54. (Spesial chapter) 25 years later

118 12 0
                                    


Pemakaman dilakukan 3 hari setelahnya.

Jungkook selalu merasa bahwa ini semua adalah mimpinya, menolak percaya bahwa sinb telah meninggalkannya.

Setelah kejadian itu, Jungkook bekerja dengan keras sekali berusaha untuk menutupi rasa sakitnya didepan anak-anak nya. Dia jarang makan dan bahkan tidur hanya sebentar.

Siapapun tahu bahwa Jungkook tidak sekuat itu. Tubuhnya kehilangan banyak berat badan dan kerutan-kerutan mulai muncul diwajahnya karena kelelahan.

Jessica mengerti menantunya itu sedang dalam kesedihan yang mendalam, karena itu dia membantu untuk merawat dua bocah dirumah Jeon.

Sesuai permintaan sinb sebelumnya, Jungkook tidak pernah melupakan kedua anaknya. Dia merawatnya secara pribadi, namun terkadang ibu mertua nya itu membantunya. Dia merawat mereka dengan baik namun dia lupa tentang dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak menjaga kesehatannya.

Beberapa hari ini, Jungkook merasa perutnya tidak enak. Mungkin itu disebabkan karena dka jarang makan dan kurangnha istirahat. Dia sama sekali tidak memiliki nafsu makan setelahnya, dan untuk tidur.... yang dia lihat hanyalah bayangan sinb saat dia menutup matanya. Itu bahkan lebih sakit karena ketika dia membuka matanya, dia tidak dapat menemukan wanita itu, membuatnya semakin merindukan nya.

"Tuan, jadwal anda malam ini adalah bertemu tuan Song untuk makan malam" Guanlin melapor disampingnya. Dia melirik piring makan siang tuannya yang masih tidak tersentuh sama seperti biasanya. Hatinya sakit ketika melihat tuannya seperti itu. Dia bahkan tahu jika diam-diam tuannya meringis merasakan perut nya yang sakit.

"Batalkan"

"Apa?" Guanlin terkejut. Padahal didalam hati guanlin diam-diam dia merasa sedikit lega karena itu adalah undangan makan malam. Tuannya pasti akan makan setidaknya sedikit. Sudah sebulan berlalu, dan dia benar-benar khawatir.

Jungkook tidak menanggapi. Dia diam-diam melirik jam dinding dan meriah jas nya sebeljm berdiri. "Kau bisa pulang. Hari ini aku tidak lembur, istirahat lah. Dan tidak perlu mengantarku, aku akan pergi sendiri"

Ketija Jungkook mengubur dirinya dalam pekerjaan dan selalu lembur, otomatis guanlin mengikuti. Karena itu Jungkook menyuruhnya beristirahat karena satu bulan lebij ini dia mengikuti dan dia pasti lelah.

Guanlin melihat punggung lebar Jungkook yang sedang merapikan jasnya, dan dia tidak bisa tidak mengungkapkan perasaannya. "Tuan, aku bisa mengantar anda kembali kerumah. Kesehatan anda tidak terlalu baik akhir-akhir ini, aku khawatir...."

"Aku baik-baik saja, kau istirahatlah dengan baik. Aku tahu kau lelah mengikuti ku sebulan lebih ini"

"Anda menyuruhku untuk istirahat dengan baik, lalu bagaimana dengan anda? Anda bukan robot...."

Jungkook menghentikan gerakannya dan menatap guanlin. Dia lalu berbicara dengan serius, "Hari ini adalah ulang tahun mendiang istriku, aku akan pergi menemuinya di pemakaman "

Guanlin terdiam. Matanya tanpa sengaja menatap kalender diatas meja bos nya. Disana tertera coretan lingkaran pada tanggal tersebut. Walau begitu, guanlin tidak menyerah. "Bahkan jika anda pergi ke pemakaman, aku bisa mengantarmu..."

"Terimakasih, tapi tidak perlu. Hari ini, aku ingin sendiri...." Dengan itu, Jungkook meninggalkan guanlin sendirian didalam kantornya.

Jungkook mengendarai mobilnya dengan stabil. Kelelahan terlihat sangat jelas disetiap wajahnya, namun dia tidak menyerah.

Dia memarkirkan mobilnya diparkiran pemakaman. Sebelum masuk, dia berjalan kearah toko bunga dekat pintu masuk pemakaman.

"Selamat datang, bunga apa yang anda butuhkan" Pramugara menyapa dengan sopan begitu Jungkook masuk.

Film Out ✓Where stories live. Discover now