14. mine

197 42 2
                                    





2 bulan kemudian.




Musim gugur berlalu cepat. Udara semakin dingin menandakan musim dingin akan segera datang.

Sinb duduk di tepian sungai Han. Angin berhembus dengan lembut menerbangkan rambut panjangnya, lalu jatuh didepan dada dan punggungnya.

Memandang sungai didepannya, SinB menghela napas beberapakali. Karena udara yang semakin dingin, gumpalan asap terbentuk dari mulutnya ketika dia menghela napas.

"Pegang ini, itu akan menghangatkan tubuhmu" SinB menoleh mendengar suara disampingnya. Segera, sebuah kopi didalam gelas plastik telah berada di kedua tangannya.

"Terimakasih...." Jungkook, laki-laki itu tersenyum. Memandang wajah SinB yang berwarna merah muda karena dingin. Matanya menelusuri setiap sudut wajah gadis itu, dan matanya selalu berhenti pada kening yang masih memiliki bekas disana.

"Aku sudah menyarankan untuk tidak berada disini. Musim dingin akan segera, bukan tempat yang cocok untuk datang ke sungai..."

Sinb sedikit menyeruput kopi ditangannya, mata indahnya kembali menatap ombak didepan. "Tidak apa-apa, aku ingin melihat air..."

Angin menerbangkan rambutnya, membuat beberapa helai tersangkut di sudut bibirnya. Tangan Jungkook terulur untuk membantu gadis itu merapaikannya dengan menyelipkannya ke belakang telinga. "Apakah kau ingin aku membantumu mengikatnya?"

Sinb menatapnya, lalu bertanya dengan senyuman. "Apa kau menyukai aku dengan rambut tergerai atau terikat?"

Jungkook tersenyum lalu terkekeh. "Aku menyukai semuanya asal itu kau...."

Sinb tertawa, lalu memukul bahu pria itu. Pipinya sudah memerah akibat dingin, ditambah godaan Jungkook, pipi gadis itu semakin memerah. "Berhenti!"

2 bulan ini, keduanya menjadi lebih dekat. Keduanya tidak pernah saling mengungkapkan, namun dari perlakuan, keduanya paham dengan perasaan masing-masing.

Mereka memiliki alasan sendiri mengapa mereka tidak saling mengungkapkan.

Jungkook tidak ingin kehilangan gadis ini. Alih-alih ingin mengikatnya dengan status berkencan, Jungkook lebih ingin mengikat gadis ini dalam sebuah pernikahan. Karena itu, untuk saat ini dia hanya fokus dengan kursusnya untuk mengambil kembali perusahaannya dimasa depan. Setelah itu, dia akan langsung melamar SinB.

Itu keinginannya, dan semoga saja dia bisa.

Sedangkan untuk SinB, gadis itu masih trauma dengan hubungan. Di tambah lagi dengan fakta Jungkook adalah anak tunggal, dan bahwa Jungkook adalah pewaris perusahaan di masa depan, itu membuat beban dipundaknya. Itu mengingatkannya dengan Jaehyun.

Untuk saat ini, SinB hanya ingin menyimpan perasaannya sendiri.

"Sinb"

"Iya...?"

"Maukah kau, menungguku?" Mata mereka saling menatap. Ada harapan di kedua mata bulat Jungkook, dan mata SinB memancarkan kelembutan disana.

Jungkook tidak ingin kehilangan seperti dulu. Karena itu, dia meminta SinB untuk menunggunya sampai dia mampu. Dia takut SinB pergi meninggalkannya sebelum dia berhasil. "Maukah??"

Sinb tidak langsung menjawab. Gadis itu menatap Jungkook cukup lama. SinB tidak mengerti dengan maksud menunggu jungkook , namun dia akhirnya tetap mengangguk. "Mm, aku akan!"

'Apapun itu, aku pasti akan menunggumu!'

"Terimakasih...."

Gadis itu meletakkan kopi disampingnya, lalu menggeser duduk nya menjadi lebih dekat, kemudian langsung masuk kedalam pelukan pria disampingnya. Jungkook langsung merentangkan tangannya untuk menerima pelukan gadis itu.

Film Out ✓Where stories live. Discover now