xx 24. Kejutan xx

1.1K 63 2
                                    

Ayu bercermin di depan kaca panjang. Tubuh kurusnya menampil di sana. Wajahnyaa bersemu melihat hasil potongan rambut sebahu hasil karya Denai. Sangat rapi hanya dengan peralatan sederhana yang dimiliki Denai. Ayu merasa puas.

Ayu tak lupa mengucap terima kasihnya pada Denai dan menghadiahkan kecupan hangat di pipi Denai. Denai tentu saja senang. Lalu Ayu segera berlari untuk membersihkan diri hingga ia berada di kamar saat ini. Masih memandangi dirinya dan hasil potongannya yang begitu menakjubkan.

Rasanya ia ingin menunjukkan pada suaminya—Arraf. Apa suaminya akan suka dengan hasil potongan rambutnya? Ada keraguan terlintas ketika ia membayangkan Arraf kurang menyukainya, entah kependekkan atau bukan selera Arraf.

Membuang jauh-jauh bayangan itu, ide liar tiba-tiba saja tercipta.

Ayu turun ke bawah mencari Denai. Lalu meminta Denai membantunya mencari kain perca. Denai mengatakan bahwa ia memiliki beberapa kain di dalam kamarnya dan Ayu langsung beralih ke kamar Denai dan mengambil kain yang dimaksud.

"Untuk apa kain itu, nak?" Denai baru saja selesai merapikan dapur lalu menghampiri Ayu yang sedang melihat bahan kain yang Ayu ambil.

"Aku mau membuat sesuatu, Mak."

"Sesuatu?" Denai menatap Ayu dan kain digenggaman Ayu secara bergantian.

"Aku ingin membuat kejutan untuk Arraf." Ayu menceritakan ide liarnya dan seketika Denai terperangah dan tersenyum.

"Jangan kasih tau Arraf ya Mak."

Denai hanya mengangguk sambil tersenyum menuruti permintaan anak perempuannya.

Dengan cepat Ayu menuju ruang jahit di sebelah kamar Denai. Dengan telaten dan teliti Ayu memasukan benang ke dalam lubang jarum kecil itu dan menyimpulnya. Kemudian Ayu memotong kain itu menjadi beberapa bagian, Denai turut membantu Ayu.

Ayu fokus menyatukan potongan kain itu menjadi satu, mata nya menatap tajam pada jarum dan benang. Tak lupa ia mengarahkan Denai untuk menjahit kain yang lain sesuai yang ia mau.

Beberapa jam kemudian pakaian itu sudah jadi.

"Kau yakin mau pakai itu nak?"

Ayu tersenyum geli mengingat ide gilanya semakin memenuhi kepala, "Iya Mak. Sekali-kali aku mau menggodanya."

Denai yang mendengar itu terkekeh. "Kau nakal ya sekarang." Denai mencubit pipi Ayu dengan gemas.

"Kan nakalnya sama suami sendiri Mak." Ayu cekikikan sendiri lalu Denai ikut cekikikan.

Ayu segera menyiapkan diri sambil menunggu Arraf pulang dari tugas jaganya. Saat ini Arraf sedang berjaga di Hutan Pinus bersama Satuk.

Ayu ingin kejutannya berhasil dengan baik. Tak lupa mengingatkan Denai untuk tidak memberi tahu siapapun dulu, termasuk Arraf.

*****

Sagar dan Arraf tiba di Pondok. Mereka disambut oleh Denai yang telah berdiri di bawah tangga.

Melihat sikap Denai yang canggung dan kaku membuat Sagar sedikit curiga.

"Kalian sudah pulang." Ucap Denai tersenyum menyambut kedatangan mereka.

Sagar dan Arraf mengangguk pelan. "Udah makan belum?" tanya Denai.

"Sudah kok Mak." Balas Arraf.

Sagar masih memandangi wajah istrinya. Seperti ada yang disembunyikan Denai. Sagar berniat ingin mendekati istrinya itu.

"Ada Ayu, Mak?"

"Ada di atas," Denai melihat ke arah atas. "Tapi seharian ini istrimu sendirian aja di kamar. Mamak ajak ke Hutan buat cari bahan makanan, istrimu hanya diam di dalam. Coba kamu temui, Raf. Mamak takut ada apa-apa sama dia."

Lentera Kanwi (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang