15. Orang Kota

1.3K 96 0
                                    

"Kau baik–baik saja?"

Mekar bertanya sambil bersidekap di depan pintu. Ia melihat Satuk sedang berdiam diri menatap kearah luar jendela Pondok, ia seperti seekor anak burung yang menunggu induknya pulang membawakan makanan.

Satuk menoleh ke belakang, melihat Mekar tengah berdiri di sana. Ia hanya memberikan senyum sinis, lalu berjalan beberapa langkah mendekati Mekar.

"Hmm.. Menurut lo aja pas liat gue gimana?" Jawab Satuk kemudian sambil mengedikan dagu. Mekar menaikan kedua alisnya, memandang wajah Satuk yang sedikit terlihat kusut.

Satuk dan Arraf baru saja bertemu untuk menyelesaikan masalah mereka di Danau Langsa. Arraf mengajaknya untuk berbicara empat mata disana, perihal kejadian di Lapangan Hutan Pinus.

Saat itu Satuk berupaya meyakinkan Arraf bahwa ia tidak akan berniat macam–macam terhadap istrinya. Meskipun akhirnya ia mengakui, bahwa Satuk memiliki perasaan terhadap Ayu. Dan Satuk merutuki perasaannya.

Ayu dan Satuk memang tidak terlalu dekat, namun interaksi mereka cukup sering. Mengingat Arraf dan Satuk bersahabatan cukup lama; bila ada Arraf di situlah ada Satuk, begitupun sebaliknya. Sehingga bila Ayu sedang mencari keberadaan Arraf, pasti Satuklah menjadi orang pertama yang akan ia temui terlebih dahulu, setelah Sagar dan Denai tentunya.

Sekian lama Satuk tinggal di Suku Kanwi, untuk pertama kalinya ia kembali menyukai seseorang. Terakhir Satuk sempat memiliki hubungan dengan seorang gadis di Kota, namun hubungan mereka tidak lama karena hubungan mereka berumpama simbiosis mutualisme. Saling memanfaatkan hubungan itu demi kepentingan masing-masing, tanpa ada perasaan khusus.

Satuk merasa bersyukur karena ia merasa masih normal akan hal itu, karena selama ia menetap di Suku belum ada seorang gadis yang masuk ke dalam hati pria itu. Menarik dirinya saja tidak ada.

Namun saat Ayu mulai hadir di Suku Kanwi hidupnya sedikit lumayan terusik.

Kenapa? Setelah Arraf menikah dengan Ayu, pria itu terus membicarakan semua hal tentang istrinya seperti seorang pria idiot dan bodoh yang baru pertama kali mencintai seorang wanita. Padahal selama Arraf tinggal di Kota, pria dingin itu terkenal sebagai pemain wanita. Sama persis seperti Satuk, menjalin hubungan tanpa ada campur tangan perasaan.

Ayu yang begitu menawan, memiliki senyuman manis melebihi gula dapat menggoda iman Arraf. Termasuk Satuk. Wajah polos namun memiliki tingkah childish dapat menggugah hati pria dingin itu. Dan tak disangka hati Satuk diam-diam mengiyakan dan ikut mengagumi Ayu. Sialnya, kekagumannya melebihi itu dan Satuk baru menyadari akan perasaannya.

"Oke gue akui kalau gue suka sama Ayu, tapi hanya sebatas itu Raf. Gue pastikan ngga akan ada yang aneh-aneh sama hubungan kalian gara-gara gue. Tolong percaya sama gue Raf." Ucap Satuk pada Arraf saat itu.

Arraf hanya memandangi Satuk yang terlihat frustasi. Ia juga tidak bisa memaksakan perasaan Satuk, tapi telinga nya panas mendengar kejujuran itu.

Arraf kembali mengingatkan Satuk, dan hanya dibalas anggukan olehnya.

Satuk sendiripun tidak mengerti, begitu banyak wanita kenapa wanita yang ia sukai adalah Ayu. Bukan Mekar, atau wanita lajang lainnya. Bahkan Satuk pun berusaha berpikir, mencari alasan kuat yang membuat dirinya ikut terhanyut hingga ia bisa menyukainya.

Ayu berparas cantik berasal dari Kota memiliki wajah yang begitu polos. Mudah tersenyum namun juga mudah terlihat rapuh. Tolonglah hati, jangan cari masalah sama pria tampan berperangai Singa. Batin Satuk berkecamuk.

Tubuhnya bergidik ngeri, membayangkan bila perasaan cinta itu menggali dirinya hingga dalam. Lalu memiliki niat jahat untuk merebut wanita polos itu dari pelukan Arraf.

Lentera Kanwi (Repost)Where stories live. Discover now