39. Selubung Sendjaja

724 68 1
                                    

Arraf hanya terpaku menatap Oniel setelah mendengar semua ceritanya. Bahkan kedua kakinya serasa lemas tak bertenaga, sebelah tangannya gemetar sampai sebuah amplop coklat yang berisi beberapa lembar kertas terlepas dari pegangan Arraf.

Sebelumnya Arraf baru saja melihat lembaran berkas berupa bukti pembunuhan yang terjadi padanya di sepuluh tahun yang lalu, dan juga melihat beberapa lembar foto gambar dirinya bersama mobil yang hanyut kedalam Sungai Langsa.

Mobil itu adalah mobil pribadi Arraf yang digunakan untuk menenggelamkannya ke Sungai.

Oniel hanya memandangi Arraf yang menatapnya termangu, sebelum bergegas menuju rumah Oniel menyempatkan diri bertemu dengan agen intel yang selama ini bekerja padanya untuk kembali menggali berita kematian Arraf di sepuluh tahun yang lalu. Agen tersebut memberikan beberapa bukti yang telah ia dapatkan kepada Oniel, setelah ia melihat bukti-bukti itu Oniel mencari bukti lainnya yang telah ia dapatkan sendiri sebagai bukti tambahan. Lalu ia menggabungkan bukti tersebut sehingga berhasil Oniel pecahkan.

"Kematianmu bukanlah keinginanku, Arrafik. Saya melakukan ini semua bukan ingin membersihkan namaku padamu saja, namun saya juga ingin menguak fakta siapa yang tega melakukan ini padaku. Saya nggak mau namaku dijadikan kambing hitam terus-menerus, padahal saya tidak melakukan apapun padamu,"

"Serta saya juga ingin memperbaiki diri menjadi seorang pria yang lebih berperasaan terhadap adik kandung sendiri. Dan saya ingin menjaga keponakanku dari kejahatan Ayahku sendiri."

Semua orang yang mendengar ucapan Oniel hanya diam sembari melayangkan tatapan bingung, mereka menerka ucapan Oniel yang seolah seperti mainan puzzle.

"Kebenaran pertama yang harus kau ketahui, saya bukanlah pembunuh bayaran para pamanmu yang kau maksud. Saya memang orang jahat, tapi saya tidak pernah berpikir untuk membunuh orang. Kalau saya kekurangan uang, lebih baik saya menjual semua aset saya atau menggelapkan dana perusahaan ketimbang menjadi pembunuh bayaran."

Nafas Arraf mulai memburu, wajahnya kusut dengan maniknya hanya bergerak memandangi Oniel lalu ke tumpukan berkas yang Arraf jatuhkan ke dasar lantai marmer.

Bukti memang menunjukan bila Oniel bukanlah dalang dibalik tenggelamnya Arraf di Sungai Langsa. Saat kejadian tersebut, Oniel sedang berada di Jerman, ia baru tiba di Kota saat berita Arraf meninggal dunia dikemukakan oleh keluarga inti Arraf di siaran televisi. Di berkas tersebut Oniel menyelipkan copy tiket pesawat, dimana tanggal perjalanan menuju pulang ke Kota dilakukan ketika berita Arraf meninggal dunia sudah tersebar.

Dan ada bukti lain berupa hasil DNA dan sidik jari di beberapa barang bukti. Seperti adanya sidik jari di mobil Arraf, lalu dicocokan ke sidik jari milik Oniel. Hasil sidik jari tersebut negatif.

Lalu bukti lainnya berupa copy record percakapan dirinya dengan paman Arraf untuk membahas kontrak kerja sama dan pembelian tiga puluh persen saham Handers Group Tower. Disitu tidak ada membahas tentang pembunuhan Arraf, melainkan mereka menawarkan persenan saham perusahaan Handers Group pada dirinya.

Namun karena profit perusahaan tersebut kembali defisit, Oniel hanya berani membeli sebesar tiga puluh persen saja. Tidak lebih dan tanpa negosiasi ulang.

Bukti itu memang nyata, namun Arraf masih belum bisa percaya dengan hal itu. Lantas jika bukan Oniel, siapa lagi petinggi Sendjaja yang membunuhnya?

"Lalu kebenaran kedua adalah, saya bukanlah Ayah kandung Melayu."

"Kalau itu gue sudah tahu sejak awal." Ketus Arraf.

Oniel membalas ketus itu dengan senyuman miring.

"Dan ini kebenaran yang terakhir, tapi saya rasa kau tidak akan sanggup mendengar hal ini."

Lentera Kanwi (Repost)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora