15. Good night

175 40 7
                                    


Chapter ini agak panjang dari biasanya, jadi jangan bosen ya hehe.





---------

"Cantik sekali! Apakah kau.... Hwang SinB?" Nyonya Jeon menatap SinB dengan mata berbinarnya. Dia yang duduk di kursi roda tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sinb yang berdiri dengan malu disamping Jungkook.

Perlahan, SinB mengangguk. Dengan senyum malu dan sedikit membungkuk untuk memberi salam kepada nyonya Jeon.

"Ahh, itu kau...." Senyum di bibir nyonya Jeon tidak pernah luntur sejak dia bertemu dengan gadis cantik didepannya. "Putraku banyak bercerita tentangmu! Ternyata dia memiliki mata yang bagus! Dia menemukan gadis yang begitu cantik!"

Sinb tambah merona mendengarnya. Apa maksudnya ini? Apakah Jungkook sering menceritakannya dengan ibunya?

"Ahh, terimakasih.... Nyonya Jeon!" Ini pertemuan pertama mereka, karena itu SinB sangat gugup. Setelah dia diyakinkan Jungkook berkali-kali untuk pergi kerumahnya dari pada kembali kerumah dan bertemu ayahnya.

'ibuku pasti senang bertemu denganmu....'

Jungkook tidak berbohong. Sinb dapat melihat ketulusan dalam senyum dan mata nyonya jeon.

"Apa ini? Nyonya jeon? Panggil aku bibi Jeon! Ahh... Atau kau bisa memanggilku ibu..." Jungkook terkekeh disampingnya, melihat SinB yang begitu gugup dan malu.

"Berhentilah menggodanya ibu, dia pemalu..." Dengan itu, SinB menghela napas karena akhirnya Jungkook membuka mulutnya untuk menghentikan ibunya yang sejak tadi menggodanya. Laki-laki itu berjalan dibelakang kursi roda ibunya dan mendorong masuk kedalam rumah. "ayo masuk terlebih dahulu. Sinb, ayo...."

Sinb mengikuti nya dibelakang. Matanya mengedar menatap rumah laki-laki itu yang besar. Terlihat seperti istana dari pada rumah.

Setelah menenangkan gadis itu yang menangis begitu lama, dia membujuknya agar mau pergi kerumahnya. Awalnya, SinB menolak karena merasa belum siap bertemu dengan ibu laki-laki itu. Namun Jungkook membujuknya berkali-kali dan akhirnya SinB setuju.

"Duduklah nak, anggap saja rumah sendiri. Aku akan ke dapur untuk melihat apakah makan malam telah siap" sebelum nyonya jeon mendorong kursi rodanya lagi, Jungkook lebih dulu menggendong ibunya untuk duduk di sofa.

"Tetaplah disini bersama SinB, akulah yang akan melihat dapur" karena SinB merasa sedih sekarang, Jungkook berniat membuat ibunya tinggal untuk menemani gadis itu. Membiarkan keduanya mengakrabkan diri. Selain itu, ibunya pasti lebih paham dengan suasana hati seorang gadis. "Bi, duduklah...."

Sinb menatap laki-laki itu yang sekarang telah menjauh. Ada kilatan panik di matanya ketika ditinggal hanya berdua dengan ibu laki-laki itu.

"Tidak perlu gugup, duduklah di sampingku....." Nyonya Jeon tersenyum dan menepuk tempat disampingnya.

Sinb menurut dan dengan anggun duduk disana. "Terimakasih, bibi...."

Begitu SinB duduk, nyonya Jeon meraih kedua telapak tangan SinB dan menggenggamnya. Dia tidak pernah melunturkan senyumannya sejak tadi dan matanya selalu berbinar dan antusias.

Nyonya Jeon menelusuri wajah SinB. Dia dengan mudah dapat menebak jika sesuatu yang buruk telah terjadi hanya dengan melihat matanya yang masih sedikit sembab.

Nyonya Jeon telah banyak mendengar cerita tentang SinB dari mulut putranya, dan tidak sulit untuk menebak apa yang telah terjadi.

"Apa kau sedang dalam suasana hati yang buruk?" Nyonya jeon bertanya dengan sangat lembut dengan tangan yang masih menggenggam. Sinb belum sempat menjawab ketika wanita tua itu telah melanjutkan ucapannya. "Tidak perlu menjawab, aku tahu itu"

Film Out ✓Where stories live. Discover now