Awal

166 37 63
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Kamu mau gak jadi pacar Aku?" Ujar seorang pria pada gadis yang ada di hadapannya,

"H-hah??" Tampaknya si lawan bicara tak paham

"Kamu mau gak jadi pacar Aku??" Ulang si empu

"Dih! Gua mendingan milih si Billi yang punya duit, gantengnya lebih-lebih dari lu. Oh ya, Lagian elu emang punya apaan? Mobil Lamborghini?? Hape iPhone??" Jawaban ketus dari gadis itu membuatnya lemas,

"Udah deh jangan ganggu hidup gua." Tambahnya.

Gadis itu tersenyum merendahkan, dan langsung pergi meninggalkan pria yang malang.

****

Kejadian saat itu, Ia sangat hafal betul saat dirinya diperlakukan seperti itu oleh cewek populer di sekolah SMP-nya dulu.

Namun sekarang, Ia berjanji akan berubah! Ia akan mempunyai banyak kekasih yang akan ia pamerkan pada gadis itu!

"Liat aja nanti gua--"

Saat tengah berdialog dengan dirinya sendiri, tiba-tiba handuk yang melilit di pinggangnya itu jatuh,

"BUKIT! CEPETAN BERANGKAT! UDAH JAM BERAPA INI! AWAS AJA KALO GAK SEKOLAH!"

Si empu kaget dengan teriakan sang Ibunda yang begitu menggelegar di kamarnya. Ia pun langsung bergegas memakai baju seragam dan siap untuk pergi ke sekolah.

****

*Kringgg Kringg Kringg!

Bel sekolah sudah terdengar, itu tanda bahwa pelajaran akan dimulai, sedangkan Bukit masih berlari dari jarak 10 meter dari sekolah.

Terlihat Satpam sekolah yang mulai berjalan untuk menutup pintu gerbang, Bukit menambah kecepatan lari kakinya agar bisa masuk sebelum pintu gerbang ditutup,

Langkah terakhir akhirnya Bukit berhasil mendahului Pak Satpam. Saat sudah berada di dalam sekolah, ia mendadak terduduk di tanah

Nafasnya memburu dengan wajah yang bercucuran keringat

"Hosh, hosh,,"

Pak Satpam menggeleng-gelengkan kepala melihatnya.

"Telat lagi kamu Bukit?" Tanya Pak Satpam

"Hehe, iya Pak, tadi malem bergadang soalnya. Saya duluan ya, Pak?"

Bukit bangkit dan berjalan menuju kelasnya yang cukup jauh dari pintu gerbang, "Aduh, pelajaran pertama kan MTK. Argh, Gue musti gimana nih?" Gumamnya sambil terus berjalan.

Saat beberapa langkah lagi sampai ke kelasnya, ia berjalan perlahan dan mengintip ke dalam kelas, dan ternyata benar saja, guru pengajar sudah berada di dalam kelas dan tengah mencatat materi di papan tulis,

Bukit mengendap-endap masuk ke dalam kelas, ia menempatkan jari telunjuknya di bibir, menyuruh semua teman-temannya untuk diam agar ia tak ketahuan oleh sang guru,

BUKIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang