04. lunch

186 43 0
                                    

Hari Rabu ke-tiga. Tentunya sekarang sudah 3 Minggu sejak pemandangan dimana SinB menemukan kekasihnya bersama gadis lain, tidak lepas hari ini juga.

'Sayang....hari ini ibuku kembali membawakan ku bekal, tidak perlu datang. Akhir pekan ini....aku janji'

Hah, ibunya apanya? Benar, itu gadis itu. Gadis itu memang dikirim ibunya, tidak salah jika Jaehyun mengatakan jika ibunya yang membawanya.

'baik'

Hanya itu yang SinB kirim sebagai balasan. Dia berbalik untuk kembali pulang, tentunya dengan kotak makanan ditangannya seperti biasa. Jaehyun hanya tidak menyadari jika SinB selalu datang lebih awal agar tidak keduluan oleh gadis itu, namun nyatanya dia selalu lebih terlambat dari gadis itu. Setiap kali SinB sampai, SinB bisa melihat gadis itu yang sudah duduk disana.

Sinb yang berjalan menunduk tidak menyadari jika didepannya, seorang laki-laki jangkung tengah menatapnya dengan kedua tangan yang tersalip di kedua saku celananya.

Begitu melihat sepasang sepatu kulit yang begitu bersih dan mengkilap, diikuti sepasang kaki yang panjang dan jenjang, SinB mendongak.

Pandangannya bertemu dengan laki-laki itu.

Laki-laki itu mengangkat kedua alisnya, bertanya. "Lagi...?"

Sinb sedikit tertawa. Perlahan, senyuman terlihat di bibirnya, kemudian mengangguk. "Seperti yang kau lihat"

"Sungguh menyedihkan" ejeknya, namun tangan panjang laki-laki itu meraih kotak makan ditangan SinB, lalu berbalik untuk duduk di salah satu bangku disana. Sinb mengikuti nya dan duduk disamping laki-laki itu. Memperhatikan bagaimana laki-laki itu membuka tutup kotaknya dengan hati-hati dan bersiap untuk menyantapnya.

Itu pandangan biasa. Setiap kali SinB akan pulang untuk kembali membawa makanan nya, laki-laki ini selalu muncul tepat waktu. Yah, SinB bahagia. Setidaknya, usahanya tidak terbuang terlalu sia-sia.

Itu Jeon Jungkook.

Semenjak obrolan mereka di rumah pohon saat itu, keduanya kini tanpa sadar lebih dekat.

Melihat tatapan mata SinB yang berbinar, seperti memiliki ikatan batin, Jungkook tahu SinB ingin dipuji untuk makanan nya. Jungkook mengangguk dan berkata, "seperti biasa. Ini enak"

"Terimakasih " kedua bibir SinB tertarik naik.

"Akan lebih enak lagi jika......" Jungkook menghentikan aktivitas menyuap makanan kedalam mulutnya, dia menatap SinB dengan senyum misterius yang mengundang tanya SinB. Melihat tatapan bingung dari sinb, Jungkook dengan sekuat tenaga menahan tawanya. Ekspresi gadis itu lucu.

"Apa? Apa?"

'ah lucu sekali'

Jungkook tidak tahan dengan wajah menggemaskan gadis itu. Dia tertawa dan berhenti menggodanya. "Akan lebih enak lagi, jika.... Kau membawakanku makanan setiap hari"

Sinb menghela napas. Dia pikir ada yang salah dengan masakan nya dan dia bersiap mencatat setiap kritikan yang diberikan Jungkook nantinya. "Itu tidak bisa. Aku ada kelas..."

"Kalau begitu, lakukan setiap kali kau memiliki waktu luang. Bagaimana?"

Sinb memikirkan nya. Dia terbiasa memasak untuk Jaehyun setiap dia tidak memiliki kelas. Pagi ini, dia yang bahkan beberapa hari yang lalu bertekad untuk tidak datang pun melupakan tekadnya karena saking sudah terbiasanya. Itu tidak masalah jika aku membawakan makan siang untuk Jeon Jungkook. Pikirnya. "Baik!"

"Sudah diputuskan! Itu kesepakatan, kau tidak bisa menarik kembali janjimu"

Dan untuk hari-hari selanjutnya dimana jadwal SinB kosong, dia benar-benar menepati janjinya. Jika sebelumnya dia dengan semangat membawa makan siang untuk Jaehyun, hari itu semuanya telah berubah. Tidak lagi untuk Jaehyun, tapi itu untuk Jungkook.

Hubungannya dengan Jaehyun kian hari semakin merenggang. Laki-laki itu menjadi semakin bukan orang yang SinB kenal. Jaehyun lebih banyak berbohong, bahkan selalu mengingkari janji-janji nya.

Sebaliknya, hubungan SinB dengan Jungkook sangat baik. Keduanya berteman begitu dekat sekarang. Bahkan SinB tidak lagi memanggil Jungkook dengan embel-embel Sunbae sekarang.

Itu terdengar lebih baik. Sinb tidak ingin terlalu memikirkan hidupnya sekarang. Dia hanya ingin menikmati, mungkin untuk saat ini.

Sinb bahkan sudah menyiapkan mentalnya jika saja, suatu hari, hubungannya dengan Jaehyun berakhir.....

"Apa kau benar-benar tidak berniat meminta penjelasan dari dia?" Jungkook mengarahkan sumpitnya untuk menunjuk dua orang yang tengah tertawa bahagia didepan mereka. Ini sudah lebih dari sebulan bahkan menuju dua bulan, tapi sinb masih diam saja. Jungkook tidak tahu apa sinb yang terlalu sabar atau Jaehyun yang tidak sadar diri.

Jika laki-laki itu pintar, mau mengelak seperti apa pasti dia akan tetap sadar jika tindakannya itu sama saja dengan berselingkuh.

"Tidak..."

Tuk

Jungkook menyentil dahi SinB menggunakan tangannya yang bebas, lalu berdecih. "Dasar gadis bodoh. Apa kau berniat tersakiti sendiri?"

"Bukan begitu... Hanya saja aku tidak tahu bagaimana memulai"

"Aku bisa membantumu. Pertama-tama aku akan membuat si tidak tau diri itu menyadari bahwa tindakannya selama ini itu tercela, lalu kau bisa datang dan melampiaskan semua nya kepadanya saat itu. Tenang saja, walau aku berteman dengannya, aku akan tetap berdiri di sampingmu! Sekarang, kau juga teman ku sinb-ah! Dan aku tidak pernah berdiri untuk membela tindakan tercela seperti itu" Jungkook berbicara panjang, dan sinb tersenyum mendengarnya. Dia terhibur bagaimana Jungkook yang dulunya dia kenal sebagai pria yang dingin dan pendiam ternyata setelah mengenalnya, dia menjadi pria yang cerewet.

"Tidak perlu, aku tidak ingin melibatkan orang lain untuk masalah ini...." Lebih jauh, SinB khawatir Jungkook dan jaehyun akan terlibat konflik hanya karena dirinya.

Jungkook menghela napas. Gadis ini keras kepala.

"Jeon Jungkook, terimakasih karena sudah selalu menghargai apa yang aku buat... Dan aku senang bisa berteman denganmu...." Sinb tentu terharu dengan setiap kata yang Jungkook lontarkan hari ini. Laki-laki ini, dengan lantang mengatakan akan berdiri disampingnya dari pada disamping temannya sendiri. Sinb menghargai itu.

Jungkook menghentikan tindakannya memasukkan sumpit kedalam mulutnya. Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Aku juga ingin berterimakasih...."

"Untuk?"

'karena telah hadir dan membuatku melupakan rasa sakit dari seseorang....'

Jungkook tidak mengatakannya dengan lantang. Dia hanya mengatakan itu didalam hatinya. Kemudian sebagai balasan, dia hanya melebarkan senyumnya dan melanjutkan makannya. Membuat SinB semakin penasaran.

Sinb ingin mendesaknya, namun melihat bagaimana Jungkook sangat lahap memakan makanan buatannya, hatinya menjadi semakin lembut. Dia benar-benar tersentuh.






Untuk sekarang, alurnya emang lambat ya ngga bisa aku skip langsung ke tahun selanjutnya. Karena kunci dimulainya hubungan sinkook itu ketika renggangnya hubungan jaebi, hehehehehheh.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan vote atau komen. Saran dan kritik akan diterima dengan baik:)

See you chapter selanjutnya ❤️

Film Out ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang