17. Mencari Ayu (2)

924 83 0
                                    

Oniel menopang dagu sambil mengetuk jemarinya di atas meja kerja. Raut wajahnya begitu cemas, sisi pelipis mulai dibasahi oleh keruh keringat, kedua matanya tidak berhenti melihat dua titik merah berkedip di layar iPadnya. Joe telah memasangkan alat pelacak ke pakaian Bagas dan Gita agar perjalanan mereka terpantau oleh Oniel melalui iPad itu.

Kedua matanya tak beralih dari sana. Memastikan bahwa dua titik tersebut bergerak sesuai dengan kemauan nya. Posisi Gita dan Bagas terlihat sudah mengitari Danau dan memasuki Hutan.

Hari semakin gelap, Oniel kembali mengingat perlengkapan mereka sebelum berangkat tadi. Ia lega karena Bagas membawa peralatan penerangan seperti senter serta baterai, korek api dan lampu minyak.

"Mereka akan baik-baik saja, Tuan, percayalah pada mereka." Ucap Joe melihat kecemasan Oniel yang semakin besar.

Oniel mengusap wajahnya. Ia takut bahwa pencarian dua orang itu gagal dan nyawanya tidak selamat; entah meninggal karena terjatuh di jurang, atau dimakan oleh hewan buas, atau hal buruk lainnya. Pikirannya semakin bercabang, membuat Oniel terus membuang nafas dengan panjang.

"Mereka pasti akan bertemu dengan Nona Melayu. Saya yakin." Joe kembali berucap dengan kepercayaan yang penuh. Oniel mengangguk, ia percaya dengan perkataan Joe bila Bagas dan Gita akan baik-baik saja dan berhasil menemukan Melayu. Hal itu membuat Oniel mulai merasa lega, sedikit.

"Apa orang-orang itu kembali mencium pergerakan kita, Joe?" Tanya Oniel kembali menatap layar iPad. Tiba-tiba ia memikirkan orang berpakaian hitam yang sempat berusaha memantau gerak-gerik mereka sebelumnya, termasuk saat mereka mencari keberadaan Ayu di Sungai Langsa.

"Saat ini belum ada pergerakan dari mereka Tuan."

Oniel menaikan pandangan nya kepada Joe sambil mengerutkan dahi. "Justru hal itu membuat saya curiga Joe. Saya berspekulasi kalau mereka sedang membuat rencana baru."

"Saya akan pastikan kembali Tuan."

Oniel kembali membuang nafas. Mengingat terakhir kali saat ia berusaha mencari Ayu di Sungai Langsa, anak buahnya berhasil meringkus beberapa orang asing yang menguntit kegiatannya.

Oniel tahu, dalang utama tersebut akan terus berusaha menyusun strategi hingga membuatnya kewalahan. Oniel memijit pelipisnya, tak lama tersenyum sinis. Ia mengumpat pelan untuk dalang licik itu.

Ponsel Joe berdering, ia menjauh dari Oniel untuk menjawab panggilan itu. Setelah selesai Joe kembali mendekati Oniel.

"Nyonya Clara telah tiba di kediaman Tuan."

Oniel tidak menghiraukan ucapan Joe. Ia tidak peduli dengan kehadiran Clara. Yang ia peduli adalah keadaan Bagas dan Gita untuk menemukan Ayu. Itu yang terpenting saat ini.

********

Ayu bersenandung pelan sambil melipat pakaian di tepi kasur kamar. Dari jauh Arraf memperhatikan istri kecilnya yang begitu sibuk dengan pakaian itu, bahkan ia tidak sadar kalau Arraf sedang berdiri sambil bersedekap di ambang pintu.

Arraf mendengarkan suara senandung itu, meskipun suaranya tidak begitu jelas tapi Arraf menikmatinya. Seolah Ayu adalah seorang penyanyi terkenal yang memiliki suara merdu. Alunan senandung itu begitu memanjakan indera pendengarannya.

Ketika Ayu menyadari bila suaminya sedang memandanginya, Ayu memanggil Arraf sambil tersenyum. Senyuman itu menular pada Arraf.

Arraf menghampiri Ayu duduk di sisi kasur. Wanita itu memandangi wajah suaminya setelah selesai melipat pakaian berwarna coklat kayu.

Mereka saling berpandangan sambil Ayu melontarkan beberapa pertanyaan pada Arraf, namun pria itu hanya menggeleng pelan disetiap pertanyaan. Ayu mendengus kesal, ia mengerucutkan bibirnya karena Arraf hanya menggeleng tanpa berkata sedikitpun.

Lentera Kanwi (Repost)Where stories live. Discover now