16. the time has come

147 38 1
                                    


Kemarin harusnya up, tapi aku capek banget jadinya abis magrib aku langsung ketiduran wkwkwk.

Eh, ayo dong vote. Banyak amat sider nya wkwkw.





.............

"Aku akan segera terbang setelah malam tahun baru. Terimakasih paman untuk bantuanmu selama ini...." Begitu Jungkook menutup panggilannya, dia berjalan menuju balkon kamarnya. Memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, dia memandangi langit dari balkon kamarnya.

Jungkook menghela napas dan kepulan asap keluar dari bibirnya. Itu masih hari yang dingin dengan salju.

Menarik salah satu tangannya untuk melirik arloji dipergelangan tangannya, Jungkook segera berbalik dan berjalan keluar dari kamarnya.

Dibawah, dia menemukan ibunya yang sedang duduk di sofa. Wanita tua itu tengah membaca buku dengan ditemani Yuna.

Mendengar suara langkah kaki, kedua wanita yang tengah sibuk itu menoleh.

"Kau akan pergi?" Tanya nyonya Jeon begitu melihat putranya telah rapi.

Jungkook berjalan menuju lemari penyimpanan jaket dan mengambil salah satu blazer panjangnya. Memakainya, dia kemudian mengangguk. "Aku akan pergi menemui SinB, Bu..."

"Oppa, kapan kau akan pulang? Apakah kau akan makan malam dirumah malam ini?" Gadis muda itu bertanya ketika Jungkook memakai sepatunya.

"Entahlah. Tetap temani bibi Jeon mu!" Jungkook kemudian segera keluar dari rumahnya.

Nyonya Jeon tampak tersenyum sebelum kembali sibuk dengan buku ditangannya. Sedangkan Yuna, dia masih memandangi punggung Jungkook yang telah surut.

Dengan cemberut, dia bertanya. "Bibi Jeon, siapa itu SinB? Mengapa Jungkook oppa suka sekali pergi bersamanya?"

"Jangan ganggu mereka, kau akan mengetahuinya jika sudah saatnya " jawabnya dengan ringan. Yuna tampak semakin cemberut mendengarnya.

"Apa dia pacarnya?"

Tidak menjawab, nyonya Jeon hanya tersenyum menanggapinya. Suasana di ruangan itu berubah. Keceriaan dari gadis muda itu perlahan-lahan mulai surut.

Sedangkan diluar, Jungkook yang baru saja mengeluarkan mobilnya segera melaju ke rumah SinB.

Binar kelembutan yang biasanya dipancarkan Jungkook kini tidak ada, hanya ada kegelisahan dan tatapan tajamnya sekarang.

Setelah mendapat telpon pagi itu, Jungkook merasa seolah-olah beban berat telah dijatuhkan begitu saja di bahunya. Dia memikirkan segala macam cara untuk mencari jalan keluar nya, namun dia tetap tidak menemukannya.

Pikiran Jungkook terbagi-bagi menjadi beberapa bagian, sampai tidak sadar kini mobilnya telah memasuki komplek perumahan SinB.

Dia berhenti didepan rumah gadis itu, namun dia tidak turun. Dia masih duduk didalam mobilnya untuk waktu yang cukup lama.

Memandangi rumah didepannya, dia mulai mengeluarkan rokok dan menyalakannya sebelum membuka jendelanya agar asap tidak memenuhi mobil.

Entah berapa lama dia disana dan hanya merokok tanpa berniat keluar. Yang jelas, sudah ada beberapa Putung rokok yang telah terbakar habis disamping ban mobilnya.

Sinb yang akan keluar untuk membuang sampah terkejut begitu melihat mobil yang begitu akrab didepannya.

Keduanya tidak memiliki janji untuk bertemu, karena itu SinB tampak terkejut.

Dia segera mendekati mobil setelah meletakkan kantung plastik sampah di tempat sampah depan rumahnya. Dia melihat Jungkook yang menutup matanya dengan rokok disela-sela jarinya.

Film Out ✓Where stories live. Discover now