02. I can't, even if I wanted to

247 45 1
                                    

Happy reading ~~




8 Oktober 2011

"Aku tidak perlu datang? Tapi mengapa?" Sinb, gadis itu menunduk memandangi rantang makanan yang sudah ia siapkan sejak pagi tadi. Tangan kanannya yang memegang ponselnya ditelinga menegang.

1 tahun berlalu sejak kelulusan Jaehyun, kini laki-laki itu tengah menjalani kursus manajemen untuk bersiap mengambil bagian dalam perusahaan milik keluarganya. Sedangkan SinB, yang sekarang masih menjadi mahasiswa tingkat akhir masih fokus dengan pendidikan nya, ditambah kerja serabutannya, membuat Jaehyun tidak tega membiarkan SinB selalu menyibukkan diri untuk mengunjunginya di tempat kursus hanya untuk menemaninya makan siang di hari Rabu dan sabtu-- hari dimana SinB tidak ada kelas.

"Bukannya aku tidak ingin kau datang, aku hanya takut kau kelelahan. Ingat, kau berada di tingkat akhir sekarang, fokus dulu untuk pendidikan mu, jangan membuat ibumu khawatir,mm? kau tidak perlu mengkhawatirkan ku! Aku yang seharusnya khawatir tentangmu. Tolong, jangan sampai sakit, eunbi-ya!" Jaehyun pernah berada di tingkat akhir seperti posisi SinB sekarang, dan dia pernah merasa begitu lelah dengan semua nya. Stres, kelelahan, putus asa, Jaehyun hanya khawatir jika SinB terlalu memperhatikannya, gadis itu akan jatuh sendiri.

Jaehyun tentu senang, gadisnya begitu memperhatikan nya. Namun, SinB adalah tipe orang yang begitu fokus dengan sesuatu, dia akan melupakan dirinya sendiri. Jaehyun hanya tidak ingin, perjuangan gadisnya selama ini sia-sia. Hanya perlu 2 tahun lagi untuk SinB menyelesaikan pendidikannya. Setelah itu, Jaehyun tidak peduli lagi apakah SinB berencana bekerja dimasa depan atau tidak, itu tergantung keinginan sinb. Toh, dia sedang mempersiapkan lamaran untuk gadis itu. Setelah kursusnya selesai dalam beberapa bulan lagi, dia akan membujuk orangtuanya untuk datang kerumah gadis itu.

Tujuan Jaehyun saat ini adalah, membiarkan SinB fokus dengan pendidikan nya, membuat ibu gadis itu bangga dan tidak membuatnya kecewa, menyelesaikan kursusnya, membuat lamaran untuk gadis itu.

Itu saja untuk saat ini.

Tidak mendengar jawaban dari gadis itu, Jaehyun mengerutkan keningnya, "sayang....?"

"Mm, aku disini"

"Jadilah baik dan beristirahat dengan baik. Akhir pekan, mari kita berkencan, bagaimana?" Sudut bibir SinB tertarik. Sebenarnya dia diam karena ia sedang bertanya-tanya bagaimana mengatakan kepada Jaehyun bahwa dia sebenarnya sudah ada di dekat tempat kursusnya. Hanya perlu menyebrang, maka dia akan sampai pada tempat istirahat yang biasanya digunakan orang-orang disana makan siang.

"Baik...." Pada akhirnya, hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir mungil SinB.

"Istirahatlah, aku akan menutup telpon" setelah menutup panggilannya, Jaehyun menghela napas. Matanya menerawang langit cerah siang itu. Tangan kirinya berada didalam saku celananya, sedangkan tangan kanan nya yang masih memegang ponselnya sedikit mengepal.

"Eunbi-ya, bertahan sedikit lagi! Aku pasti berhasil menyakinkan orangtuaku untuk datang ke rumahmu! Suatu hari nanti, aku pasti berhasil....." Gumamnya mencoba menghibur dirinya sendiri.

"Jung Jaehyun!" Laki-laki itu menoleh, menatap seorang gadis yang melambai kepadanya. Kemudian segera berlari kearahnya. Jaehyun sedikit tersenyum tipis menatap gadis yang sekarang berdiri didepannya. "Aku mencarimu!"

"Ada apa?"

Gadis itu segera mengangkat kotak makanan ditangannya. "Untuk makan siang! Beberapa hari yang lalu, bibi Jung menghubungi ku! Dia menyuruhku untuk mengunjungimu untuk makan siang bersama jika aku bebas, dia bahkan memberitahu makanan kesukaan mu!"

Ada perasaan tidak enak didalam hati Jaehyun. Jaehyun bukan tidak mengerti maksud ibu nya, Jaehyun jelas bukan remaja labil lagi yang tidak mengerti makna dibalik tindakan ibunya.

