09. a reason

198 40 5
                                    


Siang itu Jungkook mengerutkan kening.

Laki-laki itu telah berdiri lebih dari 20 menit dibawah pohon biasa SinB menunggu. Namun yang ditunggu tidak kunjung datang.

Laki-laki itu telah berkali-kali melihat ponselnya, memastikan jika itu adalah hari Rabu. Hari dimana SinB biasanya akan datang.

"Apa dia sibuk?" Dia bergumam.

Kini, 30 menit telah berlalu. Namun gadis dengan hidung Bangir itu masih tidak menampakkan bahkan ujung hidungnya. Jungkook menghela napas, "dia benar-benar tidak datang...."

Namun, bahkan setelah mengatakan itu, dia sama sekali tidak beranjak dari tempat itu. Dia masih duduk disana dan menikmati waktunya, sambil berharap gadis itu akan datang walau dimenit-menit terakhir nya.

Begitu dia menutup matanya, langkah kaki terdengar didekatknya. Tanpa membuka kedua matanya, Jungkook tersenyum. "Kau sangat terlambat. Aku benar-benar lapar.."

Namun tidak ada balasan.

Merasa aneh, Jungkook membuka matanya. Bukannya gadis yang dia tunggu, sosok Jaehyun dengan ekspresi dingin nya lah yang dia lihat. "Menunggu siapa? Gadis ku?"

Perlahan Jungkook bangkit. Sedikit mengibaskan pakaiannya dan berdiri dengan gagahnya didepan Jaehyun. "Benar, apa kau keberatan tuan Jung?"

Melihat senyum sinis Jungkook, Jaehyun tertawa remeh. " Betapa tidak tahu malunya temanku ini. Dia telah bermain api di belakang ku dengan kekasihku"

"Kekasihmu? Kau yakin kalian masih berhubungan?"

Mendengar ejekan Jungkook, rahang Jaehyun mengeras.

"Akan aku sentak sedikit ingatanmu tuan Jung. Gadis yang kau sakiti itu, yang kau sebut sebagai kekasihmu tadi, telah mengajukan perpisahan untuk hubungan kalian. Namun kau yang tidak menyetujui nya dan bersikeras menahannya sambil menunjukkan aksi kasih sayangmu dengan gadis lain didepannya" melihat rahang Jaehyun yang semakin mengeras, Jungkook semakin tersenyum bahagia. "Dan aku... Yang kau sebut sebagai orang yang tidak tahu malu yang telah bermain api dengan gadis yang kau sebut kekasih tadi, yang menemaninya disini. Setiap kali dia melihatmu dengan mm- selingkuhanmu, dia disini bersamaku, menonton bagaimana kalian-"

"Hentikan!!" Jaehyun berteriak. Dia masih menahan diri untuk tidak memukul wajah mengejek Jungkook.

Tidak takut dengan teriakan Jaehyun, Jungkook justru semakin menambah bahan bakar ke api. "Jadi... Siapa yang tidak tahu malu disini?"

"Kau bermain-main denganku? Kau ingin merebutnya dariku?" Jaehyun menarik kerah baju Jungkook. Jungkook melirik tangan yang telah menarik kemejanya yang sekarang terlihat kusut. Jungkook mengerutkan keningnya, terlihat tidak suka. Dengan kibasan tangannya, tangan Jaehyun terlempar begitu saja.

"Singkirkan tanganmu dari kemeja yang telah ibuku setrika!" Menatap marah Jaehyun, Jungkook kini memasang wajah seriusnya. "Jadi, bagaimana jika aku merebutnya? Kau tidak mampu bukan? Biarkan aku yang menjaganya mulai sekarang, kau hanya bisa menyakiti nya..."

"Apa yang kau tahu?"

"Apa yang aku tahu?" Suara dinginnya terdengar. "Aku memang tidak tahu banyak, tapi kedua hal yang aku tahu ini cukup mampu membungkam mulutmu itu. Pertama, kau menyakiti nya dengan berbohong kepadanya setiap kali bersama gadis lain. Kedua, ibumu telah menekannya! Memaksanya meninggalkan mu karena tahu kau tidak mampu!"

Setelah mengatakan itu, Jungkook pergi dari sana.

Jaehyun mengacak rambutnya. Dia benar-benar kacau. Dia marah kepada ibunya karena melakukan sesuatu di belakangnya. Dia bahkan menjauhi rose sekarang.

Film Out ✓Where stories live. Discover now