34. Kedatangan Joe

657 73 0
                                    

Satuk berdiri memandangi Arraf yang masih terbaring di tempat tidur. Arraf sudah pingsan selama dua hari karena rasa nyeri dan sesak dada yang begitu menyiksa di tubuhnya. Tubuh pria itu kelihatan ringkih tak bertenaga, Satuk tahu bahwa dampak pasangan ter-imprint berjauhan akan menyiksa pasangan itu. Namun ia tidak menyangka kalau dampaknya bisa separah ini.

Jika Arraf seperti ini, dampaknya juga akan dialami oleh Ayu. Mengingat itu membuat Satuk merasa bersalah. Awalnya ia hanya ingin membuat Arraf jera dengan perbuatannya, ia hanya ingin pria dingin itu mengakui kesalahannya setelah mendapatkan hal setimpal atas kehancuran yang Ayu terima. Namun dugaannya salah, justru menjauhkan mereka secara tidak langsung membuat Ayu juga akan mati secara perlahan.

Satuk menghela nafas kasar sambil mengusap wajah lelahnya. Ia memaki dirinya sendiri, bahwa tindakannya sama saja dengan tindakan gegabah Arraf. Sama-sama bodoh dan menyesal di akhir perbuatan mereka.

Tiba-tiba Satuk mendengar suara kegaduhan dibawah Pondok. Sekilas ia mendengar suara Sagar yang meradang. Satuk segera keluar menghampiri suara gaduh itu. Dan tidak disangka ia melihat Sagar sedang mengacungkan senjata api kearah tiga pria berpakaian hitam.

"Joe."

Joe menoleh ke arah Satuk, begitupun orang lain yang mendengar suara Satuk yang sedang berdiri di ambang tangga.

"Kau mengenalnya Satuk?" Sagar memandang ke arah Satuk dengan tajam, lalu kembali menoleh kearah Joe dan dua rekannya dengan tatapan yang sama. Joe dengan dua orang rekannya hanya mengangkat kedua tangan mereka tanpa melakukan perlawanan sedikitpun. Satuk yakin bahwa kedatangan Joe bermaksud baik-baik.

"Mereka rekanku dari Kota, Ba. Mereka orang baik-baik, percaya padaku."

Sagar segera menurunkan senjatanya, ia percaya dengan ucapan Satuk. Denai yang sedang bersembunyi dibalik meja makan langsung bangkit saat situasi sudah aman.

"Ada perlu apa kalian datang ke sini?" Tanya Sagar pada Joe.

"Mohon maaf atas kelancangan kami, Tuan Sagar. Kami hanya ingin membawa Bagas dan Gita pulang ke Kota, lalu berpamitan kepada semua orang disini dengan baik-baik. Hanya itu saja, Tuan Sagar." Jelas Joe yang masih menaikan kedua tangannya sejajar bahu. Sagar agak terkejut mendengar Joe menyebut namanya lantang.

"Bagas dan Gita sedang menanam pohon di Hutan. Sebentar lagi mereka akan pulang." Ucap Sagar.

Joe mengangguk, kemudian ia dan dua rekannya menurunkan kedua tangan mereka.

Tak lama kemudian Gita dan Bagas tiba di Pondok bersama Mekar. Mereka terkejut melihat ada tiga orang berpakaian serba hitam berada di Pondok. Lalu Bagas dan Gita meneriaki nama Joe.

"Kemaslah barang-barang kalian sekarang. Tuan Oniel ingin kalian pulang ke Kota sekarang juga." Titah Joe pada Bagas dan Gita.

"Tapi Ayu menghilang lagi Joe. Kita belum menemukannya."

Joe menatap Satuk sambil menyatukan kedua alis, mimik wajahnya menanyakan maksud ucapan Gita padanya. Satuk bergeming menatap Joe, ia tidak bisa menceritakan kronologinya pada Joe karena takut Arraf mendengar ucapannya.

Ya, sampai saat ini Satuk belum menceritakan pada Bagas dan Gita termasuk Arraf bila Ayu sudah berada di Kota. Karena itulah juga Arraf terbaring di dalam kamar, ia masih belum bisa menemukan mantan istrinya itu.

"Lebih baik kalian ikut pulang sama Joe. Kalian terlalu lama di sini. Kalian 'kan masih punyai keluarga, pasti mereka mencemaskan kalian."

Bagas dan Gita saling menatap, lalu mereka menoleh kearah Joe dan kompak mengangguk untuk ikut pulang ke Kota bersama Joe.

Lentera Kanwi (Repost)Where stories live. Discover now