53. live well [End]

124 17 2
                                    


"Ayah lapar! Aku ingin susu!" Winter menarik celana ayahnya yang sedang duduk disamping bangsal Sinb. Pria itu menoleh kebawah, tiba-tiba merasa bersalah karena tidak memperhatikan kedua anaknya, bahkan Jay yang saat ini rebahan diatas sofa hanya menatap mereka dengan kedua mata bulatnya. Kedua anaknya terlihat kelaparan.

Dia lalu kembali menatap Sinb yang masih tertidur diatas bangsalnya. Memang, ini masih fajar. Namun kedua anaknya sudah bangun lantaran merasa lapar.

"Maafkan ayah karena tidak memperhatikan kalian!" Dia menepuk lembut kepala winter. Dia menatap kedua anaknya bergantian, "Ayah akan turun membeli susu dan camilan untuk kalian. Karena itu, bersikaplah baik dan jaga ibu oke?"

"Ayah aku tidak ingin susu" Jungkook yang baru saja berdiri dari duduknya menatap anak laki-lakinya, kemudian bertanya dengan pandangan nya, "Aku ingin yogurt"

"Mm, baik! Jaga ibu"

Saat itu masih sangat pagi, bahkan matahari belum terbit.  Diluar masih benar-benar gelap, namun karena itu di rumah sakit, bangunan itu tampak bersinar terang.

Jungkook tidak pergi ke kantin rumah sakit, sebaliknya dia pergi menyebrang dijalan depan untuk mencapai supermarket 24 jam.

Dia mengambil susu, yogurt, sandwich dan beberapa makanan lainnya sebelum membayar. Sebelum keluar, dia meminta tolong kepada pegawai disana untuk menghangatkan susu.

Jungkook ingin segera pergi dari sana dan kembali ke bangsa istrinya, sayangnya ponselnya menghentikan nya. Dia mengangkat panggilan itu dan memutuskan duduk sebentar disana sambil merokok. Itu adalah urusan kantornya.

Setengah jam berlalu, akhirnya Jungkook bangkit dari duduknya dan berjalan untuk kembali.

Sejak dia mengobrol dengan Taehyung mengenai urusan kantor tadi, entah mengapa dia merasa sangat tidak sabar. Dia hanya ingin segera menutup panggilan itu dan segera kembali untuk melihat istri dan anak-anaknya. Karena itu, dia sekarang berjalan tergesa-gesa menuju lift.

Begitu lift berhenti dilantai dimana dia tuju, dia segera keluar. Namun, langkah kakinya terhenti begitu saja ketika melihat Jessica, menangis sambil menenangkan kedua anaknya di pelukan nya—yang juga sedang menangis. Ketiganya berdiri diluar ruangan inap sambil kedua anak itu meraung memanggil ibunya.

"Ibuuuu"

"Aku ingin ibu!"

"Nenek, aku ingin melihat ibu!"

"ibuuuu"

Sebelum Jungkook bisa tersadar dari apa yang sedang terjadi, tas plastik ditangannya telah jatuh. Susu dan yogurt itu tumpah keluar dari wadahnya.

apa yang terjadi?

Winter, gadis itu menyadari sosok ayahnya. Gadis itu berjuang keluar dari pelukan neneknya dan berlari kearah ayahnya dengan Isak tangisnya, "Ayah! ibu.... ibu.... aku ingin melihat ibu!"

Jay masih menangis dipelukan Jessica. Dan Jungkook masih membeku mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.

bukankah, ketika dia meninggalkan ruangan itu masih baik-baik saja?

Jungkook menunduk, menatap putrinya yang penuh air mata. Gadis itu mengulurkan kedua tangannya meminta untuk digendong. Jungkook mengambilnya dan mulai berjalan menuju Jessica, "Ibu, apa yang terjadi"

Pandangan Jungkook kosong menatap pintu yang tertutup. Namun telinganya masih menunggu penjelasan dari ibu mertua nya.

"Jungkook, Sinb! Aku baru sampai ketika anak-anak telah menangis didalam. Seorang perawat membawa mereka keluar dan mengatakan bahwa sinb sedang kritis" Wanita itu menangis sambil menjelaskan. Dia ingat dengan jelas bahwa sebelum pintu itu tertutup, sinb mengalami kejang. "Aku... aku melihat itu! Sinb kejang sebelumnya...."

Film Out ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя