RIONEL || DUA

68.6K 3.9K 39
                                    

Fiks... Aku lanjutin nih... Mana votenya. Buru atuh.

Dan buat pembaca saya yang sudah nungguin, saya minta maaf sebesar-besarnya karena membuat kalian kecewa sekaligus menunggu lama.

Dan Author berjanji bakal up 3× satu minggu. Ditunggu selalu yah...

Love you all #myreaders


Happy reading

Elena mengusap air matanya yang tak henti-hentinya turun atas apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Di mana mahkota yang selama 17 tahun dia jaga harus direbut oleh pemuda yang tidak dia kenal sama sekali. Pemuda yang dengan seenaknya memanggilnya dengan panggilan Vee itu, menghancurkan benteng pertahanan Elena dalam sekejap.

Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah pemuda yang tertidur terlelepap di sebelahnya dengan mata yang memanas. Pemuda itu baru saja tertidur 10 menit yang lalu. Setelah dia berkehendak ke tubuh Elena selama beberapa jam terakhir itu. Elena tidak bisa memberontak karena kekuatannya tak seimbang dengan kekuatan pemuda yang di sebelahnya itu.

Bibir Elena bergetar hebat. Dia benci kehidupannya ini. Semua hancur! Entah bagaimana nantinya Elena menjalani kehidupannya yang pahit ini.

Tak ingin menangis di sana terlalu lama, Elena langsung bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi, dengan selimut yang terlilit di badannya. Serta juga dia tidak lupa mengutipi pakaiannya yang berserakan di lantai.

30 menit berlalu, Elena keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap dibadannya yang mungil. Gadis dengan wajah yang sudah memerah, mata membengkak, dan sembab, dia langsung bergegas keluar dari kamar hotel itu.

Dia berlari keluar dari sana bergegas dengan secepat mungkin agar dia sampai ke kost-nya. Elena yang sudah kacau itu berlari menerobos sunyinya gelap malam hari itu. Dia masih terisak.

Dunia seolah menertawakannya, lihatlah bintang-bintang yang gemerlap yang seolah mengejeknya. Menyindir dirinya dari kilauan sinar bintang.

Dan saat Elena berlari, tanpa sengaja dia malah terjatuh dengan lutut yang bersentuhan langsung dengan tanah membuat lutut gadis itu mengeluarkan darah segar.

"Aishhh..." Dia mendesis kesakitan dan mengibaskan tangannya ke depan lututnya itu. "Aww... Kenapa lagi ini?" Entah kepada siapa pertanyaan itu terlontar.

***

Perlahan kelopak mata Rion terbuka saat sinar matahari menyilaukan tertembus dari jendela kamarnya. Kepalanya pening hingga terasa mau pecah detik itu juga.

Tunggu dulu!

Jendela kamar?

Rion yang baru saja membuka matanya itu spontan duduk dan mengedarkan pandangannya. Menelisik setiap sudut kamarnya. Ini jelas bukan kamar Bara
Karena kamar Bara dan kamar yang dia tempati sekarang ini jelas jauh berbeda dengan kamar Bara yang pernah dia kunjungi.

"Shit!" umpat pemuda itu was-was. "Gue salah kamar lagi!"

Rion menarik rambutnya karena frustasi dan bayang-bayang kejadian semalam langsung merembes ke ingatannya begitu saja. Rion ingat! Tangisan seorang gadis, gelengan tanpa suara, satu lagi... Cakaran di setiap tubuhnya.

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now