11. Bermain di Hutan Pinus

2.1K 126 9
                                    

Ayu berlari menuruni anak tangga dengan langkah riang. Ia menghampiri Denai yang sedang merapihkan peralatan masaknya.

"Mak, aku bantuin ya."

Segera ia mengambil beberapa sendok kayu dan penggorengan untuk diletakkan di tempatnya. Denai hanya tersenyum melihat tingkah Ayu yang seperti anak kecil minta diperhatikan. Faktanya memang seperti itu.

"Del Ala.."
(Sudah selesai)

Ayu telah menyelesaikannya. Ia kembali mendekati Denai yang sekarang sedang mengelap daun pisang muda dengan kain bersih.

"Mak, aku bantuin ngelap daunnya ya?"

Denai hanya memperhatikan Ayu yang turut mengelap daun pisang secara telaten. Ia fokus agar serat daun tidak robek.

Pandangan Denai tertuju di ambang pintu Pondok. Melihat Satuk dan beberapa teman sebayanya datang dan memanggilnya.

"Mak Denai!"

"Iya,"

"Ada Arraf Mak?"

Denai mengangguk dan tak lama Arraf telah berdiri di belakang teman-temannya.

"Sudah pada siap?" Tanya Arraf menghampiri mereka.

"Kami sudah siap. Ayo bermain!" Ajak Satuk diikuti anggukan mereka kepada Arraf.

Arraf menoleh berpamitan dengan Denai dan Ayu.

"Mau main ke mana?" Tanya Ayu yang masih memegang kain mengelap daun. Daun-daun tersebut sudah bersih dan telah diletakkan di atas meja makan.

"Kami mau ke Lapangan Hutan Pinus, mau main." Jawab Arraf.

"Main apa?" Tanya Ayu, "Aku boleh ikut main juga nggak?" Ayu tampak tertarik mendengar Arraf dan yang lainnya ingin bermain.

Seperti anak kecil yang memohon pada Ayahnya untuk ikut pergi. Denai tersenyum gemas menatap anaknya.

"Kau di rumah aja ya. Bantu Mamak di sini."

Wajah Ayu langsung tertekuk dengan memajukan bibir bawahnya, membuat Arraf dan beberapa pria lainnya juga menatapnya gemas. Namun mereka menahan mimik wajah mereka, upaya keselamatan diri mereka dari amukan Singa buas yang berprawakan tampan.

"Biarkan dia ikut Arraf. Ayu juga belum pernah ke Hutan Pinus, bukan?" saran Denai.

Arraf diam, menimbang ucapan Denai. Senyum Ayu berbinar saat ia melihat anggukan setuju dari suaminya.

"Ya sudah kau ikut. Perjalanan menuju Hutan Pinus agak jauh. Nggak apa-apa?"

Ayu mengangguk antusias. Kemudian ia menoleh ke Denai untuk berpamitan. Arraf dan lainnya ikut berpamitan kepada Denai, melangkah keluar menuju pintu Pondok.

*******

Ayu

Aku tiba di sebuah lapangan yang bertanah merah nan luas. Lapangan tersebut dikelilingi Pohon Pinus yang menjulang tinggi, begitu rimbun dan sejuk. Meskipun matahari berusaha menerikan sinar nya kepada kami.

Arraf meminta ku untuk beristirahat di tepi Lapangan, perjalanan dari Pondok menuju Lapangan memang memakan waktu sekitar tiga puluh menit. Melewati bebatuan dan menyisir Hutan.

Sambil mendudukan diriku di atas batang Pohon yang sengaja dibuat sebagai tempat duduk, aku melihat Arraf dan teman-temannya tengah mempersiapkan diri.

Arraf mengatakan bahwa mereka akan bermain 'Catching Ball'. Aku sempat terkejut mendengar nama permainan itu. Mereka menamai permainan itu dengan bahasa asing.

Lentera Kanwi (Repost)Where stories live. Discover now