48. Welcome to the world, baby's

119 16 1
                                    






"Aku telah memberitahumu resiko hamil dengan bayi kembar dengan kondisi nyonya Jeon yang seperti ini. Sejauh ini, kau telah merawatnya dengan sangat baik dan itu yang membuatnya bisa bertahan sampai sejauh ini. Namun, penyakit jantungnya tiba-tiba memburuk. Kami harus segera melakukan operasi transplantasi jantung, namun itu tidak mungkin mengingat kondisi nyonya Jeon yang sedang hamil. Itu akan membahayakan bayinya"

"Apa yang akan terjadi jika kita mempertahankan kondisi ini?"

"Nyonya Jeon akan kesulitan. Bayi-bayi nya, juga mungkin tidak terlalu sehat"

"Apakah ada jalan lain?"

"Sebenarnya ada dua pilihan, tapi ini sangat sulit. Pertama, lakukan operasi Caesar kemudian kami dapat melakukan operasi transplantasi jantung. Namun, karena bayi-bayinya lahir sebelum waktunya itu juga membahayakan, apalagi sejak awal kondisinya memang lemah"

"Lalu, pilihan kedua?"

"Gugurkan bayinya"

"Tidak mungkin....mereka telah tumbuh sejauh ini"

"Itu benar, mereka telah tumbuh sejauh ini. Kami tidak bisa menggunakan cara kedua. Namun, Tuan Jeon, ada masalah lain"

"Apa itu?"

"Nyonya Jeon memiliki tipe jantung yang sangat langka"





Percakapan nya bersama dokter masih terngiang didalam kepalanya. Jungkook menyibak rambutnya dan mengusap wajahnya yang kusut. Dia menatap sinb yang masih memejamkan matanya diatas bangsal. Tangan kirinya mengusap wajah sinb dengan lembut, sedangkan tangan kanannya mengusap perut besar sinb. Matanya memerah, dan hidungnya tersumbat. "Sinb, apa yang harus aku lakukan?"

Dia tidak ingin kehilangannya. Dia juga tidak ingin kehilangan bayi-bayinya. Mereka telah kehilangan sekali, dan dia tidak akan bisa melihat sinb terpukul untuk kedua kalinya.

"Bisakah aku? Bisakah aku kehilangan salah satu diantara kalian? Jika bisa, lebih baik aku yang menggantikan kalian. Tidak apa-apa jika aku yang harus pergi, kalian harus tetap hidup" Tangisnya pecah. Sudah lama dia tidak menangis seperti bayi seperti itu. Terkahir kali, mungkin ketika ibunya meninggal.

Dia menangis tersedu-sedu dan menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya.

Mataa sinb perlahan terbuka. Awalnya, dia terkejut melihat Jungkook menangis seperti itu. Namun, dia langsung paham dengan apa yang terjadi.

Air mata menetes diujung matanya. Tangannya yang lemah perlahan terangkat dan mendarat diatas rambut legam Jungkook, mengusapnya.

Merasakan sebuah tangan mengusap rambutnya, Jungkook mengangkat kepalanya dan melihat sinb yang telah berlinang air mata. "Sinb...."

"Jungkook, berjanji padaku...."

Jungkook menggenggam tangan sinb dan menciuminya. "Apa itu..."

"Apapun yang terjadi, jika saatnya tiba, dan kau harus membuat pilihan antara aku atau bayi-bayi kami.... tolong, pilihlah bayi-bayinya"

"Apa yang kau katakan? Kau dan bayi-bayinya akan selamat" walau begitu, Jungkook kembali meneteskan air matanya.

Sinb tersenyum lemah. Dia mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata suaminya. "Jangan menghibur diri. Inilah kenyataannya. Pada akhirnya, kau harus memutuskan"

"Sinb, bisakah aku?" Tanya Jungkook lemah. "Aku benar-benar tidak bisa kehilangan kalian. Mengapa bukan aku saja yang berada diposisi itu?"

"Jungkook, anak-anak kita harus melihat dunia. Mereka harus tahu bahwa dia memiliki ayah yang hebat seperti mu, kau harus menyayangi mereka dan merawat mereka dengan baik. Berjanjilah...."

Film Out ✓Where stories live. Discover now