Roseanne park, gadis ini dulunya adalah teman semasa kecilnya. Namun keluarga gadis itu pindah ke Australia dan baru beberapa tahun terakhir ini kembali ke Korea. Walau dia mengerti maksud ibunya mendekatkan teman kecilnya kepadanya lagi, Jaehyun tidak bisa bersikap kasar terhadap gadis ini. Walau bagaimanapun, dia adalah temannya! Ini Rose, gadis kecil yang Jaehyun coba lindungi sejak kecil. Akan tidak masuk akal jika malah dia yang menyakiti gadis ini.

Tetap saja, dia tidak menyukai tindakan ibunya yang memanfaatkan gadis polos ini. Apalagi ketika ibunya juga mengetahui jika Jaehyun sudah memiliki pacar!

Jaehyun tidak ingin lagi di kekang. Dia ingin bersama dengan orang yang disayanginya, ingin menghabiskan hidupnya bersama orang yang dicintainya. Dia tidak ingin hidupnya diatur.

Namun, dia juga tidak bisa kasar dan terang-terangan menyuruh rose untuk menjauh dari nya! Tapi dia juga tidak menginginkan pernikahan politik.

Melihat Jaehyun yang tidak merespon, rose melambaikan tangannya didepan wajah tampan temannya itu. "Hey....kau melamun?"

Jaehyun menggeleng, lantas tersenyum. "Baik, mari kita makan bersama"

Rose yang bahagia kemudian melingkarkan lengannya yang ramping di lengan Jaehyun. Lantas keduanya segera pergi untuk menuju area istirahat.

Jauh dari sana, SinB yang berdiri dibawah pohon melihat itu semua.

Sinb bukanlah gadis bodoh. Diam-diam SinB mengetahui semuanya. Orangtua Jaehyun tentu tidak setuju jika Jaehyun, anak tunggal mereka yang dimasa depan akan mewarisi perusahaan Jung Group menikah dengan dia, seorang gadis biasa. Ditambah fakta latar belakang keluarganya yang kacau.

Sebenarnya, SinB tidak mengetahuinya begitu saja. Belakangan, seorang wanita paruh baya datang mencarinya. Sinb sadar jika itu adalah ibu Jaehyun. Wanita tua itu tidak berbicara banyak, dia hanya mengatakan ketidakpuasan terhadap anaknya dalam mencari pasangan yang tidak sederajat. Sinb tentu hanya diam dan mendengarkan. Kemudian, wanita tua itu tiba-tiba bercerita mengenai rencananya untuk mendekatkan putra tunggalnya dengan teman semasa kecilnya yang sudah bisa dipastikan latar belakang keluarganya dapat menjadi pendukung Jaehyun dimasa depan.

Hanya dengan fakta itu, SinB sudah kalah.

Jaehyun selalu mengatakan, dia akan dapat menyakinkan orangtuanya. Bahwa suatu saat mereka akan datang melamar SinB untuk nya. Jaehyun hanya membutuhkan waktu, dan SinB percaya itu.

Namun, ketika melihat pemandangan didepan sana, apa SinB masih bisa percaya?

"Kau diam disini sepanjang waktu, ada apa?" Sinb terkejut kemudian segera menoleh hanya untuk melihat Jungkook yang berjalan mendekat kearahnya dengan kedua tangan di sakunya. Laki-laki itu berdiri disamping SinB, dan pandangannya mengikuti pandangan gadis itu. Dia sedikit terkejut, namun tiba-tiba mengerti. Dia menoleh hanya untuk melihat wajah SinB yang terlihat tersenyum tipis.

"Tidak perlu mengasihani ku...." Suara SinB terdengar begitu lembut. Hari-hari berjalan, namun suara SinB semakin hari semakin lembut, membuat hati Jungkook bergetar ketika mendengar suaranya.

"Aku tidak!" Jungkook kembali melihat dimana Jaehyun dan seorang gadis tengah makan siang bersama dengan candaan.

Selain Jaehyun, Jungkook juga mengambil kelas kursus disana. Sinb tiba-tiba sadar ternyata selama ini dia berada didalam lingkungan orang-orang kaya dan pewaris perusahaan. Mungkin hanya dia satu-satunya orang miskin disana?

"Tidak ingin pergi dan meminta penjelasan?" Sinb mendongak untuk menatap Jungkook yang sekarang semakin tinggi, membuat SinB harus mendongak hanya untuk berbicara dengannya.

"Untuk apa?"

Jungkook merasa heran. Biasanya, para gadis akan datang dan marah ketika melihat pacar mereka bersama dengan gadis lain. "Kau benar-benar tidak peduli jika pacarmu berselingkuh?"

Sinb tersenyum tipis. "Aku hanya mengikuti takdir. Semuanya berjalan sesuai keinginan tuhan, jika dimasa depan aku dan jaehyun akan berakhir, itu artinya memang sejak awal Jaehyun bukan milikku. Aku tidak berhak marah"

"Setidaknya, kau harus mencoba mencegah semua itu"

1 tahun yang lalu, Jungkook lah yang berada di posisi patah hati didepan SinB. Sekarang, itu berbalik. Ini cukup adil.

"Aku tidak bisa....bahkan jika aku ingin"

Film Out ✓Where stories live. Discover now