga bersikap lembut. Dilema terbesar bulan ini, yaitu Iwa masih ragu sama perasaan yang udah menghantuinya dari setengah tahun lalu. Perasaan suka, atau hanya kagum belaka. Pada sosok laki-laki yang selalu ada buat dia, saat dia butuh. Laki-laki yang alaynya nggak ketulungan tapi bisa sweet juga di saat-saat tertentu.

Siapa lagi, kalo bukan Oikawa tooru. Teman masa kecil, tetangga, sampe dikira adek kakak sama kebanyakan orang. Karena tingkah mereka yang sering tengkar di depan umum. Iwa memendam rasa suka? Pada Oikawa. Dan Iwa masih ragu juga dengan perasaannya.

"I hate it. Make me hungry," gumamnya pelan.

Saat ini Iwa sedang dikelas, karena pelajaran masih berlangsung. Yang membuat Iwa benci bukan mapelnya, tapi pikirannya yang melayang kemana-mana. Mulai dari menghalu jadi Spiderman, sampe ngayal makan malam sama Oikawa di Prancis.

"Koheren dan kohesi itu penting dalam setiap bacaan. Jadi harus kalian pahami betul hal ini."

Bahkan pelajaran berulang ini sangat sulit buat Iwa mengerti. Selain karena Iwa males mikir, satu lagi karena Iwa udah laper.

Sepuluh menit kemudian, hal yang paling Iwa dan seluruh siswa akhirnya bunyi. Bel istirahat, yang nggak seberapa kedengeran dari ruang kelasnya. Keanya speaker yang Deket kelasnya Iwa lupa dinyalain, makanya nggak terlalu kedengeran. Untung aja ada yang denger, kalo kagak, mungkin udah keseleg sama majas.

Jadwal hari ini, Iwa ada latihan di klub, jadi pulangnya agak sorean. Berhubung besok libur, jadi agak dilembur boleh lah. Tergantung juga sih, sama anggota yang lain. Kalo Iwa mah, selow aja, kan dia dibebasin sama orangtuanya.

"Iwa-chan, mau bakso apa mie ayam?" Tawar Oikawa. Di tangannya udah ada dua mangkok berisi bakso sama mie ayam. Cepet banget Njiir, Iwa aja baru nyampe di kantin. Ini udah dapet, dua lagi.

"Kok lu Cepet banget dapetnya, gw aja baru mau pesen," kata Iwa ngambil mangkuk berisi bakso.

"Tadi sebelum masuk, gw udah pesen sama Bu kantin. Jadi aman," jawab Oikawa terlewat santai.

Mereka berdua lalu mencari tempat duduk kosong, karena nggak mungkin kan, makan sambil berdiri. Dan bingo ada satu meja yang nggak ada penghuninya. Dengan cepat Oikawa menggeser kursi buat mereka duduk. Tak ada percakapan saat keduanya makan. Tapi yang pasti, beberapa kali Iwa mencuri-curi pandang ke laki-laki di depannya ini.

Laki-laki jelmaan sampah alien, yang berhasil bikin Iwa bimbang. Siapa sih, yang nggak mau sama Oikawa? Oikawa itu ganteng, tapi bisa bikin lu darah tinggi. Manis, tapi bisa bikin lu insecure. Narsis, dan bisa bikin lu sebel abis-abisan. Paket lengkap kan?

Dan sepengetahuan ku, sebagai author dan pembaca. Setiap ada Oikawa, pasti ada BDSM. Dan hal-hal lain yang berbau brutal. Nggak-nggak, lupain. Lupain satu paragraf ini. Karena nggak guna.

"Jadwal hari ini, Cepet." Oikawa mengulurkan tangannya. Iwa yang nggak ngeuh miringin kepala sambil naikin alis.

"Maksudnya?"

"Gw mau liat jadwalnya iwa-chan hari ini." Ulangnya, "jadi, mana?"

Iwaizumi menghela napasnya, emang harus gitu? "Gw nggak bawa kert-,"

"Ini kertas." Oikawa mengerahkan selembar kertas dan sebuah pulpen. Membuat Iwa seketika membulat.

Cekatan banget nih anak, batinnya.

Garis TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang