07. picnic

215 45 5
                                    



Sinb mematung melihat seorang pria berdiri didepannya begitu dia melangkah keluar dari universitas nya. Laki-laki itu tampan, tinggi dan memiliki senyum yang menawan. Kedua tangannya bersarang pada saku celananya, punggungnya yang lebar menghalangi sinar matahari untuk SinB, dan matanya yang dalam penuh kelembutan begitu menatap SinB.

"Kau.... Apa yang kau lakukan disini?" Setiap keduanya bertemu tanpa memiliki janji, kalimat yang mereka tanyakan secara tanpa sadar adalah pertanyaan tersebut.

Sinb bercanda didalam pikirannya bahwa jawaban yang akan pria ini berikan adalah kata-kata seperti aku tidak sengaja, atau mungkin saja aku ada urusan disekitar sini. Namun, jawaban yang diberikan laki-laki ini justru lah membuat SinB terkejut.

"Menjemput mu"

"Apa?"

Jungkook, laki-laki itu terkekeh melihat ekspresi bodoh SinB. "Aku katakan, untuk menjemput mu"

"Tapi.... Untuk apa?"

Sebelum memberi jawaban, Jungkook lebih dulu menyambar lengan SinB untuk ia tarik. Membantunya agar tidak menutupi jalan untuk orang lain yang lewat. "Hari ini... Aku memiliki hari libur. Aku berniat mengajakmu berjalan-jalan, apa kau keberatan?"

Sinb yang ditarik, mau tidak mau mengikuti nya. "Tidak..."

Mendengar suara SinB yang masih terdengar linglung dan bingung, Jungkook menatap wajah SinB dan tersenyum. "Akhir-akhir ini,di hari kau bebas, kau selalu menyibukkan diri untuk membuatkan ku makan siang. Giliranku, aku akan mentraktir mu kali ini...."

Sinb berjalan disampingnya. Pergelangan tangannya masih digenggam erat oleh telapak besar Jungkook. Membuat SinB yang menyadarinya merasa kan debaran jantung yang tidak biasa.

'ada apa denganku? Mengapa jantungku berdebar-debar?'

"Masuklah..." Sinb tersadar dari lamunannya. Matanya menatap pintu mobil yang telah Jungkook bukakan untuknya, lalu menatap wajah Jungkook yang tersenyum secara bergantian. Menatap Jungkook seolah ragu, Jungkook hanya tersenyum kemudian mengangguk. Lalu dengan gerakan kepalanya, memberi sinyal kepada SinB untuk masuk.

Jantungnya masih berdebar, namun SinB tetap masuk dan duduk didalam mobil. Melihat Jungkook menutup pintu untuknya, lalu berjalan menuju pintu disebelah kemudi, SinB memasang sabut pengamanan nya.

Perasaan ini, seperti ketika dia sedang bersama Jaehyun. Dulu...

"Kemana kita akan pergi?" Sinb berdehem kemudian bertanya untuk menghilangkan kecanggungan. Jungkook menoleh sesaat sebelum menyalakan mesin mobilnya.

"Tempat yang biasanya banyak disukai oleh gadis sepertimu..."

Sepanjang perjalanan, kedua sudut bibir Jungkook selalu melengkung. Dengan alunan lagu yang menemani, SinB merasa lebih rilex. Kemudian, SinB menutup matanya sambil mendengarkan. Dia tenggelam dalam makna lagu nya.

Jungkook yang melihat itu dari sudut matanya semakin melebarkan senyumnya. "Kau menyukai lagu ini?"

"Aku menyukai semua jenis lagu. Selagi itu bukan lagu dengan musik yang keras dan membuat sakit kepala" SinB menjawabnya tanpa membuka kedua matanya. Bibirnya ikut mengalunkan beberapa lirik ketika dia mengingat liriknya.

Kenangan penuh warna yang sudah terlupakan
Menjadi kesedihan yang tak terbatas
Yang akan hilang suatu hari nanti
Mekar dengan sedikit kehidupan di kamarku

"Kau tau liriknya ternyata..."

"Lagu ini.... Aku pernah menyanyikannya dulu. Ketika aku berada di menengah atas, guru seni ku merekomendasikan ku lagu ini karena menurutnya suaraku cocok" kedua matanya terbuka lebar saat bercerita. Sinb bahkan tanpa sadar menghadapkan tubuhnya menghadap Jungkook untuk bercerita.

Film Out ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