22. the first snow

146 37 3
                                    


Maaf baru sempet update ✌️








-----------






"Apa yang terjadi dengan bibi Jung?" Eunseo mendesak moonbin untum menjawab pertanyaannya. Pagi itu dia langsung bergegas kerumah sinb setelah mendapat telpon dari pemuda itu. Begitu sampai, pemandangan menyedihkan terlihat didepan matanya.

Itu masih pagi buta, dan bahkan eunseo masih memakai piyamanya. Dia panik setelah moonbin menyuruhnya datang untuk melihat SinB.

Moonbin sendiri berpikir akan lebih baik eunseo datang dan menenangkan SinB yang pastinya syok dengan keadaan ibunya, karena itu dia memanggilnya. Dia tidak berharap eunseo akan langsung datang dan bahkan dengan penampilannya yang terlihat baru saja bangun tidur.

Moonbin sama syoknya kemarin. Dia mendapat panggilan dari ibunya dan segera pulang. Ibunya mengatakan bahwa pagi itu Jessica pulang dalam keadaan berantakan. Dia seperti kehilangan arah dan bahkan rambutnya acak-acakan. Dia menangis untuk sedetik, kemudian tertawa. Mulutnya selalu menggumamkan kata 'uang' dan 'jangan ambil sinb'. Suaminya sedang rapat dan dia bertanya apa moonbin bisa pulang dulu? Dia berniat membawa Jessica ke dokter.

Yang mengejutkan, dokter menjelaskan bahwa mental Jessica sedang tidak stabil. Wanita itu terguncang jiwanya dan terlalu banyak berpikir. Dia mendapat banyak tekanan dan dia tidak bisa mengatasinya. Itu yang membuat nya kehilangan arah, dia memutuskan menyerah dengan kehidupannya dan pergi untuk ke dunia barunya.

Dengan kata lain, Jessica mengalami gangguan mental.

Lagi-lagi keluarga moon tidak tega dengan sinb. Gadis semua itu, harus mengalami banyak kesulitan. Karena mereka berjanji pada diri sendiri akan selalu merawat SinB dengan baik. Kondisi Jessica tidak memungkinkannya untuk merawat SinB.

Jika SinB setuju, mereka berencana menempatkan Jessica dibawah perawatan profesional.

Kembali ke masa sekarang, eunseo dan moonbin berdiri berdampingan diambang pintu kamar Jessica. Menatap sendu dimana SinB duduk dan memeluk ibunya dengan erat. Sejak semalam, dia tidak tidur dan hanya menangis sambil memeluk ibunya yang seperti mati.

Eunseo mendongakkan kepalanya untuk mencegah air matanya jatuh. Dia sakit untuk sahabatnya.

Eunseo ingin berteriak, mengapa hidup begitu tidak adil untuk sahabatnya? Mengapa SinB tidak pernah bahagia? Dan mengapa selalu SinB yang mendapat banyak ketidakadilan?

Moonbin menepuk bahunya untuk menguatkannya. Dia telah memprediksi hal ini akan terjadi. Sinb dan eunseo telah bersahabat sejak lama, mirip dengannya dan sinb. Satu-satunya alasannya menghubungi eunseo adalah karena keduanya sesama perempuan, mungkin eunseo bisa merawat SinB untuk sekarang. Dia laki-laki, dia tidak bisa selalu berada disamping SinB dan merawatnya. Sedangkan untuk ibu dan adiknya, mereka memang dekat, namun tidak ada yang mengalahkan kedekatan antara dua sahabat ini.

"Bisakah kau tinggal beberapa hari disini? Aku khawatir sinb melakukan sesuatu tanpa pengawasan Kita...." Eunseo mengangguk dengan tergesa-gesa. Tentu, dia akan melakukan itu untuk sahabatnya. "Aku tidak bisa selalu tinggal bersamanya, aku laki-laki"

"Aku mengerti! Aku akan! Jangan khawatir!"

Mendengar itu, moonbin lega.

Pemuda itu memutuskan untuk keluar dan membiarkan para wanita memiliki waktunya.

Ketika moonbin pergi, eunseo perlahan melangkahkan kakinya kedalam kamar. Dia perlahan duduk disamping SinB yang memeluk ibunya. Dia menyentuh bahunya, lalu memanggilnya, "bi...."

Sinb sama sekali tidak bergeming. Dia terlalu lelah untuk bergerak karena menangis semalamam. Selain itu, dia telah mempertahankan posisi duduknya selama semalam penuh, itu melelahkan.

Film Out ✓Where stories live. Discover now